Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ratusan Pengunjuk Rasa Pakistan Bakar Patung Presiden Prancis

Rudi Hendrik - Senin, 2 November 2020 - 08:16 WIB

Senin, 2 November 2020 - 08:16 WIB

6 Views

Islamabad, MINA – Ratusan pengunjuk rasa di Pakistan membakar patung Presiden Prancis Emmanuel Macron dan meneriakkan slogan anti-Prancis, ketika Presiden Emmanuel Macron mencoba mengirim pesan pengertian kepada Muslim di seluruh dunia.

Demonstrasi yang mengikuti protes anti-Prancis di seluruh dunia Muslim pekan lalu, terjadi setelah wawancara Presiden Macron pada Sabtu malam yang dia mengatakan, dia memahami keterkejutan yang dirasakan umat Islam pada karikatur yang menggambarkan Nabi Muhammad.

Macron berbicara dengan stasiun TV berbahasa Arab yang berbasis di Qatar, Al Jazeera, di mana dia juga membela kebebasan berekspresi dan nilai-nilai sekuler Prancis, TRT World melaporkan.

Kantor Macron mengatakan, wawancara itu bertujuan mengklarifikasi kesalahpahaman seputar posisi Prancis dan kata-kata presiden yang mereka katakan telah diambil di luar konteks.

Baca Juga: Myanmar Heningkan Cipta Satu Menit, Kenang 2.000 Korban Jiwa Gempa  

“Saya tidak pernah mengatakan itu,” kata Macron kepada pewawancara Al Jazeera, menjelaskan bahwa beberapa terjemahan palsu dari kata-katanya di media menunjukkan bahwa dia mendukung kartun yang mengejek Nabi Muhammad. Dia klaim itu bohong.

Macron menjelaskan bahwa semua agama tunduk pada kebebasan berekspresi dan “gambar-gambar ini”.

“Saya mengerti dan menghormati bahwa orang bisa dikejutkan oleh kartun ini,” katanya.

“Tapi saya tidak akan pernah menerima bahwa seseorang dapat membenarkan penggunaan kekerasan fisik karena kartun ini. Dan saya akan selalu membela kebebasan berbicara di negara saya, berpikir, menggambar. ”

Baca Juga: Aliansi Oposisi Myanmar Umumkan Gencatan Senjata, Fokus Bantu Korban Gempa

Wawancara itu memicu badai di media sosial, karena banyak yang berpendapat stasiun Qatar keliru dengan memberi ruang kepada Presiden Prancis, yang mereka katakan gagal meminta maaf karena menyinggung umat Islam. (T/RI-1/P1)

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: [POPULER MINA] Gempa Dahsyat Myanmar dan Penetapan Idul Fitri 

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Internasional
Internasional
Eropa
Internasional