Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ramadhan di Rantau, Penuh Kerinduan akan Kampung Halaman

Redaksi Editor : Arif R - 3 menit yang lalu

3 menit yang lalu

3 Views

Mujiburrahman

BULAN Ramadhan merupakan bulan yang dinanti-nanti oleh anak-anak perantau dan pasti akan terasa berbeda dengan puasa-puasa sebelumnya. Jauh dengan keluarga dan kampung halaman pasti merupakan hal pertama yang dirasakan. Tetapi, ya ini yang membuat Saya di rantau semakin semangat menjaga kehangatan dan keberkahan berpuasa dan ibadah di bulan suci Ramadhan.

Puasa di rantau memang berbeda dengan kampungku di Aceh yang mayoritasnya muslim, di tempatku sekarang muslim dan non muslim berkumpul bersama, bermasyarakat.  Saya sering bergabung mengadakan buka puasa bersama dan berbagi makanan dan kegiatan ini juga di lakukan masyarakat non muslim. Menurutku toleransi antara sesama yang dibangun dengan kasih sayang menjadi ikatan kuat yang menjadi ikatan keluarga di bulan suci ini membuat kerinduanku untuk keluarga terobati.

Banyak orang-orang menanyakan bagaimana sih mengatasi kerinduan kepada keluarga saat di kampung orang, ya kerinduan kepada keluarga saat di rantau memang tidak bisa dipungkiri dan dihindari. Salah satu cara aku mengatasinya ya dengan menelpon menanyai bagaimana kabar di sana ya juga sempatin berdoa untuk keluarga di sana terutama orang tua apalagi sekarang orangtuaku cuman tinggal ibu seorang.

Bapak sudah lama meninggal semenjak umur ku 4,5 tahun rasa rindu ke mereka pasti sangat kuat. Tapi alhamdulillah dengan tujuan dan niat, aku merantau membuat tekad aku tetap kuat saat menghadapi rindu pada saat Ramadhan tiba.

Baca Juga: Kenangan Manis Ramadhan: Dari Beban Ekonomi Hingga Ketenangan Itikaf

Ramadhan juga memberikan keberkahan untuk kita semua terutama dalam ibadah allah langsung yang membalaskan imbalan nya tanpa perantara. Di bulan Ramadhan tahun ini Alhamdulillah shalat lima waktu dan baca Al-Quran masih terjaga yang masih renggang itu shalat tarawih, dan Saya juga mulai menyadari kebaikan sekecil apa pun di bulan Ramadhan pasti Allah hitung menjadi ibadah seperti saling berbagi dengan teman-teman dan tetangga di rantau.

Saya juga mencoba membantu berbaur dan membantu warga sekitar pada saat gotong royong persiapan buka puasa bersama di mushalla dan ternyata itu memberikan kebahagiaan sendiri buat diriku.

Ramadhan di rantau memang penuh tantangan, tetapi juga penuh pelajaran. Di situ Saya juga belajar kemandirian, dan lebih bersyukur dan peduli dengan terhadap sesama. Walaupun jarak keluarga jauh, aku tetap bisa menjalani ibadah puasa dengan penuh iklhas dan berkah.

Semoga Allah selalu meberikan kemudahan dan keberkahan bagi kita semua yang menjalani ibadah puasa, di mana pun kita berada. Selamat Menunaikan Ibadah Puasa Ramadhan 1446 H. [Mujiburrahman]

Baca Juga: Telat Sahur Ramadhan Tahun Lalu, Semoga tak Terulang

Rekomendasi untuk Anda