Tel Aviv, MINA – Ratusan tentara cadangan Israel kabur meninggalkan negara itu tanpa memberi tahu komandan mereka. Aksi tersebut dilakukan karena tentara cadangan itu tidak mau berperang di Gaza yang dianggap akan merugikan masa depan mereka.
Surat kabar Israel Haaretz memberitakan, puluhan tentara cadangan mengumumkan bahwa mereka tidak akan kembali bertugas militer di Gaza bahkan jika mereka dikenakan hukuman.
Lebih dari setengah juta warga Israel kini meninggalkan negaranya dan tidak kembali. Ini berlangsung selama enam bulan pertama perang Israel dan Hamas pecah di Gaza.
Times of Israel, pada Selasa (25/6), merilis data badan resmi, Otoritas Kependudukan Israel. Setidaknya sejak Oktober 2023, kala perang pecah, ada 550.000 warga yang pergi hingga April 2024.
Baca Juga: PBB Adopsi Resolusi Dukung UNRWA dan Gencatan Senjata di Gaza
Migrasi tersebut merupakan “pelarian sementara” warga Israel selama perang dan menemukan kesulitan teknis untuk kembali. Tapi kini, hal itu menjadi tren permanen alias migrasi tetap dan tidak kembali ke Israel.
Kepergian warga ini bisa terjadi dengan mudah di Israel karena kebanyakan masyarakat memiliki kewarganegaraan ganda. Mereka memiliki setidaknya satu kewarganegaraan lain selain kewarganegaraan Israel.
Mahkamah Israel telah memutuskan Yahudi Ultra-Ortodok untuk masuk dalam wajib militer sehingga tentara dapat mampu merekrut 40.000 orang personil yang siap berperang di Gaza. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Menhan Israel: Ada Peluang Kesepakatan Baru Tahanan Israel