Oleh : Ali Farkhan Tsani, Duta Al-Quds, Redaktur Senior MINA (Mi’raj News Agency)
Pada Konferensi Internasional Aksi Nyata Mengembalikan Masjid Al-Aqsa Ke Pangkuan Muslimin, di Wisma ANTARA Jakarta tanggal 20 Sya’ban 1429 H. atau 21 Agustus 2008 M, yang diselenggarakan oleh Jama’ah Muslimin (Hizbullah), lahirlah “Deklarasi Jakarta untuk Pembebasan Al-Aqsa”.
Isi deklarasi yang mucul bertepatan dengan Peringatan 49 tahun Pembakaran Masjid Al-Aqsa menyatakan komitmen untuk terus berjuang membebaskan Al-Aqsa dan mengembalikannya ke pangkuan Muslimin.
Pernyataan deklarasi juga menyeru segenap pemimpin negara-negara Islam dan Organisasi Islam dunia, serta tokoh dan cendikiawan Muslim di dunia agar mendesak pendudukan Israel untuk menghentikan usaha penggalian terowongan di bawah Masjid Al-Aqsa, serta mengembalikan otoritas Masjid Al-Aqsa ke pangkuan kaum Muslimin.
Baca Juga: Satu-satunya Dokter Ortopedi di Gaza Utara Syahid Akibat Serangan Israel
Deklarasi juga mengajak segenap umat Islam di dunia untuk bangkit dan berjama’ah menyatukan langkah dengan segenap dana, jiwa dan seluruh kekuatan untuk membebaskan Al-Aqsa,” lanjut pernyataan sikap.
Peserta konferensi kala itu juga menyepakati terbentuknya organisasi Aqsa Working Group (AWG), yang beranggotakan ulama, tokoh, cendikiawan, dan perwakilan Muslimin, yang berpusat kedudukan di Jakarta.
AWG sesuai akta pendiriannya mengemban 6 (enam) amanat utama, yaitu :
- Mensosialisasikan atau menyadarkan kaum Muslimin untuk membela dan membebaskan Al-Aqsa dari cengkraman zionis Israel.
- Mobilisasi seluruh dana dan kekuatan Muslimin sedunia untuk pembebasan Al-Aqsa.
- Membuat peta jalan (roadmap) pembebasan Al-Aqsa.
- Membangun jaringan kerjasama (networking) antar segenap Muslimin sedunia.
- Melakukan usaha-usaha pemberdayaan Muslimin Palestina, meliputi pendidikan, keterampilan, dan usaha-usaha lainnya untuk meningkatkan kesejahteraan muslimin Palestina.
- Memfasilitasi pembentukan kelompok kerja serupa di negara-negara berpenduduk Islam di dunia.
Kepemimpinan Sekretariat AWG Pusat di Jakarta selanjutnya mendapatkan tugas untuk memfasilitasi pembentukan AWG atau kelompok kerja serupa di negara-negara berpenduduk Muslim di seluruh dunia.
Baca Juga: Keutamaan Menulis: Perspektif Ilmiah dan Syari
Adapun latar belakang pendirian AWG, disebutkan magnet kerinduan dari hati setiap Muslim untuk berziarah ke Masjid Al-Aqsa. Terdorong kerinduan itu maka seorang Muslim akan berusaha dengan berbagai daya upaya untuk mendatanginya dan ikut memuliakannya, ingin shalat di dalamnya.
Hal yang mendorongnya adalah sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang menekankan :
لاَ تُشَدُّ الرِّحَالُ إِلاَّ إِلَى ثَلَاثَةِ مَسَاجِدَ مَسْجِدِ الْحَرَامِ وَمَسْجِدِي هَذَا وَالْمَسْجِدِ الْأَقْصَ
Artinya : “Tidak dikerahkan melakukan suatu perjalanan kecuali menuju tiga Masjid, yaitu Masjid Al-Haram (di Mekkah), dan Masjidku (Masjid An-Nabawi di Madinah), dan Masjid Al-Aqsa (di Palestina)”. (HR Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu).
Baca Juga: Daftar Hitam Pelanggaran HAM Zionis Israel di Palestina
Karenanya, kunjungan ke Al-Aqsa itu bukanlah kunjungan biasa, tapi juga ziarah mengunjungi saudara-saudara kita yang telah berjuang langsung di medan perjuangan.
