Jakarta, MINA – Pemanjat tebing Indonesia Ravianto Ramadhan menorehkan sejarah dengan menjadi atlet lead Tanah Air pertama yang menembus semifinal tebing/">Kejuaraan Dunia Panjat Tebing. Dia melakukannya pada seri Briancon, Prancis, 14-15 Juli lalu.
Pada babak itu, Ravianto berhasil menempati peringkat 9 dari 76 atlet asaki 38 negara. Dia mendapatkan skor 43 dan hampir saja masuk ke babak final. Mengenai pencapaian tersebut, Ravianto menyampaikan rasa syukur,
“Alhamdulillah saya berhasil mencapai peringkat 9 di kejuaraan dunia ini. Saya bertanding tanpa tekanan dan menikmati setiap gerakan panjat. Malam ini sangat luar biasa karena saya kembali berhasil mencapai semifinal lagi setelah World Cup Jakarta 2022.”
Tahun ini, Kembar Raviandi Ramadhan dan Ravianto Ramadhan berencana mengikuti 3 seri tebing/">Kejuaraan Dunia Panjat Tebing dan World Championship di Eropa. Pada World Cup Villars, Swiss, tanggal 29 Juni 2023, Raviandi dan Ravianto mencapai peringkat 55 dan 58.
Baca Juga: Menag Akan Buka Fakultas Kedokteran di Universitas PTIQ
Sementara pada World Cup Chamonix, Perancis, tanggal 7 Juli 2023, mereka mencapai peringkat 30 dan 36. Peringkat ini terus meningkat dan diharapkan mencapai puncaknya pada World Championship Bern, Swiss, bulan depan.
Nomor boulder dan lead memang kurang mendapatkan perhatian dari Federasi Panjat Tebing Indonesia (FTPI) yang saat ini hanya berfokus pada cabang Speed sebagai andalan medali emas.
Atlet kembar Raviandi dan Ravianto sekali lagi membuktikan bahwa atlet boulder dan Lead Indonesia dapat bersaing di tingkat dunia, dan berpeluang untuk juga meraih medali. Ravianto bercerita lebih lanjut mengenai hal ini,
“Saya sangat bersyukur mendapatkan kesempatan untuk bisa bertanding di Eropa. Tidak banyak atlet boulder dan lead Indonesia yang berkesempatan bertanding di Eropa. Perhatian yang kurang pada cabang boulder dan lead dan sistem yang tidak transparan membuat atlet Indonesia sulit untuk ikut bertanding di kejuaraan dunia,” katanya.
Baca Juga: Presiden Prabowo Bertekad Perangi Kebocoran Anggaran
Pencapaian ini menjadi istimewa karena mereka harus membiayai keberangkatan ke Eropa secara mandiri. Karena keterbatasan biaya, mereka harus berangkat berdua saja tanpa ditemani pelatih dan ofisial. (R/R4/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Pemerintah Siapkan Langkah Antisipasi Ancaman Bencana Hidrometeorologi Basah