Semakin tinggi pohon, maka semakin kencang angin menerpa. Mungkin pribahasa inilah yang pas untuk mengungkapkan perjalanan panjang dakwah media Radio Silaturahim (Rasil).
Tepat pada Rabu (9/9), radio yang mengudara di gelombang Am 720 khz genap menginjak usia 6 (enam) tahun. Seiring berjalannya waktu, di usianya yang belia namun semakin hari terus tumbuh tersebut, radio ini menghadapi alang dan rintang yang menjadi bumbu pelengkap perjalanannya.
Fitnah kian merajalela saat kalimah Allah yang didengungkan semakin diminati. Bak hujan yang datang di musim kemarau yang berkepanjangan, radio dakwah beralamat di Jalan Kalimanggis, Cibubur itu memiliki jutaan pendengar dari berbagai penjuru.
Fitnah Media pro Syiah?
Baca Juga: Pemuda dan Jihad Digital: Membela Baitul Maqdis di Dunia Maya
Begitulah orang-orang yang memiliki penyakit hati menyebutnya. Bagaimana tidak, media yang hanya berdasarkan “katanya” itu tanpa ada konfirmasi dan maksud yang baik menyebarkan isu dan tuduhan yang memecah belah umat.
“Menjadi sangat tidak penting dalam menanggapinya, karena dari merekanya tidak ingin tabayyun,” kata humas Rasil, Geisz Chalifah.
Ironisnya, fitnah-fitnah tersebut datang dari saudara sesama Muslim yang seharusnya saling membantu dalam mendakwahkan Islam. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:
سِبَابُ الْمُسْلِمِ فُسُوقٌ ، وَقِتَالُهُ كُفْرٌ
Baca Juga: Jejak Kesadisan Zionis Israel Ada pada Jenazah-Jenazah Palestina yang Dipulangkan
“Mencela seorang muslim adalah kefasikan, dan membunuhnya adalah kekufuran.” (HR Bukhari Muslim)
Sementara itu, dalam hadist yang diriwayatkan oleh Bukhari, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:
لاَ يَرْمِي رَجُلٌ رَجُلاً بِالفِسْقِ أَوِ الكُفْرِ ، إِلاَّ ارْتَدَّتْ عَلَيْهِ ، إنْ لَمْ يَكُنْ صَاحِبُهُ كذَلِكَ
“Tidaklah seseorang menuduh orang lain dengan kefasikan atau kekufuran, melainkan akan kembali kepadanya tuduhan tersebut jika yang dituduhnya tidak demikian.” (HR Bukhari)
Baca Juga: Membaca Teori Lingkaran Keberkahan Baitul Maqdis
Fitnah tersebut juga menjadi bukti bahwa musuh Allah, hingga kini masih terus menginginkan kita untuk tidak bersatu, berjamaah yang dipimpin oleh seorang Imaam sebagai penanggung jawab dan saksi kelak.
Islam yang Satu
Demikianlah, motto dari radio yang memiliki visi-misi sebagai media dakwah untuk menegakkan kalimah Allah dan memelihara silaturrahim serta mempererat ukhuwah Islamiyah tanpa melihat kelompok, golongan, sekte dan mazhab.
Perbedaan sudut pandang adalah anugerah Allah Subhana Wa Ta’ala yang patut kita syukuri, bukan untuk menjadi pertentangan. Namun, sayangnya perbedaan itu yang kini dijadikan senjata untuk menghancurkan sesama Muslim hanya karena berbeda dalam hal khilafiyah, beda mazhab, dan lain sebagainya.
Baca Juga: Dua Tahun Serangan Israel di Gaza: Genosida Layanan Kesehatan
Padahal jika perbedaan dan kekurangan ini disikapi dengan bijak akan menjadi rahmat. Perbedaan itu justru akan menjadi potensi yang akan menjadi sebuah kekuatan besar bagi kaum Muslimin.
