Kairo, MINA – Ratusan warga Palestina terdampar selama lebih dari sepekan di kota El-Arish, Sinai utara dan Bandara Internasional Kairo, setelah penutupan mendadak Rafah, yang telah dibuka terbatas baru-baru ini.
Mereka menunggu di tempat tersebut sejak hari Jumat (9/2/2018), ketika pihak berwenang Mesir mengumumkan penutupan perbatasan Rafah secara tiba-tiba dua hari setelah dibuka.
Mereka tidak dapat meninggalkan kota tersebut karena adanya operasi militer besar di Sinai, Quds Press melaporkan Ahad (18/2/2018).
Warga meminta Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas untuk membantu mereka mencapai keluarga mereka di Jalur Gaza.
Baca Juga: Roket Hezbollah Hujani Tel Aviv, Warga Penjajah Panik Berlarian
“Kami menuntut hak sah dan kemanusiaan kami untuk kembali ke rumah dan keluarga kami,” kata mereka.
“Di antara kami adalah keluarga, anak-anak, warga lanjut usia dan mahasiswa pasca sarjana yang telah lama tak bertemu istri dan anak-anak mereka karena sulitnya kembali selama studi mereka,” ujarnya.
Dalam mengatasi krisis kemanusiaan di Gaza, kedutaan Otoritas Palestina di Kairo mengumumkan pembentukan sebuah lembaga krisis yang dipimpin oleh duta besar Palestina di Kairo, Diab al-Louh.
“Semua orang yang terdampar di Mesir memang menunggu pembukaan penyeberangan Rafah. Ini terkait keadaan di sekitarnya,” ujarnya.
Baca Juga: Sebanyak 1.000 Dokter dan Perawat Gugur akibat Agresi Israel di Gaza
“Kami tetap memberikan jaminan keamanan mereka,” lanjutnya.
Dia menekankan bahwa kedutaan Palestina akan memberikan perawatan penuh bagi mereka yang terdampar di bandara, dan lanjutnya, “pada akhirnya keputusan untuk mengakhiri penderitaan ini adalah keputusan berdaulat Mesir.”
Di Sinai, banyak warga setempat menjamu mereka yang terdampar. Banyak dari mereka juga memberikan bantuan, uang tunai dan makanan gratis.
Sejumlah aktivis Sinai mengumumkan pembukaan rumah mereka kepada orang-orang cacat dan menggunakan semua sumber daya mereka untuk mereka sampai mereka pergi dengan selamat.
Baca Juga: Netanyahu Kembali Ajukan Penundaan Sidang Kasus Korupsinya
Israel telah memberlakukan pengepungan ketat di Jalur Gaza selama 11 tahun. Semua penyeberangan perbatasan yang menghubungkan Gaza dengan dunia luar ditutup melalui Mesir atau wilayah Palestina yang diduduki pada tahun 1948, kecuali sebagian pembukaan beberapa barang dan penumpang. (T/RS2/RS3)
Mi’raj News Agency (MINA)