Jakarta, MINA – Ali Farkhan Tsani, Redaktur Senior Kantor Berita MINA (Mi’raj News Agency) mengatakan perlunya literasi media tentang perjuangan Palestina.
“Literasi tentang media di kalangan umat dan generasi muda sangat penting mengingat banyaknya informasi yang kurang tepat, tentang Palestina,” ujar Ali Farkhan dalam sessi diskusi “Peduli Kemanusiaan untuk Mewujudkan Palestina Yang Merdeka dan Berdaulat” di Aula Buya Hamka, Kantor MUI Pusat, Jakarta Pusat, Jumat (20/10).
Ia mencontohkan bagaimana misalnya ketika pendudukan menyerang gerakan perlawanan Palestina diklaim sebagai serangan balasan. Sementara ketika pejuang Palestina melawan dikatakan sebagai teroris.
“Rakyat Palestina melawan pendudukan Israel adalah hak sah sebagai pemilik tanah airnya sendiri. Sama seperti ketika rakyat Indonesia berjuang melawan penjajahan pada masa lalu,” ujar Ali Farkhan, yang juga Duta Al-Quds Internasional.
Baca Juga: Prabowo Klaim Raih Komitmen Investasi $8,5 Miliar dari Inggris
Termasuk, lanjutnya, ketika Rumah Sakit Baptis Ahli Al-Arabi dibombardir pasukan pendudukan, narasi yang coba diframing Israel adalah sebagai peluncuran rudal dari gerakan perlawanan yang salah sasaran. Padahal, itu jelas-jelas serangan mematikan dari pasukan pendudukan yang menyerang berbagai fasilitas sipil seperti rumah sakit, perumahan warga, sekolah, masjid, hingga gereja.
Ia mengusulkan perlunya literasi media, terutama di kalangan generasi muda, melalui sosialisasi dalam bentuk diskusi, seminar hingga training tentang perjuangan Palestina dan kedudukan Masjidil Aqsa.
“Literasi yang perlu dikembangkan juga adalah tentang kedudukan Masjidil Aqsa di dalam Al-Quran, Hadits dan sejarah Islam, serta tinjauan kemanusiaan dan kebangsaan,” lanjutnya.
“Kita masih punya hutang sejarah kepada Palestina yang menyuarakan kemerdekaan Indonesia sejak awal proklamasi kemerdekaan tahun 1945, hingga Indonesia dapat diakui dunia sebagai Negara merdeka. Di dalam Unang-Undang Dasar 1945 juga tegtas mengatakn bahwa kemerdekaana dalah hak segala bangsa, karena itu ahjrus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan,” imbuhnya.
Baca Juga: Fun Run Solidarity For Palestine Bukti Dukungan Indonesia kepada Palestina
Melalui berbagai pernyataan dan aksi yang dilakukan oleh organisasi massa, lembaga kemanusiaan, media massa, dan tokoh masyarakat, dapat menjadi upaya second track diplomacy, memperkuat diplomasi yang dilakukan Kementerian Luar Negeri, lanjutnya.
Ia juga menyampaikan, MINA sebagai kantor berita yang didirikan untuk perjuangan Palestina, terbit dalam tiga bahasa, Indonesia, Arab dan Inggris, bersedia melakukan sosialisasi tentang literasi tersebut di kalangan umat.
Hadir dalam diskusi tersebut, Sekjen MUI Buya Amirsyah Tambunan, Ketua MUI Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional Prof Sudarnoto Abdul Hakim, Ketua MUI Bidang Pendidikan dan Kaderisasi KH Abdullah Jaidi, perwakilan dari ormas-ormas Islam, pimpinan lembaga lintas agama, media massa, dan pimpinan organisasi kemanusiaan seperti MER-C (Medical Emergency Committee) dan AWG (Aqsa Working Group). (L/RS2/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: KNEKS Kolaborasi ToT Khatib Jumat se-Jawa Barat dengan Sejumlah Lembaga