Kairo, MINA – Ratusan warga Mesir berdemonstrasi setelah Shalat Jumat di Masjid Al-Azhar Kairo, mengutuk keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota negara pendudukan Israel.
Para demonstran meneriakkan slogan ‘peran pemerintah dan tentara Arab dalam mendukung Yerusalem’ dan menghadapi upaya untuk merongrong status historis dan religiusnya.
Sementara petugas keamanan Mesir berjaga-jaga di kompleks Masjid Al-Azhar, mencegah para pemrotes meninggalkan dan menuju ke jalan utama.
Baca Juga: Sempat Dilaporkan Hilang, Rabi Yahudi Ditemukan Tewas di UEA
Di tempat lain, pasukan keamanan melakukan penangkapan secara acak beberapa demonstran, bersamaan dengan upaya untuk mengurangi dampaknya. Demikian Quds Press melaporkan, Jumat (8/12).
Para demonstran meneriakkan slogan-slogan menentang keputusan Trump dan posisi Arab, serta tuntutan kepada pemerintah untuk mengusir Duta Besar Israel dari Kairo.
Pada saat yang sama, pasukan keamanan Mesir memperketat penjagaan di Kedubes AS di Kairo dan menutup jalan-jalan yang mengelilinginya.
Kehadiran tentara juga tampak diperketat di sekitar kedutaan asing lainnya dan rumah para diplomatnya, termasuk rumah Duta Besar Israel di wilayah Maadi.
Baca Juga: Israel Perintahkan Warga di Pinggiran Selatan Beirut Segera Mengungsi
Wakil Mufti Al-Azhar, Syaikh Abbas Shoman, menyampaikan khutbah Jumat berjudul “Yerusalem adalah ibu kota abadi Arab Palestina.”
” Trump sama seperti Balfour, keduanya memberikan apa yang tidak mereka miliki kepada mereka yang tidak pantas mendapatkannya,” ujar Syaikh Shoman.
“Arab Palestina bukanlah milik Inggris dan mereka mengklaim lalu mewarisinya dari ayah dan nenek moyang mereka, sampai salah satu dari mereka memutuskan untuk tinggal di rumah orang Yahudi. Kini Trump pun serupa menyatakan Yerusalem sebagai ibukota Zionis,” ujarnya.
Dia menambahkan, Amerika Serikat atau negara-negara di dunia tidak memiliki kekuasaan apapun untuk mengubah sejarah Yerusalem. Sebab faktanya, Yerusalem adalah negara Arab yang Islami, ibukota abadi Palestina dengan Muslim dan Kristennya.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
“Jeputusan Trump adalah sikap terorisme,” katanya. (T/RS2/RI-1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza