Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Refleksi Hari Santri 2024, Menyambung Juang Merengkuh Masa Depan

Redaksi Editor : Widi Kusnadi - 7 jam yang lalu

7 jam yang lalu

37 Views

Peringatan Hari Santri Nasional yang diselenggarakan di Ponpes Al-Fatah Cileungsi, Kab. Bogor, Jabar 22 Oktober 2024 (foto: dok MINA)

Oleh Al Mujahid, Sekretaris Yayasan Pendidikan Shuffah Hizbullah, Pondok Pesantren Al-Fatah, Cileungsi, Bogor.

Setiap tahun Indonesia memperingati Hari Santri Nasional sebagai bentuk penghormatan kepada para santri, kyai, ulama dan pesantren yang telah berjuang untuk kemerdekaan dan kontribusinya dalam memperkuat nilai-nilai kebangsaan.

Peringatan Hari Santri dilaksanakan oleh lembaga-lembaga pendidikan Islam yang bernaung di bawah Kementerian Agama RI, dari berbagai tingkatan di seluruh Indonesia.

Pada tahun 2024 ini peringatan Hari Santri mengusung tema “Menyambung Juang Merengkuh Masa Depan” yang mengajak seluruh elemen masyarakat untuk merenungkan peran santri dalam membangun bangsa ke depan di era modern yang penuh tantangan.

Baca Juga: Genosida terhadap Pendidikan dan Kebudayaan di Gaza

Hari Santri diperingati setiap 22 Oktober setelah secara resmi ditetapkan oleh Pemerintah melalui Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015 tentang Hari Santri yang dikeluarkan tanggal 15 Oktober 2015. Peringatan Hari Santri Nasional berawal dari ditetapkannya fatwa “Resolusi Jihad” oleh Syeikh Hasyim Asy’ari pada tahun 1945, yang menjadi salah satu pemicu perjuangan melawan penjajah.

Melalui Resolusi Jihad, ulama dan santri dari berbagai pesantren bersatu untuk melawan kolonialisme. Salah satu wujud perjuangan mereka adalah terbentuknya pasukan pembela tanah air, seperti Laskar Hizbullah yang mempertahankan wilayah Indonesia dari serangan Sekutu pada tahun 1945 dan seterusnya.

Resolusi itu menjadi landasan moral bagi para santri dan umat Islam untuk berpartisipasi aktif dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia yang diperoleh dengan perjuangan penuh keringat dan darah. Juga membantu perjuangan bangsa lain yang masih belum merdeka, seperti bangsa Palestina yang hingga kini masih dijajah dan ditembaki setiap hari oleh Zionis Israel.

Hari Santri tidak hanya menjadi momen refleksi, tetapi juga pengingat akan perjuangan yang telah dilalui dengan penuh pengorbanan, juga  sebagai  pembangkit semangat ukhuwah Islamiyah untuk membantu bangsa lain yang masih dijajah. Hal itu sebagaimana diperintahkan Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk saling tolong-menolong dalam kebaikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam perbuatan dosa permusuhan (QS. Al-Maidah ayat 2).

Baca Juga: Mengapa Pengadilan Kriminal Internasional Belum Tangkap Netanyahu?

Selain itu, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi Wasallam mengingatkan agar umat Islam bersatu (berjama’ah) dalam segala kehidupan dan mengibaratkannya sebagai satu tubuh (al-muslimu kaljasadil wahid), orang-orang Islam itu bagaikan satu tubuh yang jika salah satu organnya mengalami sakit yang lainpun merasa sakit.

Kaki terkilir akan menyebabkan tubuh meriang dan kepala pusing. Ibarat satu bangunan yang setiap bagian saling menguatkan bagian lainnya. Itulah muslimin ibarat sebuah kesatuan bangunan yang utuh saling menopang (HR. Al-Bukhari  dan Muslim).

Penjajahan bangsa atas bangsa lain juga bertentangan dengan konstitusi NKRI, karena kemerdekaan adalah hak segala bangsa untuk memperolehnya dan penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan sebagaimana diamanatkan pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.

Kementerian Agama, menentukan tema Menyambung Juang Merengkuh Masa Depan, mencerminkan semangat untuk meneruskan perjuangan para santri dalam konteks kekinian. Dalam era globalisasi dan digitalisasi, santri dituntut untuk beradaptasi dan berinovasi.

Baca Juga: Imaam Yakhsyallah Mansur: Jangan Pernah Berhenti Menuntut Ilmu

Peringatan ini mengajak para santri untuk tidak hanya mengenang sejarah, tetapi juga untuk aktif dalam pembangunan masyarakat, dengan memanfaatkan teknologi dan pengetahuan untuk kebaikan bersama.

Santri saat ini memiliki peran yang sangat strategis. Mereka tidak hanya belajar ilmu agama hingga berakhlaqul karimah, hafal Al-Qur’an dan menguasai berbagai Kitab Gundul (kitab kuning), tetapi juga dituntut untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.

Dengan pemahaman yang komprehensif, santri dapat menjadi agen perubahan, mampu menghadapi tantangan global, serta memberikan kontribusi nyata dalam membangun masyarakat yang lebih baik. Para santri tidak hanya dapat menyerap berbagai ilmu di bangku sekolah (madrasah) tapi dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan riil di masyarakat sehingga berguna bagi agama, negara dan bangsa.

Berbagai kegiatan tengah digelar di berbagai daerah dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional 2024. Di antaranya seminar, diskusi, dan lomba kreativitas yang melibatkan santri dan masyarakat umum. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya peran santri dan kontribusinya dalam pembangunan bangsa.

Baca Juga: Lima Kader Muhammadiyah Perkuat Kabinet Merah Putih

Selain itu, diharapkan akan muncul ide-ide baru yang dapat diimplementasikan untuk kemajuan umat, tidak hanya sebatas ritual upacara bendera diiringi lagu Indonesia Raya dan segala rangkaian acara lainnya.

Peringatan Hari Santri Nasional 2024 adalah momentum untuk merefleksikan kembali nilai-nilai perjuangan yang telah diwariskan para pendahulu. Dengan tema “Menyambung Juang Merengkuh Masa Depan,” diharapkan santri dan pesantren dapat terus berkontribusi dan menjadi bagian dari solusi bagi tantangan yang dihadapi bangsa saat ini.

Mari bersama-sama, kita terus mengembangkan semangat juang para santri dalam membela agama  dan menolak segala bentuk penjajahan dengan terus membantu saudara-saudara kita yang masih menderita karena dijajah bangsa lain.

Kita berbuat yang terbaik untuk negara dan bangsa serta membantu bangsa lain meraih masa depan yang lebih cerah dan sejahtera, hingga tidak ada lagi penjajahan bangsa oleh bangsa lain di atas bumi. []

Baca Juga: Di Manakah Jenazah Yahya Al-Sinwar?

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

MINA Millenia
Indonesia
Indonesia