Gaza, MINA – Setelah genosida di Jalur Gaza oleh pasukan Zionis Israel, warga Palestina tetap melaksanakan shalat Tarawih berjamaah, walapun di tengah reruntuhan masjid.
Warga tetap semangat menyambut bulan suci Ramadan dengan semangat keimanan yang tinggi, saat adzan berkumandang dari balik puing-puing bangunan. Rai Al-Youm melaporkan, Sabtu (1/3).
Masjid-masjid yang awalnya kokoh, kini telah berubah menjadi reruntuhan, terutama Masjid Jami’ Umari, yang tak luput dari pengeboman dan penghancuran.
Jamaah shalat tarawih berbaris bershaf-shaf, di belakang imam dan di atas puing-puing yang berserakan dan area yang rusak.
Baca Juga: Update Genosida di Gaza per 14 Mei 2025: 52.928 Orang Syahid
Masjid Umari merupakan salah satu masjid tertua dan termasyhur di Kota Gaza.
Masjid ini terletak di jantung kota tua dekat pasar lama. Luasnya 4.100 meter persegi, dengan halaman seluas 1.190 meter persegi.
Selama perang Israel di Jalur Gaza tahun-tahun sebelumnya, masjid ini rusak parah, dan genosida yang dilakukan oleh Tel Aviv di Gaza menghancurkannya sepenuhnya, hanya menyisakan sebagian kecilnya.
Gema suara “Allahu Akbar” dan “Laa ilaaha illallaah” menggema, di tengah puing-puing di sekitar jalan yang menjadi saksi bisu besarnya kerusakan akibat genosida di Jalur Gaza selama sekitar 15 bulan.
Baca Juga: Agresi Israel di Tulkarm Memasuki Hari ke-108
Di samping reruntuhan masjid yang dihancurkan, sebagian masyarakat menggelar sisa-sisa karpet, kain, dan tikar untuk melaksanakan shalat Tarawih berjamaah.
Usai shalat tarawih, imam shalat memimpin doa dengan mengangkat tangan, disertai isak tangis, untuk para syuhada, kesembuhan bagi yang terluka, keselamatan bagi yang masih hidup, dan agar perang tidak kembali terjadi ke Jalur Gaza.
“Ya Allah, lindungilah Gaza dan rakyatnya,” doa imam masjid, Bilal Al-Lahham.
“Kebahagiaan kami dapat melaksanakan shalat Tarawih pertama di masjid yang hancur, setelah orang dilarang shalat Ramadan lalu, karena kami waktu itu tinggal di tenda-tenda dan tempat pengungsian,” ujar Al-Lahham. []
Baca Juga: Menlu Prancis: Tak Ada yang Bisa Dikte Paris soal Pengakuan Negara Palestina
Mi’raj News Agency (MINA)