Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ratusan Non Muslim Hadiri Open House di Masjid AS

Rudi Hendrik - Ahad, 9 April 2017 - 12:17 WIB

Ahad, 9 April 2017 - 12:17 WIB

274 Views

muslim-as.jpg" alt="" width="650" height="366" /> Salah satu pengunjung open house saat mencoba memakai jilbab di pusat Islam Al-Masjid, Carolina Utara, AS. Foto: wnct.com

Carolina Utara, 12 Rajab 1438/9 April 2017 (MINA) – Lebih dari seratus warga non Muslim AS berkumpul di pusat Islam Al-Masjid, Carolina Utara, untuk melihat lebih dekat kehidupan Muslim di sana.

Kegiatan tepatnya diselenggarakan di kota Greenville dengan mengambil tema, “Bertemu Dengan Tetangga Muslim Anda,” lapor media lokal wnct.com.

“Kadang-kadang orang mengkritik kami karena mereka tidak mengerti agama ini, dan beberapa orang menyebut kami teroris karena mereka tidak tahu sepenuhnya agama kami,” kata seorang staf Al-Masjid Abdal Rahnan.

Beberapa yang hadir terlihat bersemangat, sementara lainnya terlihat ragu, namun kebanyakan nampaknya penasaran dan ingin tahu tentang agama Islam.

Baca Juga: Presiden Venezuela: Bungkamnya PBB terhadap Gaza adalah Konspirasi dan Pengecut

Tapi tidak semua orang berpikiran terbuka, ungkap salah satu pengunjung. “Teman saya menyuruh saya hati-hati datang kesini, karena dia bilang mungkin akan membahayakan saya. Saya terkejut dia menilai begitu,” ungkap Jean Fitzpatrick warga lokal Greenville.

Jean malah merasa berterima kasih karena setelah menghadiri open house itu dirinya merasa lebih memahami Islam dan juga Muslim yang kadang ia lihat di lingkungannya.

“Saya tidak tahu apa-apa tentang agama Islam dan tidak tahu perbedaan antara Islam dan Muslim, jadi ini hal yang berarti untuk saya pelajari, apalagi mereka yang menawarkan. Dan ini pengalaman yang bagus,” tambahnya.

Juru bicara kegiatan, Samar Badwan, mengatakan open house dibuat untuk meredakan kesalahpahaman terhadap Islam yang selama ini menjadi stereotip di negara itu, terlebih ketika kesalahpahaman dibesar-besarkan presiden terpilih AS Donald Trump.

Baca Juga: Protes Agresi Israel di Gaza, Mahasiswa Tutup Perpustakaan Universitas New York

“Seorang Muslim mewakili seluruh kelompok Muslim, sebagaiman seorang Kristen. Ini bukan tentang siapa kita atau siapa mereka. Kamu tidak bisa menilai dari kelompoknya tapi dari individunya,” katanya.

Seorang staf lainnya, Rahnan, mengaku sedih melihat betapa kejamnya dunia saat ini, oleh karenanya dia berharap memahami orang lain lebih baik akan jadi solusi.

“Kita semua harus memperlakukan orang sama bahkan jika Anda Yahudi, Muslim, lainnya. Kita semua harus memperlakukan semua orang sama rata,” kata Rahnan.(T/RE1/RS1)

 

Baca Juga: AS Pertimbangkan Hapus HTS dari Daftar Teroris

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
MINA Preneur
Kolom