Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ratusan Warga Mesir Demonstrasi di Al-Azhar

Ali Farkhan Tsani - Sabtu, 9 Desember 2017 - 03:22 WIB

Sabtu, 9 Desember 2017 - 03:22 WIB

157 Views

Demo di Al-Azhar Kairo (Quds Press)

Demo di Al-Azhar Kairo (Quds Press)

 

Kairo, MINA – Ratusan warga Mesir berdemonstrasi setelah Shalat Jumat di Masjid Al-Azhar Kairo, mengutuk keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota negara pendudukan Israel.

Para demonstran meneriakkan slogan ‘peran pemerintah dan tentara Arab dalam mendukung Yerusalem’ dan menghadapi upaya untuk merongrong status historis dan religiusnya.

Sementara petugas keamanan Mesir berjaga-jaga di kompleks Masjid Al-Azhar, mencegah para pemrotes meninggalkan dan menuju ke jalan utama.

Baca Juga: Pangeran MBS Desak Komunitas Internasional Hentikan Agresi Israel di Gaza

Di tempat lain, pasukan keamanan melakukan penangkapan secara acak beberapa demonstran, bersamaan dengan upaya untuk mengurangi dampaknya. Demikian Quds Press melaporkan, Jumat (8/12).

Para demonstran meneriakkan slogan-slogan menentang keputusan Trump dan posisi Arab, serta tuntutan kepada pemerintah untuk mengusir Duta Besar Israel dari Kairo.

Pada saat yang sama, pasukan keamanan Mesir memperketat penjagaan di Kedubes AS di Kairo dan menutup jalan-jalan yang mengelilinginya.

Kehadiran tentara juga tampak diperketat di sekitar kedutaan asing lainnya dan rumah para diplomatnya, termasuk rumah Duta Besar Israel di wilayah Maadi.

Baca Juga: Hampir 140.000 Orang Masih Hilang di Suriah

Wakil Mufti Al-Azhar, Syaikh Abbas Shoman, menyampaikan khutbah Jumat berjudul “Yerusalem adalah ibu kota abadi Arab Palestina.”

Trump sama seperti Balfour, keduanya memberikan apa yang tidak mereka miliki kepada mereka yang tidak pantas mendapatkannya,” ujar Syaikh Shoman.

“Arab Palestina bukanlah milik Inggris dan mereka mengklaim lalu mewarisinya dari ayah dan nenek moyang mereka, sampai salah satu dari mereka memutuskan untuk tinggal di rumah orang Yahudi. Kini Trump pun serupa menyatakan Yerusalem sebagai ibukota Zionis,” ujarnya.

Dia menambahkan, Amerika Serikat atau negara-negara di dunia tidak memiliki kekuasaan apapun untuk mengubah sejarah Yerusalem. Sebab faktanya, Yerusalem adalah negara Arab yang Islami, ibukota abadi Palestina dengan Muslim dan Kristennya.

Baca Juga: Cegah Panas Ekstrem, Saudi Gunakan Pendingin di Masjidil Haram

“Jeputusan Trump adalah sikap terorisme,” katanya. (T/RS2/RI-1)

Mi’raj News Agency (MINA)

 

Baca Juga: Israel Serang Suriah, Satu Tewas, Tiga Luka

Rekomendasi untuk Anda