Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Refleksi 16 Tahun Aqsa Working Group, Semakin Menjangkau Dunia Internasional

Redaksi Editor : Widi Kusnadi - Rabu, 21 Agustus 2024 - 19:53 WIB

Rabu, 21 Agustus 2024 - 19:53 WIB

47 Views

Oleh  Ali Farkhan Tsani, Redaktur Senior Kantor Berita MINA, Duta Al-Quds Internasional

Catatan tragedi menyebutkan, tanggal 21 Agustus 1969 menjadi hari duka bagi umat Islam, ketika terjadi pembakaran Masjid Al-Aqsa, Yerusalem, Palestina.

Aksi jahat penodaan melalui Yahudisasi dan penguasaan Masjid Al-Aqsa sejak pembakaran itu, hingga kinipun masih terus berlangsung.

Pakar urusan Yerusalem, Dr. Ali Abu Ras, mengatakan berlalunya peringatan pembakaran Masjid Al-Aqsa terjadi dalam serangkaian serangan yang dimulai sejak tragedi Nakbah (1948) hingga pendudukan wilayah Yerusalem (1967).

Baca Juga: Kepastian Kehancuran Negara Zionis Israel

Dalam rangka memperingati hari pembakaran Masjid Al-Aqsa tersebut, pada Konferensi Internasional “Aksi Nyata Mengembalikan Masjid Al-Aqsa Ke Pangkuan Muslimin”, di Wisma ANTARA Jakarta tanggal 20 Sya’ban 1429 H. bertepatan dengan tanggal 21 Agustus 2008 M, yang diselenggarakan oleh Jama’ah Muslimin (Hizbullah), lahirlah “Deklarasi Jakarta untuk Pembebasan Al-Aqsa”.

Isi deklarasi menyatakan komitmen untuk terus berjuang membebaskan Al-Aqsa dan mengembalikannya ke pangkuan Muslimin.

Pernyataan deklarasi juga menyeru segenap pemimpin negara-negara Islam dan organisasi Islam dunia, serta tokoh dan cendikiawan Muslim di dunia agar mendesak pendudukan Israel untuk menghentikan usaha penggalian terowongan di bawah Masjid Al-Aqsa, serta mengembalikan otoritas Masjid Al-Aqsa ke pangkuan kaum Muslimin.

“Deklarasi juga mengajak segenap umat Islam di dunia untuk bangkit dan berjama’ah menyatukan langkah dengan segenap dana, jiwa dan seluruh kekuatan untuk membebaskan Al-Aqsa,” lanjut pernyataan sikap.

Baca Juga: Maulid Nabi dalam Perspektif Rumi dan Interaksionisme Simbolik

Peserta konferensi kala itu juga menyepakati terbentuknya organisasi Lembaga Kemanusiaan Aqsa Working Group (AWG), yang beranggotakan ulama, tokoh, cendikiawan, dan perwakilan Muslimin, yang berpusat kedudukan di Jakarta.

Lembaga Kemanusiaan Aqsa Working Group (AWG) sesuai akta pendiriannya mengemban 6 (enam) amanat utama, yaitu :

  1. Mensosialisasikan atau menyadarkan kaum Muslimin untuk membela dan membebaskan Al-Aqsa dari cengkraman zionis Israel.
  2. Mobilisasi seluruh dana dan kekuatan Muslimin sedunia untuk pembebasan Al-Aqsa.
  3. Membuat peta jalan (roadmap) pembebasan Al-Aqsa.
  4. Membangun jaringan kerjasama (networking) antar segenap Muslimin sedunia.
  5. Melakukan usaha-usaha pemberdayaan Muslimin Palestina, meliputi pendidikan, keterampilan, dan usaha-usaha lainnya untuk meningkatkan kesejahteraan muslimin Palestina.
  6. Memfasilitasi pembentukan kelompok kerja serupa di negara-negara berpenduduk Islam di dunia.

Kepemimpinan Sekretariat AWG Pusat di Jakarta selanjutnya mendapatkan tugas untuk memfasilitasi pembentukan AWG atau kelompok kerja serupa di negara-negara berpenduduk Muslim di seluruh dunia.

Bergerak Berjamaah

Baca Juga: Setelah 42 Tahun Sabra Shatila, Energi Perlawanan Semakin Kuat

Keberadaan Lembaga Kepalestinaan Aqsa Working Group (AWG) tentu tidak lepas dari kondisi Masjid Al-Aqsa yang masih berada di bawah penjajahan Zionis Israel berikut seluruh wilayah Palestina. Bahkan penjajahan dan penistaan terhadap Masjid Al-Aqsa terus berlangsung. Kezaliman itu tidak bisa ditolerir sama sekali.

