Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ratusan Warga Mesir Demonstrasi di Al-Azhar

Ali Farkhan Tsani - Sabtu, 9 Desember 2017 - 03:22 WIB

Sabtu, 9 Desember 2017 - 03:22 WIB

154 Views

Demo di Al-Azhar Kairo (Quds Press)

Demo di Al-Azhar Kairo (Quds Press)

 

Kairo, MINA – Ratusan warga Mesir berdemonstrasi setelah Shalat Jumat di Masjid Al-Azhar Kairo, mengutuk keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota negara pendudukan Israel.

Para demonstran meneriakkan slogan ‘peran pemerintah dan tentara Arab dalam mendukung Yerusalem’ dan menghadapi upaya untuk merongrong status historis dan religiusnya.

Sementara petugas keamanan Mesir berjaga-jaga di kompleks Masjid Al-Azhar, mencegah para pemrotes meninggalkan dan menuju ke jalan utama.

Baca Juga: Badan Nuklir IAEA Diminta Netral dalam Perundingan Teheran-Washington

Di tempat lain, pasukan keamanan melakukan penangkapan secara acak beberapa demonstran, bersamaan dengan upaya untuk mengurangi dampaknya. Demikian Quds Press melaporkan, Jumat (8/12).

Para demonstran meneriakkan slogan-slogan menentang keputusan Trump dan posisi Arab, serta tuntutan kepada pemerintah untuk mengusir Duta Besar Israel dari Kairo.

Pada saat yang sama, pasukan keamanan Mesir memperketat penjagaan di Kedubes AS di Kairo dan menutup jalan-jalan yang mengelilinginya.

Kehadiran tentara juga tampak diperketat di sekitar kedutaan asing lainnya dan rumah para diplomatnya, termasuk rumah Duta Besar Israel di wilayah Maadi.

Baca Juga: Ratusan Pemukim Ilegal Israel Serbu Masjid Al-Aqsa di Hari Kedua Paskah Yahudi

Wakil Mufti Al-Azhar, Syaikh Abbas Shoman, menyampaikan khutbah Jumat berjudul “Yerusalem adalah ibu kota abadi Arab Palestina.”

Trump sama seperti Balfour, keduanya memberikan apa yang tidak mereka miliki kepada mereka yang tidak pantas mendapatkannya,” ujar Syaikh Shoman.

“Arab Palestina bukanlah milik Inggris dan mereka mengklaim lalu mewarisinya dari ayah dan nenek moyang mereka, sampai salah satu dari mereka memutuskan untuk tinggal di rumah orang Yahudi. Kini Trump pun serupa menyatakan Yerusalem sebagai ibukota Zionis,” ujarnya.

Dia menambahkan, Amerika Serikat atau negara-negara di dunia tidak memiliki kekuasaan apapun untuk mengubah sejarah Yerusalem. Sebab faktanya, Yerusalem adalah negara Arab yang Islami, ibukota abadi Palestina dengan Muslim dan Kristennya.

Baca Juga: Setelah Turkiye dan Mesir, Prabowo Lanjutkan Kunjungan ke Qatar

“Jeputusan Trump adalah sikap terorisme,” katanya. (T/RS2/RI-1)

Mi’raj News Agency (MINA)

 

Baca Juga: Dipecat Microsoft, Ibtihal Dapat Tawaran Kerja Dari Pengusaha Kuwait

Rekomendasi untuk Anda

Khutbah Jumat
Kolom
Indonesia
Internasional