Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Refleksi 17 Tahun Kampus Jihad STAI Al-Fatah Bogor Go Internasional

Ali Farkhan Tsani - Rabu, 22 November 2017 - 05:47 WIB

Rabu, 22 November 2017 - 05:47 WIB

164 Views

Oleh: Ali Farkhan Tsani, Redaktur Senior Kantor Berita MINA (Mi’raj News Agency), Pembina Jurnalistik STAI Al-Fatah 

Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Fatah Cileungsi, Bogor, Jawa Barat mewisuda 35 lulusannya dari Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) serta tasyakur 13 orang lulusan Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI).

Wisuda bertema  Tasyakur dan Yudisium “Mempersiapkan Mujahid Da’i Profesional Berbasis Teknologi Informasi bagi Tegaknya Kepemimpina Umat Islam yang Rahmatan Lil ‘Alamin”, berlangsung di Aula Sarbini, Taman Wiladaltika, Cibubur, Jabar, Sabtu (18/11/2017).

Pada acara wisuda sempat ditayangkan film dokumenter 17 tahun usia STAI Al-Fatah, sejak didirikan tahun 2000. Tak ketinggalan memberikan Orasi Ilmiah Dr. Artini Soeparmo, wartawan senior, dosen dan peneliti, yang juga merupakan salah satu perintis awal berdirinya STAI Al-Fatah. Saat itu ia bersama perintis, penggagas dan pendiri STAI Al-Fatah, H.Muhyiddin Hamidy.

Baca Juga: Tertib dan Terpimpin

Artini antara lain menyebutkan Jurusan KPI saat ini menghadapi tantangan teknologi digital, yang dapat menjadi ancaman sekaligus peluang.

“Menyiapkan masyarakat digital bukan saja dengan membangun perangkat hardware digital, tetapi yang terlebih penting adalah software-nya, yaitu pembangunan manusia.  Di  sini  peran  Komunikasi Penyiaran Islam,” ujarnya.

Karenanya, menurutnya, komunikasi melalui  media  digital  menjadi  rahasia  sukses  seorang  pendakwah  digital  dengan  personal  branding  yang  kuat.

Ia menekankan, para  pendakwah saat ini bukan  hanya perlu melek media digital. Namun  mampu  melihatnya sebagai peluang  bisnis digital. Hal ini mengingat salah satu ciri pengguna  internet adalah online shopping. Pertanyaannya adalah, mungkinkah menggabungkan dakwah dengan marketing digital? Karena kegiatan dakwah juga memerlukan dana besar.

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-7] Agama itu Nasihat

Sementara itu dalam sambutannya, Ketua STAI Al-Fatah Wahyu Iwa Sumantri mengatakan, masa perjalanan 17 tahun lembaganya, akan terus berusaha meningkakan kompetensi SDM Ulul Albab yang amanah, kompeten, dan ikhlas lillah, dalam perjuangan Islam yang rahmatan lil ‘alamin.

Ia mengatakan, saat ini, kampus yang terletak di Kompleks Pesantren Al-Fatah Cileungsi, Bogor itu, pada tahun ajaran baru ini menekankan wawasan di bidang komunikasi yang dapat menjawab tantangan pengejawantahan Islam di tengah perubahan super cepat berbasis Teknologi Informasi.

“Kami tengah menyiapkan program-program untuk membangun brand sebagai perguruan tinggi dengan keunggulan komparatif di bidang public relation,” ujarnya.

wisuda-satai-300x196.jpg" alt="" width="354" height="231" />Kaderisasi Da’i Internasional

Baca Juga: Ada Apa dengan Terpilihnya Trump?

Sebagai lembaga pendidkan tinggi milik Jama’ah Muslimin (Hizbullah) yang bersifat rahmatan lil ’alamin, maka para mahasiswa STAI Al-Fatah pun dikader menjadi para da’i yang minimal mampu berbahasa internasional, bahasa Arab dan Inggris. Ke depan sedang diprogramkan pelatihan bahasa Mandarin, Jepang dan Korea, untuk menunjang go Internasional tersebut.

Tahapan awal yang diterapkan pada tahun ajaran saat ini adalah penerapan pembelajaran Bahasa Arab dan Bahasa Inggris Komunikasi / Jurnalistik. Dengan pembelajaran ini, para mahasiswa diharapkan dapat memahami komunikasi bahasa media massa yang digunakan media-media internasional seperti pada Mirajnews, Al-Jazeera, AFP, CNN, Reuters, dll.