Namun demikian belum semua kaum Muslimin menunjukkan kepedulian terhadap kondisi Masjid Al-Aqsa. Sehingga perlu adanya kegiatan dan gerakan untuk menyadarkan kaum Muslimin akan bahaya yang mengancam Masjid Al-Aqsa. Bila kesadaran itu sudah mulai bersemi di hati kaum Muslimin, maka upaya pembebasan masjid suci itu akan semakin nyata.

Sesungguhnyalah pembebasan Masjid Al-Aqsa itu memang bukan sekedar merebut kembali sebuah masjid yang dinistakan oleh musuh-musuh Allah.  Lebih dari itu, upaya tersebut adalah sebuah perjuangan mengembalikan dunia di bawah kepemimpinan yang akan merestorasi kedamaian dan keadilan di muka bumi yang pernah terjadi di bawah kepemimpinan Islam.

Di sinilah diharapkan peran penting Lembaga Kepalestinaan Aqsa Working Group (AWG) sebagai salah satu lembaga yang bekerja untuk membangun kesadaran semacam itu dan mengarahkan daya upaya untuk membebaskan Masjid Al-Aqsa dari belenggu penjajahan Zionis Israel.

Baca Juga: Ini, Sejarah Maulid Nabi dan Daftar Negara Muslim yang Merayakannya

Di sinilah perlunya pergerakan masif, terus-menerus, di  segala lini dengan berbagai kegiatan, bukan sekedar gerakan biasa, bukan hanya sewaktu-waktu, bukan hanya di satu tempat, dan tidak hanya di Indonesia. Namun gerakan luar biasa, yang memerlukan segala sumber daya manusia, pendanaan, jaringan, media dan semua potensi yang ada di kalangan umat.

Gerakan ini dilakukan secara berkala, setiap hari tanpa henti, sebab belum semua umat Islam dan manusia memahami tentang Al-Aqsa dan Palestina, baik dari sisi keislaman maupun kemanusiaan dan kebangsaan.

Gerakan yang dilakukan di seluruh wilayah, di berbagai kesempatan, hingga ke mancanegara. Apalagi saat ini banyak organisasi swadaya masyarakat, baik yang dikelola oleh umat Islam atau malah non-muslim atas nama kemanusiaan, dan maupun luar negeri, yang perlu terus dijalin kerjasamanya. Saling bersinergi dan berkolaborasi untuk Al-Aqsa dan Palestina.

Bulan Solidaritas Palestina

Baca Juga: Rabi’ul Awwal sebagai Bulan Maulid Nabi

Dalam kaitan aksi nyata Lembaga Kemanusiaan Aqsa Working Group (AWG) mencanangkan Bulan Solidaritas Palestina (BSP) sejak November 2022. Sebelumnya pada November 2021 dimulai dengan Pekan Solidartas Palestina (PSP).

Bulan Solidaritas Palestina (BSP) merupakan agenda tahunan yang digelar oleh Lembaga Kemanusiaan Aqsa Working Group (AWG) dalam rangka meningkatkan kepedulian dan secara aktif membantu rakyat Palestina serta pembebasan Masjid Al Aqsa.

Berbagai kegiatan Bulan Solidaritas Palestina (BSP) 2022 yang dilaksanakan serempak di 14 Provinsi se-Indonesia, antara lain : berbagai perlombaan, forum Duta Al-Quds, pengibaran bendera Indonesia dan Palestina di berbagai puncak gunung di ndonesia, gowes sepeda cinta Al-Aqsa, persahabatan Futsal tolak kedatangan Timnas Israel, talkshow Millennial Peacemaker Forum, pameran foto, dan sarasehan.

Untuk memperluas networking dengan berbagai organisasi kemanusiaan, baik di Indonesia maupun mancanegara, tahun 2023 Bulan Solidaritas Palestina diagendakan meluas ke luar negeri, terutama Asia Tenggara dan dunia umumnya.

Baca Juga: Lima Cara Membangun Keluarga Islami yang Dirindukan Surga

Ada banyak Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang bergerak di bidang kepalestinaan, seperti di Malaysia, Yordania, Turki, Qatar, Kuwait, hingga di Inggris dan AS. Bahkan beberapa negara di Eropa memberikan solidaritasnya yang kuat dalam melawan kejahatan kemanusiaan Zionis Israel. Hal ini seperti dilakukan pemerintah Irlandia, Spanyol, Norwegia dan Skotlandia. Termasuk Negara-negara di kawasan Amerika Latin,  seperti: Venezuela, Bolivia, Kuba, Chile, dan Kolombia.

