Jakarta, 5 Rabi’ul Awwal 1436/27 Desember 2014 (MINA) – Yayasan Silaturahim yang menaungi Radio dan Televisi Rasil mengadakan tabligh akbar di Masjid At-Tin, Sabtu, di hadiri ribuan jamaah pendengar setianya.
Dalam Tabligh Akbar yang bertemakan Merajut Persatuan Ummat itu, para pembicara menekankan isu-isu penting seputar kesatuan umat yang harus kembali mencontoh kehidupan Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasalam beserta para sahabatnya.
“Sudah semestinya kita kembali bersatu, memajukan persatuan dan mengesampingkan perbedaan,” kata pembina Rasil Habib Husein Alattas dalam kesempatan tausiahnya.
beragam mubaligh hadir dalam kegiatan yang juga diisi dengan pameran buku Rasil serta pameran foto ekslusif MINA hasil jepretan para reporternya di Timur tengah seperti Gaza, Palestina.
Baca Juga: Syaikh El-Awaisi: Menyebut-Nyebut Baitul Maqdis Sebagai Tanda Cinta Terhadap Rasulullah
Ketua Yayasan, Farid Talib, mewakili presidium lembaga kemanusiaan Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) menyatakan terimakasih kepada para jamaah dan pendengar setia Rasil yang hadir, serta telah turut membantu dalam pembangunan Rumah Sakit Indonesia di Gaza.
“Alhamdulillah saat ini kita sudah memiliki Rasil TV dan di bidang pendidikan kita mendirikan sekolah Islam terpadu Insan Mandiri,” ujar Farid.
Dalam acara tersebut, Ali Farkhan Tsani selaku redaktur MINA memaparkan kepada para pendengar visi misi dibentuknya kantor berita MINA sebagai kantor berita Islam yang fokus sebagai penyebar rahmat lil alamin, bukan hanya itu, MINA memiliki visi sebagai penyeimbang pemberitaan barat yang kerap bias tentang Islam.
Sementara itu, mantan pemain musik metal yang saat ini telah menjadi pengisi Radio Rasil, Ustad Derri Sulaiman juga mengatakan kita adalah manusia terbaik yang Allah kirimkan ke muka bumi ini, tugas kita adalah berdakwah untuk saling mengisi dan membantu satu sama lain.
Baca Juga: AWG: Daurah Baitul Maqdis, Jadi Titik Balik Radikal untuk Perjuangan Umat Islam
Ustad Samsul Nababan adalah seorang mantan penginjil, pada kesempatan yang sama juga menegaskan bahwa toleransi dalam Islam ada batasnya ketika hal itu bersifat hubungan seperti masalah aqidah, lebih tepatnya masalah kristenisasi yang kian marak saat ini.
Selanjutnya Farid mengatakan, Semoga kita yang hadir saat ini dapat menambah wawasan dan menigkatkan iman dan taqwa serta menjadi hamba Allah yang gemar ke masjid.
Dalam acara ini jamaah yang hadir dari berbagai daerah, mulai dari Sumatera, Kalimantan, Jabodetabek dan sekitarnya.(L/P007/P004/R11)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: [WAWANCARA EKSKLUSIF] Ketua Pusat Kebudayaan Al-Quds Apresiasi Bulan Solidaritas Palestina