Bogor, MINA – Rangkaian Tabligh Akbar dan Festival Sya’ban 1444 menghadirkan Bedah Buku “Membaca Protocol of Zion, Blueprint Zionis Untuk Menguasai Dunia” karya Imaam Yakhsyallah Mansur, di Masjid At-Takwa Ponpes Al-Fatah Pasirangin, Cileungsi, Bogor, Jabar, Jumat malam (17/3/2023).
Dalam presentasinya, Imaam Yakhsyallah Mansur mengatakan, dalam menulis buku ini, hampir tidak bisa menyelesaikan karena isi tulisan susah.
“Maka, saya minta pertimbangan kepada wartawan senior Kantor Berita Antara, Aat Surya Syafaat. Beliau mengatakan kalau buku makin bermutu, memang makin berat menulisnya,” kata Imaam Yakhsyallah, yang juga Duta Al-Quds Internasional.
Imaam Yakhsyallah menuturkan, dalam perjalanannya dari Semarang menuju ke Cileungsi, Bogor, di kereta api terus berpikir, kemudian dia mengirim gambar ilustrasi ke Aat.
Baca Juga: Embassy Gathering Jadi Ajang Silaturahim Komunitas Diplomatik Indonesia
“Kemudian saya didorong beliau, untuk meneruskan menyelesaikan buku ini. Selanjutnya, saya berencana akan menulis tentang Holokaus, dikenal pula sebagai Shoah, adalah genosida terhadap kira-kira enam juta penganut Yahudi Eropa selama Perang Dunia II,” ujarnya.
“Holokaus antara ada atau tiada, ini juga kontroversi juga, hampir seperti buku yang saya tulis, sebenarnya protokol zionis itu ada atau tidak sih,” tanyanya.
Dia menjelaskan, orang-orang Yahudi mengatakan juga pendukungnya, bahwa holokaus itu sampai sekarang tidak ada. Itu hanya tuduhan kepada orang Yahudi, orang Yahudi juga tidak pernah menulis protokol, dan itu untuk membela diri.
“Apa yang ada di Protokol Zionis itu, bukan tulisan orang Yahudi, orang Yahudi katanya tidak sejahat itu, justru ingin saya buktikan dalam buku ini, bahwasan Protokol Zionis itu ada,” imbuhnya.
Baca Juga: Prabowo Klaim Raih Komitmen Investasi $8,5 Miliar dari Inggris
Lanjut katanya, sejarah Rusia telah mencatat bahwa tahun 1917 menjadi bukti kuat bahwa Protokol Zionis itu asli.
Di dalam Prorokol of Zion dijelaskan, kaum Yahudi tidak mau berteman dengan selainnya, menganggap negatif umat Islam, tetapi mengapa malah ada di antara umat Islam malah berteman dengan mereka, malah menyodor-nyodorkan diri.
Ia menjelaskan, Protokol itu sebuah perencanaan dari seseorang atau suatu lembaga untuk mencapai tujuan dengan tahapan-tahapan yang pasti, lebih matang dari rencana.
“Maka sungguh sangat disayangkan, apabila umat Islam tidak punya perencanaan menghadapi mereka,” ujarnya, dalam bukunya yang ke-17 tersebut.
Baca Juga: Fun Run Solidarity For Palestine Bukti Dukungan Indonesia kepada Palestina
“Yang membuat saya prihatin, umat Islam sama sekali tidak punya perhatian terhadap langkah-langkah yang dibuat orang-orang Yahudi, ini yang menyedihkan,” lanjut Pembina Aqsa Working Group (AWG) tersebut.
Ini termasuk perhelatan Piala Dunia U-20 di Indonesia, “ada hidden agenda, agenda besar di dalamnya, bukan sekedar sepakbola.”
Termasuk langkah Protokol Zionis adalah mengalihkan perhatian masyarakat melalui dunia hiburan, seni dan olahraga. “Termasuk acara-acara televisi isiinya ya itu semua”, lanjutnya.
Terkait dengan penerbitan buku, Imaam Yakhsyallah sangat mengapresiasi jika ada penulis-penulis muda yang mau menulis. “Saya senang kalau ada generasi muda menulis, jadilah Penulis,” ujarnya.
Baca Juga: KNEKS Kolaborasi ToT Khatib Jumat se-Jawa Barat dengan Sejumlah Lembaga
Penting Sebagai Rujukan
Ustadz Ahmad Sholeh,MA, Duta Al-Quds, dalam pembahasannya mengatakan, sumber pembentuk karakter Yahudi itu berasal dari Taurat yang sudah diubah, Talmud dan Protokol Zionis.
“Kebiasaan orang Yahudi memang membuat orang lain ragu, dan mereka tidak rela dengan umat Islam, sebagaimana dijelaskan pada Surat Al-Baqarah ayat 120,” lanjut Ketua STAI Al-Fatah Bogor tersebut.
Ia menambahkan, buku tersebut mengingatkan para pembaca agar melakukan research holistic (penelitian kemasadepanan) yang integral.
Baca Juga: [BEDAH BERITA MINA] ICC Perintahkan Tangkap Netanyahu dan Gallant, Akankah Terwujud?
“Buku ini juga mengingatkan kita agar berpikir kritis dengan menggunakan akal sehat, karena itu buku ini penting sebagai rujukan,” imbuhnya.
Ia menyarankan, agar diberikan footnote pada bagian-bagian tertentu sebagai referensi jalur untuk penelusuran lebih lanjut.
Buku “Protocol of Zion, Blueprint Zionis Untuk Menguasai Dunia”, merupakan terjemahan dari Indriani Grantika dari karya Sergei A. Nilus yang berbahasa Rusia serta diterjemahkan oleh Victor E. Marsden.
Menurut Victor Marsden, buku “Protokol Zionis” itu menjadi buku kontroversial terlaris di antara buku-buku politik yang diterbitkan abad ini. Sejak kemunculannya yang pertama kali di tengah masyarakat tahun 1919, buku tersebut telah diterjemahkan dalam berbagai bahasa, dan dalam edisi bahasa Inggris saja telah terjual lebih dari satu juta eksemplar. (L/R4/P2/RS2)
Baca Juga: Cuaca Jakarta Berawan Tebal Jumat Ini, Sebagian Hujan
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Kemenag Kerahkan 50 Ribu Penyuluh Agama untuk Cegah Judi Online