
Benjamin Netanyahu
mengenai Rancangan Undang-Undang (RUU) kontroversial mengabadikan status Israel sebagai tanah air nasional Yahudi (foto: Reuters)" width="366" height="206" /> Ratusan anggota oposisi Israel menunjukan aksi protes terhadap keputusan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengenai Rancangan Undang-Undang (RUU) kontroversial mengabadikan status Israel sebagai tanah air nasional Yahudi (foto: Reuters)Al-Quds, 7 Safar 1436/30 November 2014 (MINA) – Ratusan anggota partai-partai oposisi Parlemen Israel bersama ratusan demonstran, melakukan aksi menolak RUU kontroversial yang diajukan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, yang menyatakan Israel sebagai negara Yahudi.
Aksi ini diselenggarakan oleh Peace Now pada Sabtu (29/11) malam di dekat kediaman Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Al-Arabiya melaporkan dan dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Ahad.
Peace Now mengatakan,“Aksi ini memberi kesempatan suara demokratis terhadap RUU yang mewujudkan nasionalisme, rasisme dan agresi yang mengancam merusak negara kita.”
Knesset/Parlemen Israel pekan lalu gagal mengadakan pemungutan suara untuk menentukan nasib RUU ini dan kemudian ditunda pekan ini.
Baca Juga: AS Tingkatkan Serangan terhadap Cabang Al-Qaeda Hurrasud-Din
Ketika demonstrasi sedang berlangsung, polisi mengatakan, sebagian demonstran membakar sebuah sekolah Arab-Yahudi di Al-Quds dan menuliskan slogan anti-Arab rasis pada dinding-dindingnya.
“Kami akan membebaskan anda dari segala bentuk rasis, ekstrimis dan rezim yang menghasut,” kata Tamar Zandberg dari partai oposisi Meretz mengatakan pada para demonstran. RUU itu dinilai bersifat rasis, ekstrimis, tak demokratis, melanggar HAM karena hanya mengistimewakan kaum Yahudi.
Dia mengatakan, RUU baru yang didukung oleh kabinet pada hari Ahad (23/11) lalu akan menghilangkan demokrasi dan melembagakan diskriminasi terhadap minoritas, termasuk Arab.
Sementara Netanyahu menegaskan, RUU itu akan menyeimbangkan karakteristik Yahudi dan sistem demokratis Israel.
Baca Juga: Mesir akan Jadi Tuan Rumah KTT Arab tentang Rekonstruksi Gaza
Para pengunjuk rasa memegang poster bertuliskan,”Kami tidak akan membiarkan anda merusak negara dan hukum negara-bangsa”
Sementara petugas pemadam kebakaran memadamkan api di sekolah, tidak jauh dari kediaman Netanyahu.
Slogan-slogan seperti,”kematian bagi orang Arab” dan “tidak ada koeksistensi dengan kanker” telah terpampang di dinding sekolah Arab-Yahudi.
Menteri Pendidikan Israel, Shai Piron menggambarkan demontrasi tersebut sebagai tindak kekerasan dan insiden tercela yang dapat merusak fondasi demokrasi Israel.
Baca Juga: Turki Renovasi Bandara Internasional Damaskus yang Rusak Imbas Perang Saudara
“Ini adalah penghinaan serius terhadap struktur hubungan Yahudi-Arab,” katanya.
Sementara itu, Walikota Al-Quds, Nir Barkat mengatakan,”Kami tidak akan membiarkan tindakan rasis dan radikal mengganggu ketertiban umum.”
“Kami akan terus mengecam ekstrimis dan melakukan segala sesuatu yang diperlukan untuk memulihkan keamanan,” katanya.
Sekolah telah ditargetkan menjadi obyek grafiti rasis beberapa waktu lalu selama agresi Israel terhadap kota Gaza.
Baca Juga: Arab Saudi Siap Jadi Tuan Rumah Pertemuan Trump-Putin
Sebelumnya, Mantan Presiden Israel, Shimon Peres mengecam RUU Yahudi yang diajukan Netanyahu dan menyebut Netanyahu telah gagal memimpin Israel. (T/P011/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Erdogan: Tidak Ada Kekuatan yang Dapat Paksa Warga Palestina Keluar dari Tanah Airnya