Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ratusan Tenaga Medis Indonesia Turun ke Jalan Serukan Perlindungan di Gaza

Rana Setiawan Editor : Widi Kusnadi - Senin, 7 April 2025 - 23:08 WIB

Senin, 7 April 2025 - 23:08 WIB

6 Views

Ratusan dokter dan tenaga kesehatan Indonesia menyuarakan solidaritasnya secara terbuka untuk Palestina di kawasan Sarinah, Jakarta Pusat, pada Senin (7/4/2025) sore.(Foto: IST)

Jakarta, MINA — Di tengah sorotan dunia terhadap situasi kemanusiaan di Gaza, ratusan dokter dan tenaga kesehatan Indonesia menyuarakan solidaritasnya secara terbuka. Mereka menggelar aksi damai bertajuk “Protect Them: Lindungi Tenaga Kesehatan dan Relawan Kemanusiaan di Gaza” sebagai bentuk protes atas meningkatnya kekerasan terhadap petugas medis Palestina.

Aksi berlangsung di kawasan Sarinah, Jakarta Pusat, pada Senin (7/4) sore, dan dilanjutkan dengan konvoi ambulans menuju Bundaran Hotel Indonesia. Konvoi tersebut memutar sebanyak tiga kali sebagai penghormatan simbolik untuk para tenaga kesehatan yang gugur di medan krisis.

Inisiatif ini dipelopori oleh Aliansi Rakyat Bela Palestina dan diikuti ratusan peserta dari berbagai organisasi profesi, di antaranya Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), Medical Emergency Rescue Committee (MER-C), Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI), Kementerian Kesehatan RI, serta masyarakat umum. Mereka membawa poster-poster berisi pesan kemanusiaan seperti “Ambulans Bukan Target”, “Gaza Urusan Kita Juga”, dan “Lindungi Tenaga Kesehatan”.

Aksi tersebut muncul sebagai respons atas insiden tragis yang terjadi pada 24 Maret lalu, ketika militer Israel mengakui telah menembaki 15 petugas medis di Gaza Selatan. Meskipun diklaim sebagai “konvoi mencurigakan”, investigasi video yang dirilis The New York Times menunjukkan ambulans sedang beroperasi dengan lampu menyala saat ditembaki. Dalam rekaman, seorang paramedis bernama Refat Radwan terdengar melantunkan doa terakhirnya sebelum tewas tertembak.

Baca Juga: Muhammadiyah Dukung Fatwa Jihad Lawan Israel

Menurut dr. Piprim Basarah Yanuarso dari Forum Dokter dan Tenaga Kesehatan untuk Palestina (FODKES Palestina), hingga 7 April 2025 tercatat 50.669 korban jiwa akibat agresi Israel sejak Oktober 2023. Dari jumlah tersebut, 1.516 di antaranya adalah tenaga kesehatan, sementara lebih dari 17.000 anak-anak dan 13.000 perempuan turut menjadi korban. Saat ini, hanya 17 rumah sakit di Gaza yang masih berfungsi sebagian.

“Ini bukan hanya aksi solidaritas, ini adalah panggilan hati nurani. Kami, tenaga kesehatan Indonesia, tidak bisa diam saat rekan-rekan sejawat dibantai saat menjalankan misi kemanusiaan,” ujar dr. Piprim.

Dalam aksi tersebut, FODKES Palestina menyampaikan tujuh poin pernyataan sikap:

  1. Mendesak dihentikannya genosida oleh Israel di Jalur Gaza dan Tepi Barat.
  2. Mengutuk keras kejahatan perang Israel dan keterlibatan Amerika Serikat, khususnya terhadap tenaga kesehatan dan relawan kemanusiaan.
  3. Menyerukan agar komunitas internasional memulihkan gencatan senjata yang telah disepakati.
  4. Mendesak Mahkamah Pidana Internasional (ICC) dan negara-negara anggotanya untuk menangkap PM Israel Benjamin Netanyahu.
  5. Mengimbau seluruh tenaga medis dunia menyatakan penolakan atas kekerasan terhadap pekerja kesehatan dan menunjukkan solidaritas bagi sejawat di Palestina.
  6. Mengecam pasifnya negara-negara Arab yang seharusnya bertindak tegas membela rakyat Palestina.
  7. Mengajak komunitas medis global untuk melakukan aksi serupa, memperkuat kampanye boikot, serta menggalang solidaritas melalui media sosial dan doa.

Aksi ini menjadi penegasan bahwa penderitaan rakyat Palestina—terutama tenaga kesehatan—tidak dibiarkan sepi oleh masyarakat dunia, khususnya oleh mereka yang memahami betapa beratnya tugas di garis depan kemanusiaan.

Baca Juga: Ormas dan Tokoh Masyarakat Ramai-Ramai Tolak Rencana Evakuasi Warga Gaza

“#GazaTidakSendirian bukan sekadar tagar. Ini adalah komitmen kolektif untuk menjaga nilai-nilai kemanusiaan tetap hidup,” pungkas dr. Piprim.[]

 

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Musisi Senior Titiek Puspa Meninggal dalam Usia 87 Tahun

Rekomendasi untuk Anda