Ratusan Akademisi dan Seniman Australia Kecam Rencana Aneksasi Israel

Canberra, MINA – Ratusan akademisi, penulis, dan kreator mengecam rencana untuk menganeksasi sebagian besar Tepi Barat yang diduduki.

Hingga saat ini, 769 orang telah menandatangani surat terbuka yang mengutuk pemerintah Australia karena “keterlibatannya dalam memungkinkan negara Israel untuk menekan aspirasi rakyat Palestina menentukan nasib sendiri.”

Bulan lalu, Australia adalah satu dari hanya dua negara yang memberikan suara menentang resolusi Dewan Hak Asasi Manusia PBB yang mengutuk rencana Israel atas bagian-bagian Tepi Barat.

Surat dengan kata-kata yang keras itu menyerukan kepada pemerintah Australia untuk “secara terbuka menentang rencana aneksasi pemerintah Israel.”

Di antara para penandatangan surat adalah komedian Aamer Rahman, penyair Omar Sakr, aktivis Khadija Gbla, artis hip-hop L-FRESH The LION, sutradara Partho Sen-Gupta, penulis Randa Abdel-Fattah dan Elias Jahshan.

Jahshan dan Abdel-Fattah adalah kontributor The New Arab.

“Rencana aneksasi Israel akan memperkuat realitas apartheid yang saat ini ada,” tulis surat itu.

Surat itu mengatakan, negara Israel, “diciptakan di tanah curian”, telah membuat warga Palestina disita tanahnya, mengalami pembersihan etnis, pemindahan penduduk secara paksa, penghancuran rumah, kekerasan pemukim, pembatasan ketat dan diskriminatif atas hak mereka untuk kebebasan bergerak, penggunaan kekuatan yang berlebihan, penyiksaan, dan sistem hukum rasis.

“Dari Minneapolis hingga Yerusalem hingga tanah Gadigal (penduduk asli Australia), semua lokasi kekerasan yang disahkan negara baru-baru ini, kami menegaskan solidaritas yang sedang berlangsung dan bersejarah antara berbagai gerakan melawan kekerasan negara yang sistemik dan dilembagakan, penindasan sistemik, dan kebrutalan,” tambah surat itu. (T/RI-1/RS2)

Mi’raj News Agency (MINA)