Ada perhatian atau tidak dari umat, mereka para murabithun, orang-orang yang menjaga, tetap saja berjuang. Putra-putra terbaik Palestina terus mengukir nama di barisan para syuhada.
Maka, Al-Aqsha adalah bagian yang berharga dari umat Islam dan komponen penting yang tidak dapat dipisahkan dari iman. Maka, menjadi keinginan iman terdalam kita umat Islam, untuk shalat berjamaah bersama kaum Muslimin di Masjid Al-Aqsha, di negeri para Nabi, wilayah penuh berkah.
Orang-orang Yahudi saja secara berkala berkunjung ke kompleks Al-Aqsa dengan klaim ritual talmud di Tembok Ratapan, di samping Masjid Al-Aqsa. Itu keyakinan mereka.
Baca Juga: Paraguay Resmi Kembalikan Kedutaannya di Tel Aviv ke Yerusalem
Maka, kita perlu terus menganjurkan dan menggerakkan kaum Muslimin untuk berkujung ke Al-Aqsa. Agar bisa mendengar dan melihat secara langsung perjuangan nyata di sana. Tempat penuh berkah, seperti Allah sebutkan di dalam ayat:
سُبۡحَـٰنَ ٱلَّذِىٓ أَسۡرَىٰ بِعَبۡدِهِۦ لَيۡلاً۬ مِّنَ ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡحَرَامِ إِلَى ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡأَقۡصَا ٱلَّذِى بَـٰرَكۡنَا حَوۡلَهُ ۥ لِنُرِيَهُ ۥ مِنۡ ءَايَـٰتِنَآۚ إِنَّهُ ۥ هُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلۡبَصِيرُ
Artinya: ”Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram (di Makkah) ke Masjidil Aqsa (di Yerusalem) yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda [kebesaran] Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS Al-Isra [17: 1).
Pada hadits lain disebutkan:
Baca Juga: Abu Ubaidah Serukan Perlawanan Lebih Intensif di Tepi Barat
عَنْ مَيْمُونَةَ مَوْلَاةِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم أَنَّهَا قَالَتْ يَا رَسُولَ اللَّهِ ، أَفْتِنَا فِي بَيْتِ الْمَقْدِسِ ، فَقَالَ : ” أَرْضُ الْمَنْشَرِ والْمَحْشَرِ، إَيتُوهُ، فَصَلُّوا فِيهِ ، فَإِنَّ صَلَاةً فِيهِ كَأَلْفِ صَلَاةٍ . قَالَتْ : أَرَأَيْتَ إِنْ لَمْ نُطِقْ أَنْ نَتَحَمَلَ إِلَيْهِ أَوْ نَأْتِيَهُ ؟ , قَالَ : ” فَأَهْدِينَ إِلَيْهِ زَيْتًا يُسْرَجُ فِيهِ ، فَإِنَّ مَنْ أَهْدَى لَهُ كَانَ كَمَنْ صَلَّى فِيهِ
Artinya : “Dari Maimunah maula Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, “Ya Nabi Allah, berikan fatwa kepadaku tentang Baitul Maqdis”. Nabi menjawab, “Tempat dikumpulkanya dan disebarkanya (manusia). Maka datangilah ia dan shalatlah di dalamnya. Karena shalat di dalamnya seperti shalat 1.000 rakaat di selainnya”. Maimunah bertanya lagi, “Bagaimana jika aku tidak bisa”. “Maka berikanlah minyak untuk peneranganya. Barangsiapa yang memberikannya, maka seolah ia telah mendatanginya.” (HR Ahmad).
Bergerak Berjamaah
Keberadaan Lembaga Kepalestinaan Aqsa Working Group (AWG) tentu tidak lepas dari kondisi Masjid Al-Aqsa yang masih berada di bawah penjajahan Israel berikut seluruh wilayah Palestina. Bahkan penjajahan dan penistaan terhadap Masjid Al-Aqsa terus berlangsung. Kezaliman itu tidak bisa ditolerir sama sekali.
