Rana Setiawan: Umat Islam Perlu Menata Ulang Lingkungan Hidup

Jakarta, MINA – Chief Reporter Kantor Berita Islam MINA Rana Setiawan mengatakan, ummat Muslim perlu melakukan rekonstruksi ulang pemikirannya dalam menata , karena pentingnya  lingkungan hidup dalam pandangan Islam.

“Ini juga menjadi bahan untuk membimbing moral untuk melestarikan alam. Alam dan manusia adalah sebuah kesatuan yang dikemas dengan agama maka hubungan manusia dan alam harus lebih dekat lagi,” ucap Rana Setiawan saat mengisi Forum Diskusi Online ecoRamadhan dengan tema “Ecopedia: Pemuliaan Lingkungan Hidup dalam Khazanah Intelektual Islam,” Sabtu (23/5).

Acara ini digagas oleh Lembaga Pemulian Lingkungan Hidup dan Sumberdaya Alam Majelis Ulama Indonesia (LPLH MUI) yang fokus menjadi penggerak lingkungan hidup, yang disiarkan melalui online dalam channel youtube.

Menurut Rana, landasan yang berkenaan dengan lingkungan hidup dalam surah Al-‘Araf ayat 56 dan masih banyak ayat-lainnya.

Dari penggalan tafsir ayat di atas adalah jangan kamu sekalian wahai manusia membuat kerusakan di bumi.

Rana menjelaskan, yang dimaksud berbuat kerusakan adalah membunuh hewan-hewan dan menebang pepohonan serta mengeringkan sungai-sungai serta mengakibatkan banjir.

“Bisa kita lihat bagaimana kegagalan manusia dalam menjaga dan merawat lingkungan hidup dan kemanfaatan sumberdaya alam yang pastinya akan menyebabkan kerusakan sistem Ecology,” tambahnya.

Melalui virus baru yang sudah kita rasakan yaitu Covid-19. Covid-19 yang bisa dibilang baru ternyata ada hubungannya dengan lingkungan hidup.

Kondisi sekarang badan WHO melaporkan positif dari Covid-19 ini sudah mendekati lima juta orang atau sekitar 4.995.996 pasien. Sementara itu di Indonesia sendiri sudah mencapai 20.796 positif bahkan satu hari kemarin pada Jumat (22/5) sempat mengalami lonjakan yang tinggi.

“Kita tahu bahwa virus tersebut 60 persen muncul dari zoonosis yang berasal dari hewan dan lebih dari 2/3 persen itu adalah satwa liar,” katanya.

Pandemi Covid-19 ini tentunya melanda dunia ini terutama yang pada saat ini masih pada bulan Ramadhan yang insya Allah akan berakhir kurang satu hari lagi.

“Berbeda dengan tahun sebelumnya Ramadhan dilakukan selalu berjamaah di masjid, mulai dari berbuka, sahur, salat tarawih dan lain sebagainya, tapi sekarang harus dilaksanakan di rumah atau disebut Work From Home karena di tengah merebaknya virus tersebut,” ucap Rana.

“Semoga virus tersebut segera sirna dan kita bisa melaksanakan aktivitas seperti biasanya,” harapnya. (L/R8/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.