“Banyak potensi dan kemampuan yang dimiliki umat Islam sebenarnya yang hingga saat ini terpecah-pecah, Rasil hadir untuk menyatukan potensi dan kekuatan itu,” tambah Geizh.
Sejatinya jika panduannya adalah Al-Quran dan As-Sunah yang Rasulullah sebutkan dalam dakwahnya maka tidak ada yang harus diperselisihkan.
Dalam dakwahnya, radio yang banyak digawangi para ustadz dari pondok pesantren Al Fatah itu senantiasa menyuarakan persatuan Muslimin mengikuti jejak Khulafaur Rasyidin Almahdiyyin.
Baca Juga: Mundur Bukan Strategi — Ini Pengakuan Kalah Telak Israel
Umat Islam harus bersatu dalam satu wadah kepemimpinan, satu imaam, sehingga mereka terorganisir dengan baik. Jika Muslimin dapat bersatu, maka mereka akan memiliki kewibawaan dimata orang-orang kafir. Muslimin yang teraniayan di berbagai belahan dunia dapat ditolong, jika kita mau bersatu.
Terus Berdakwah
Aktivis Kemanusiaan MER-C dalam wawancaranya kepada Mi’raj Islamic News agency (MINA) mengatakan latar belakang dari berdirinya sangat sederhana, berbekal dari sebuah ide dari mantan penyiar dan beberapa temannya yang memiliki keinginan menyampaikan Islam dengan dakwah yang pada akhirnya berkembang pesat.
“Awalnya sederhana, dan kami tidak menyangka akan berkembang seperti ini, ini benar rahmat Allah saja,” tuturnya.
Baca Juga: Menanti Sikap Indonesia terhadap Rencana Kehadiran Atlet Israel
Bertambahnya usia dan banyaknya dukungan masyarakat, tidak lantas membuat Rasil sombong dan angkuh. Media yang bermitra dengan delapan organisasi dan lembaga Islam lainnya, seperti MINA, Ponpes Al-Fatah, Al-Azhar, al-Irsyad dan lain sebagainya menyadari sekali kekurangan yang dimilikinya. Bak pribahasa yang mengatakan tak ada gading yang tak retak, mungkin itulah semboyan yang pas untuknya.
Geisz mengatakan Rasil dalam setahun kedepan akan lebih meningkatkan siaran dengan konten yang lebih mencerahkan, menambah wawasan dan pengetahuan umat.
Banyaknya cibiran dan isu miring tentang Rasil tak menyurutkan semangatnya dalam mendakwahkan kalimah Allah. Rencananya Rasil akan membuka beberapa cabang di seluruh Indonesia.
“Banyak permintaan dari para pendengar, setidaknya kami sudah mengantongi 20 nama kota,” jelasnya.
Baca Juga: Rahasia Doa Rizki Halal dan Berkah, Mendapatkan Rezeki Tanpa Beban Berat
Lebih lanjut dia mengatakan, pengembangan sayap Rasil kepenjuru negeri bukan semata karena keinginan Rasil, tapi karena permintaan dari para pendengar yang dengan antusias menawarkan segala fasilitas dari area, tempat (bangunan) dan lain sebagainya agar Rasil bisa mengudara di wilayah mereka.
Tidak hanya itu, Geiz mengatakan pengembangan dalam bentuk kegiatan sosialpun akan dilakukan, termasuk mendirikan pusat kesehatan di Myanmar dan Afghanistan, bekerja sama dengan Mer-C.
“Alhamdulillah, di Myanmar sudah sampai tahap pembebasan tanah,” tutupnya.(L/P004/R03)
Baca Juga: Negara Adidaya Lumpuh: Amerika Serikat Resmi Shutdown, Rakyat Terjerat Ketidakpastian
Mi’raj Islamic News agency (MINA)
Baca Juga: Bantuan Udara adalah Rudal Jenis Baru
















Mina Indonesia
Mina Arabic