Roma, 21 Rabi’ul Akhir 1436/11 Februari 2015 (MINA) – Juru Bicara U.N. High Commissioner for Refugees (UNHCR) di Italia, Carlotta Sami mengatakan setidaknya 203 orang diduga tenggelam setelah dua perahu karet yang membawa mereka menyeberangi Laut Mediterania tenggelam.
Carlotta Sami mengatakan di Twitter pada Rabu (10/2), sembilan korban berhasil mencapai pulau Lampedusa, terletak di selatan Sisilia dan dekat ke Libya, setelah menghabiskan empat hari empat malam di laut, Anadolu Agency melaporkan yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
“Tragedi itu mengerikan dan sangat besar. Sembilan selamat setelah empat hari di laut, 203 lainnya ditelan ombak,” tulis Sami dalam serangkaian tweet.
Menurut Organisasi Internasional untuk Migrasi (IMO), kedua perahu karet yang terbalik dalam tragedi tersebut meninggalkan pantai Libya pada Sabtu (7/2) dan diyakini masing-masing membawa lebih 100 orang Afrika yang berusaha mencapai Italia.
Baca Juga: Putin Punya Kebijakan Baru, Hapus Utang Warganya yang Ikut Perang
“Korban (selamat) mengatakan ada perahu karet lain bersama mereka dan mengatakan apa yang terjadi pada orang-orang di perahu lainnya,” tulis Sami.
“Mereka melewati hari-hari di laut dengan ketakutan. Mereka kehilangan ratusan teman,” katanya.
Sebelumnya, 20 dari 100 migran asal Libya yang diselamatkan di laut Mediterania oleh penjaga pantai Italia pada Ahad malam. Mereka kemudian meninggal karena hipotermia (kedinginan), petugas medis mengatakan Senin (9/2).
“Banyak yang meninggal, yang pasti setidaknya 20 orang,” kata seorang dokter di sebuah pusat perawatan darurat di pulau Lampedusa.
Baca Juga: Badai Salju Terjang Eropa Barat
Media Italia menyebutkan korban meninggal antara 25-29 orang, Naharnet melaporkan.
Lembaga Dewan Pengungsi di Inggris melaporkan pada akhir tahun lalu, lebih dari 3.400 orang telah meninggal ketika mencoba menyeberang ke Eropa melalui laut pada 2014, dan 150.000 diselamatkan oleh Angkatan Laut Italia. (T/P001/R03)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu dan Gallant