Gaza, MINA – Ratusan warga Palestina mengambil bagian dalam protes di sepanjang perbatasan Gaza-Israel pada hari Jumat (27/12), yang terakhir di tahun 2019 dan akan jeda hingga Maret tahun depan.
Di tengah hujan lebat dan angin, aksi unjuk rasa memiliki tingkat partisipasi terendah dalam beberapa bulan, ketegangan jauh lebih rendah dibandingkan pekan-pekan sebelumnya dan tidak ada tembakan langsung oleh tentara Israel, demikian Nahar Net melaporkan.
Protes pekanan yang sering menelan banyak korban penembakan oleh Israel itu dimulai pada Maret 2018, menyerukan diakhirinya blokade Israel atas Jalur Gaza dan agar warga Palestina diizinkan kembali ke rumah leluhur mereka di dalam negara Yahudi.
Israel berpendapat bahwa kembalinya pengungsi Palestina atau keturunan mereka akan berarti mengakhiri statusnya sebagai negara Yahudi. Israel menuduh penguasa Islam Hamas di Gaza mengatur demonstrasi untuk menutupi serangannya.
Baca Juga: Israel kembali Serang RS Kamal Adwan, Sejumlah Fasilitas Hancur
Setidaknya 348 warga Palestina telah terbunuh di Gaza oleh tembakan Israel sejak pawai dimulai, mayoritas selama demonstrasi.
Lebih 7.800 orang terluka oleh tembakan, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Komisi Tinggi yang mengatur protes itu pada Kamis (26/12) mengumumkan bahwa protes akan berhenti sampai Maret 2020.
Hamas selama setahun terakhir membentuk gencatan senjata informal yang genting dengan Israel, yang sedikit melonggarkan blokade dengan imbalan ketenangan di sepanjang perbatasan, meskipun terjadi gejolak intermiten. (T/RI-1/P1)
Baca Juga: RSF: Israel Bunuh Sepertiga Jurnalis selama 2024
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Al-Qassam Sita Tiga Drone Israel
Mina Indonesia
Mina Arabic
Mina Sport
Mina Preneur