Namun demikian belum semua kaum Muslimin menunjukkan kepedulian terhadap nasib Al-Aqsa. Sehingga perlu adanya kegiatan dan gerakan untuk menyadarkan kaum Muslimin akan bahaya yang mengancam Al-Aqsa. Bila kesadaran itu sudah mulai bersemi di hati kaum Muslimin, maka upaya pembebasan masjid suci itu akan semakin nyata.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-23] Keutamaan Bersuci, Shalat, Sedekah, Sabar, dan Al-Quran
Sesungguhnyalah pembebasan Al-Aqsa itu memang bukan sekedar merebut kembali sebuah masjid yang dinistakan oleh musuh-musuh Allah. Lebih dari itu, upaya tersebut adalah sebuah perjuangan mengembalikan dunia di bawah kepemimpinan yang akan merestorasi kedamaian dan keadilan di muka bumi yang pernah terjadi di bawah kepemimpinan Islam.
Di sinilah diharapkan peran penting AWG sebagai salah satu lembaga yang bekerja untuk membangun kesadaran semacam itu dan mengarahkan daya upaya untuk membebaskan Al Aqsa dari belenggu penjajahan.
Dalam kaitan aksi nyata, ada beberapa hal yang perlu terus kita perkuat bersama upaya-upaya AWG dalam melaksanakan tugas pembebasan Al-Aqsa.
Dalam arahan Pembina Utama AWG, H.Muhyiddin Hamidy pada 30 September 2012 disebutkan berbagai kegiatan yang dapat dilakukan lembaga kepalestinaan AWG tersebut, di antaranya:
Baca Juga: Sejarah Palestina Dalam Islam
- Sosialisasi, yaitu: up date pengelolaan website, penerbitan jurnal dan buku-buku, bedah buku, pelatihan seminar, konferensi internasional, longmarch, dan tabligh akbar.
- Penghimpunan dana pembebasan Al-Aqsa dan bantuan natura.
- Membangun Jaringan, yaitu menjalin kemitraan dengan berbagai pihak dalam rangka pembebasan Al-Aqsa. Serta membangun jaringan kerjasama di antara pihak-pihak yang berjuang untuk pembebasan Al-Aqsa, termasuk di dunia maya.
- Permberdayaan, di antaranya melalui kegiatan: Mengkoordinir pelaksanaan ziarah ke Al-Aqsa, memfasilitasi beasiswa untuk pelajar dan mahasiwa Palestina, pertukaran budaya dengan Palestina, pemberdayaan ekonomi Palestina, membentuk komunitas media sosial di internet, memfasilitasi peredaran komoditas/produk asal Palestina, hingga perjuangan boikot produk-produk Israel.
Berkaitan dengan itu, banyak agenda kegiatan aksi nyata yang sudah dikerjakan oleh Lembaga Kemanusiaan Aqsa Working Group (AWG). Mulai dari konferensi internasional Al-Quds, longmarch cinta Al-Aqsa di berbagai wilayah, seminar-seminar, statemen-statemen, training (daurah), aksi-aksi protes, penerbitan buku, tabligh akbar, pemutaran film dokumenter, pameran foto, hingga penggalangan dana dan kekuatan (fund and forces),
Termasuk mengirimkan bantuan dalam program Winter Aid for Gaza, Pandemic Aid for Gaza, serta penyaluran zakat dan pelaksanaan qurban di Palestina.
Tentu perlu terus melakukan kreasi dan inovasi berbagai kegiatan dalam kaitan pembebasan Al-Aqsa. Potensi dan peluang teknologi informasi, media sosial, dan komunitas dunia maya, harus dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin dan terus meningkat dari waktu ke waktu.
Tidak kalah pentingnya guna menggerakkan segala potensi di berbagai lini perjuangan, adalah memperluas networking dengan berbagai organisasi kemanusiaan, baik di Indonesia maupun mancanegara.
Baca Juga: Tentara Israel Mundur dari Kota Lebanon Selatan
Ada banyak Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang bergerak di bidang kepalestinaan, seperti di Malaysia, Yordania, Turki, Qatar, Kuwait, hingga di Inggris dan AS. Termasuk dengan organisasi, tokoh dan aktivis non-Muslim sekalipun, yang memiliki kepedulian terhadap nilai-nilai universal kemanusiaan.
Sehingga dengan demikian terjalin komunitas pembebasan Al-Aqsa secara internasional, yang dapat mendesak pemerintahan negara di dunia, sekaligus mendesak pejajahan Zionis Israel segera hengkang dari bumi penuh berkah, Palestina. Allahu Akbar ! Al-Aqsa Haqquna!! (A/RS2/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Pelanggaran HAM Israel terhadap Palestina