Termasuk banyak tokoh dan aktivis non-Muslim sekalipun, yang memiliki kepedulian terhadap nilai-nilai universal kemanusiaan.

Bahkan seorang Perdana Menteri Inggris yang baru diangkat Juli 2024, Keir Starmer, menegaskan dukungan Inggris untuk mendirikan negara Palestina yang merdeka. Keir Starmer menelepon Presiden Palestina Mahmoud Abbas tanggal 7 Juli, menyoroti komitmen Starmer memajukan proses perdamaian Timur Tengah dengan menekankan prioritas seperti penerapan gencatan senjata, pembebasan sandera Israel yang ditahan Hamas, pengiriman bantuan yang dipercepat ke Gaza, dan dukungan finansial untuk lembaga-lembaga Palestina.

Starmer memimpin Partai Buruh dan memangku jabatan setelah pemilihan parlemen Inggris pada tanggal 5 Juli.

Baca Juga: Parenting ala Orangtua Palestina

Menjangkau Dunia Internasional

Kini, semangat pergerakan perjuangan Al-Aqsa dan Palestina masih terus menyala, bahkan harus semakin menyala lebih terang lagi, selama api pendudukan Zionis masih berlangsung. Bahkan dukungannya terus mengalir dari berbagai penjuru, baik dari kaum Muslimin khususnya maupun dunia pada umumnya.

Ya, api perjuangan tidak akan padam selama masih ada kaum Muslimin yang memiliki kepedulian terhadap Masjid Al-Aqsa. Di sinilah letak peran penting Lembaga Kemanusiaan Aqsa Working Group (AWG) dalam menggerakkan segala upaya untuk pembebasan Al-Aqsa.

Ini seperti tertuang dalam amanat pokok didirikannya Aqsa Working Group  (AWG), yaitu memfasilitasi pembentukan kelompok kerja serupa di negara-negara berpenduduk Islam di dunia. Termasuk dalam hal ini adalah menjalin komunikasi, sinergi dan kolaborasi dengan berbagai lembaga kepalestinaan di dunia internasional, baik di Tomur maupun Barat, Utara hingga Selatan.

Baca Juga: Lima Ciri Orang yang Diinginkan Kebaikan oleh Allah

Maka, di sini bahasa komunikasi internasional menjadi sangat penting bagi para pengurus dan aktivis Aqsa Working Group (AWG). Dan ini yang sekarang sedang dilakukan, melakukan pelatihan intensif bahasa Arab dan Inggris untuk seluruh pengurus dan aktivis AWG di seluruh Indonesia, bekerjasama dengan

lembaga pendidikan Language Course for Da’wah and Ummah (LCDU) yang berpusat di Bandung.

Pendiri LCDU Ihsan Ibadurrahman mengatakan, program training bahasa internasional dilaksanakan untuk menguatkan semangat dakwah internasional, menggunakan bahasa internasional.

Semua jangkauan ke dunia internasional itu memiliki daya kekuatan eksplosif, karena disatukan dalam satu kesatuan umat Islam, terpimpin bergerak berjama’ah. Sebuah kekuatan kehidupan umat dalam Jama’ah Muslimin, bersatu, saling kuat-menguatkan,saling bersaudara, tidak berpecah-belah, tidak mudah diadu-domba, hingga dapat mengalahkan pedudukan Zionis Israel.

Baca Juga: Omong Doang: Janji Palsu yang Merusak Kepercayaan

“Berpegang teguh pada tali Allah seraya berjama’ah,” itu pesan kuat Surat Ali Imran ayat 103.

“Kekuatan Allah bersama Al-Jama’ah”, (yadullaah ma’al jamaa’ah). Begitu pesan Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.

Akhirnya, Refleksi 16 Tahun Lembaga Kemanusiaan Aqsa Working Group (AWG), terus suarakan Al-Aqsa dan Palestina ke dunia internasional tanpa batas tempat dan waktu, semakin menjangkau dunia internasional. Sehingga semua mata dunia melihat Palestina, “All Eyes on Rafah”, “All Eyes on Gaza,” “All Eyes on Palestine”, “All Eyes on Al-Aqsa”.

Allahu Akbar ! Al-Aqsa Haqquna !!

Baca Juga: Pilkada 2024 Ajang Merajut Persaudaraan

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia
Indonesia