Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rami Hamdalah: Kabinet Palestina siap Mundur Demi Pemerintah Persatuan

Rana Setiawan - Kamis, 11 Februari 2016 - 07:15 WIB

Kamis, 11 Februari 2016 - 07:15 WIB

507 Views

Foto: Istimewa
Perdana Menteri pemerinathan persatuan <a href=

Palestina, Rami Hamdallah. (Foto: dok. MEMO)" width="618" height="412" /> Perdana Menteri pemerinathan persatuan Palestina, Rami Hamdallah. (Foto: dok. MEMO)

Ramallah, 2 Jumadil Awwal 1437/10 Februari 2016 (MINA) – Perdana Menteri Palestina Rami Hamdallah menegaskan, pemerintahnya siap mengundurkan diri dalam rangka mendukung pembentukan pemerintah persatuan setelah dua faksi mencapai kesepakatan.

Dalam rapat kabinet pekanan yang diadakan pada Selasa (9/2) waktu setempat, Hamdallah menyatakan harapannya untuk melihat upaya yang diberikan guna mencapai rekonsiliasi dengan sukses. Demikian WAFA memberitakan yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Dia menggarisbawahi bahwa pemerintahnya akan menawarkan dukungan utama untuk mewujudkan pemerintah persatuan nasional.

Sementara itu, Hamdallah mengatakan pemerintahnya akan terus menganggap semua tugasnya sampai pemerintah baru terbentuk.

Baca Juga: Roket Hezbollah Hujani Tel Aviv, Warga Penjajah Panik Berlarian

Pernyataan Hamdallah muncul setelah para pejabat Fatah dan Hamas mengadakan pertemuan terpisah di Doha, Qatar, pada Ahad dan Senin (7-8 Februari 2016) membahas upaya untuk memulai kembali rekonsiliasi nasional yang telah lama ditunggu-tunggu.

Pertemuan yang disponsori Qatar, diketuai Kepala Biro Politik Hamas Khaled Meshal dan pejabat Fatah yang bertanggung jawab atas pembicaraan rekonsiliasi Azzam Al-Ahmad. Mereka membahas cara-cara untuk membantu menciptakan sebuah “persepsi praktis” pada pencapaian rekonsiliasi nasional dalam spesifik dan tenggat waktu yang disepakati.

Meskipun kedua belah pihak setuju pada pemerintah konsensus nasional pada April 2014, keduanya tetap berselisih mengenai beberapa isu, termasuk gaji karyawan pasca- pemerintah Hamas di Gaza, pengaturan keamanan, dan perbatasan Rafah di perbatasan Gaza-Mesir.(T/R05/P001)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Sebanyak 1.000 Dokter dan Perawat Gugur akibat Agresi Israel di Gaza

 

Rekomendasi untuk Anda