Jambi, 12 Jumadil Akhir 1438/11 Maret 2017 (MINA) – Ratusan rumah warga di Kelurahan Legok, Kecamatan Danau Sipin, Kota Jambi terisolir, Sabtu 11/3.
Banjir luapan Sungai Batanghari membuat jalan ke permukiman warga terputus, sehingga anak-anak dan warga yang melakukan kegiatan di luar rumah harus menggunakan sampan.
Alat pengukuran ketinggian luapan atau debit Sungai Batanghari di Taman Tanggo Rajo, tepian Sungai Batanghari, Kota Jambi, mencapai 13,40 meter atau masuk status siaga. Bila luapan sungai tersebut mencapai 13,80 meter, banjir masuk status Siaga IV dan ribuan warga harus dievakuasi.
Baca Juga: Tumbangnya Rezim Asaad, Afta: Rakyat Ingin Perubahan
Meski terisolir, namun belum ada warga yang mengungsi di daerah setempat. Warga masih tetap bertahan di rumah mereka yang mayoritas berbentuk panggung. Belum adanya warga yang mengungsi dikarenakan air belum menyentuh lantai rumah panggung. Namun warga sulit melakukan kegiatan di luar rumah karena jalan ke permukiman terendam banjir.
Kepala RT 26, Kelurahan Legok, Kecamatan Danau Sipin, Kota Jambi, Syaid Hasan (64) saat dikonfirmasi mengatakan, belum ada warganya yang mengungsi akibat banjir yang melanda perkampungannya sepekan terahir ini. Namun diperkirakan pengeluaran sehari-hari warga semakin bertambah akibat terputusnya transportasi darat menuju pemukiman.
“Paling kecil 100 ribu pengeluaran dalam satu hari, itu kalau punya anak dua. Kalau lebih dari dua tidak tahu saya berapa lagi pengeluarannya,” sebutnya, Sabtu (11/3).
Selain itu, akibat banjir warga di daerah itu juga sudah mulai terserang penyakit terutama gatal-gatal pada kulit, karena air yang digunakan untuk mandi dan mencuci pakaian tidak lagi steril. Syaid juga mengatakan jika warganya kerap menemukan hewan-hewan air yang bisa membahayakan keselamatan warga.
Baca Juga: Resmikan Terowongan Silaturahim, Prabowo: Simbol Kerukunan Antarumat Beragama
“Yang terlihat warga, hewan yang sering masuk ke rumah kalajengking sama lipan. Kemarin ada anak kecil yang sampannya menabrak buaya, sekarang anak-anak sudah tidak berani lagi mandi jauh-jauh dari rumah karena ketakutan,” jelasnya.
Dari pantauan Mi’raj Islamic News Agency (MINA), kendaraan warga terpaksa dititipkan di rumah-rumah warga yang masih belum terkena banjir. Sementara untuk minum dan memasak warga tetap menggunakan air PDAM, namun untuk mandi dan mencuci warga terpaksa menggunakan air luapan banjir karena mengirit biaya.
Sementara data yang berhasil dirangkum BPBD provinsi Jambi, dari laporan BPBD kabupaten/kota serta laporan Tim Reaksi Cepat (TRC) di lapangan, sebanyak 15.682 rumah warga di Provinsi Jambi terendam banjir akibat meluapnya sungai-sungai di daerah tersebut.
Selain merendam rumah warga, banjir juga masih merendam fasilitas umum yakni enam fasilitas kesehatan, 48 fasilitas pendidikan, 18 fasilitas ibadah, dua kantor, tujuh jembatan, dan 10 titik jalan.
Baca Juga: Konflik Suriah, Presidium AWG: Jangan Buru-Buru Berpihak
Meski banjir semakin meluas di wilayah Provinsi Jambi, Bahkan kondisi air semakin meninggi namun sampai saat ini belum ada warga yang mengungsi atau masih tetap bertahan di rumah mereka masing-masing. (L/R09/P1)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Krisis Suriah, Rifa Berliana: Al-Julani tidak Bicarakan Palestina