Berbagai jaringan dengan media massa global pun sedang dirintis untuk Praktik Lapangan para mahasiswa nantinya, seperti dengan Kantor Berita Islam MINA (berpusat di Jakarta), WAFA (Ramallah) Al-Jazeera (Doha), Anadolu Agency (Istanbul), MEMO (London), serta Lembaga Dakwah atau Majelis Ulama di Malaysia, Thailand, Filipina dan Australia.

Beberapa perguruan tinggi juga disiapkan untuk pertukaran mahasiswa (exchange students), seperti rencana kerjasama dengan Universitas Qasim di Arab Saudi, Universitas Khartoum di Sudan, Woosung University di Korea, UPM Malaysia, Murdoch University of Australia, dll.

Baca Juga: Pentingnya Memahami Fiqih Jual Beli dalam Berdagang

Untuk memperkuat praktik di lapangan, telah didirikan Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Akademika, yang mengelola website www.akademika.info, Majalah Dinding Our Campuss, dan Akademika Journalism School.

Lainnya, Lembaga Dakwah Kampus (LDK) yang mengembangkan program Praktik Da’i di DKM-DKM atau Majelis Ta’lim-Majelis Ta’lim, penerbitan bacaan dakwah, serta siaran radio dan tv kampus.

Untuk itu, di samping para mahasiswa dibekali ilmu-ilmu Komunikasi dan Jurnalistik, juga dilengkapi dengan materi public relation, public speaking, manajemen dan bisnis media massa,

Tidak kalah pentingnya, dan ini menjadsi besic, dalam suasana Pesantren Mahasiswa, mereka dibekali dengan program Tahfidzul Quran tiap pagi dan malam, Mata Kuliah Aqidah Akhlaq, Jama’ah Imaamah, Ulumul Quran, Tafsir, dan Ulumul Hadits, Fidhud Dakwah dan lainnya.

Baca Juga: Selesaikan Masalahmu dengan Sabar dan Shalat

Sehingga dengan demikian para lulusan STAI Al-Fatah dapat mengembangkan wilayah-wilayah atau daerah-daerah dengan kemampuan multifungsi. Yaitu dapat menjadi da’i memperkuat Majelis Dakwah dalam memberikan ceramah dan training dalam tiga bahasa (Indonesia, Arab, Inggris) serta penerbitan media dakwah, dapat memperkuat Majelis Kutab dalam pembuatan pelaporan, penggunaan power point, pngelolaan email dan website.

Demikian pula dapat memperkuat Majelis Tarbiyah dalam menyelenggarakan Ma’had Tahfidz dan lembaga pendidikan lainnya, mengadakan training-training, dsb. Lainnya, pada Majelis Ukhuwah dapat memperkuat kegiatan komunikasi dengan media massa, instansi dan lembaga setempat, dengan kemapuan jurnalistik dan bekal kartu pers.

Maka, harapan dan mimpi besar itu akan ada di depan mata. Para mahasiswa STAI Al-Fatah yang berasal berasal dari beragai daerah di Indonesia dan mulai merambah dari mencanegara seperti dari Filipina dan Thailand. Maka, lulusannya memiliki personal branding yang kuat sebagai da’i internasional, dengan kompetensi lisan dan tulisannya.

Terbayang, bagaimana kelak para alumninya berkiprah sebagai jurnalis Al-Jazeera, Anadolu, Wafa, hingga AFP, CNN, AP, Reuters dan sebagainya. Hingga karya-karya jurnalistiknya dapat mewarnai dunia dengan nilai-nilai ilahiyah, yang rahmatan lil ‘alamin. Wabil khusus membuat opini public memenangkan pembebasan Al-Aqsha dan Palestina khususnya, serta dunia Islam pada umumnya.

Baca Juga: Dentuman Perang Memisahkan Sepasang Calon Pengantin

Sebagai da’i Qurani, lulusannya pun kelak tampil sekelas Ahmad Deedat, Zakir Naik, dan seterusnya. Hingga mampu mengembangkan penelitian-penelitian di bidang pendidikan, sosial dan keagamaan. Mereka dengan kompetensi Teknologi Informasi Digital juga diharapkan dapat menyebarkan dakwah online menerobos negeri Tirai Bambu Tiongkok, menjelajah kawasan Rusia, Eropa dan Amerika, serta menjadi da’i penyejuk di Timuir Tengah.

“Baraakallah, Congratulations on graduation selamat wisuda.” Semoga tercapai visi misi STAI Al-Fatah era informasi saat ini dan mendatang, dalam ridha Allah. Aamiin. (A/RS2/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Bela Masjid Al-Aqsa Sepanjang Masa

Rekomendasi untuk Anda

Kolom
MINA Millenia
Indonesia
Indonesia