Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Reformis dan Moderat Pimpin Suara Pemilu Parlemen Iran

Rudi Hendrik - Sabtu, 27 Februari 2016 - 16:31 WIB

Sabtu, 27 Februari 2016 - 16:31 WIB

403 Views

Spanduk kampanye pemilu parlemen Iran. (Foto; dok. Al Jazeera)

IRAN.jpg" alt="Spanduk kampanye pemilu parlemen Iran. (Foto; dok. Al Jazeera)" width="600" height="335" /> Spanduk kampanye pemilu parlemen Iran. (Foto: dok. Al Jazeera)

Teheran, 19 Jumadil Awwal 1437/27 Februari 2016 (MINA) – Kelompok reformis dan moderat memimpin di pemilihan parlemen Iran, menurut hasil penghitungan awal pada Sabtu (27/2).

Hasil ini memberi indikasi, Presiden Hassan Rouhani mungkin akan mendapat dukungan yang lebih ramah untuk mengejar agenda dalam negerinya.

Hasil awal dari pemilu itu menunjukkan bahwa tidak satu pun dari tiga faksi politik yang bersaing akan menang menjadi mayoritas di parlemen 290 kursi. Tapi kelompok reformis mencari perubahan demokratis yang lebih besar dengan kehadiran mereka yang kuat sejak 2004 dengan menggeser jumlah kelompok garis keras.

Para pejabat belum merilis hasil awal, tapi laporan di kantor berita Fars dan Mehr, termasuk penghitungan yang dilakukan oleh kantor berita Associated Press (AP) menunjukkan bahwa kelompok garis keras mendapat hasil yang menurun, demikian Al-Jazeera memberitakan yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan

Pemilihan parlemen dan Majelis Ahli Iran pada Jumat adalah yang pertama sejak kesepakatan nuklir Iran dengan kekuatan dunia tahun lalu.

Hampir 55 juta dari 80 juta warga Iran yang berhak memilih.

Pada Sabtu, hasil parsial muncul dari sekitar 50 kota-kota kecil di seluruh Iran yang menunjukkan kubu reformis dan sekutunya yang moderat memimpin perolehan suara.

Namun dukungan bagi konservatif garis keras yang menentang kesepakatan nuklir, tetap kuat di beberapa daerah.

Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza  

Kubu konservatif garis keras sebagian besar terdiri dari loyalis mantan Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad, yang selama dua periode jabatannya memicu ketegangan dengan Amerika Serikat dan menindak para pembangkang internal.

Reformis menyerbu kursi kekuasaan dengan Pemilu 1997, tapi kalah di pemilu berikutnya pada 2004, ketika calon reformis sebagian besar dilarang berpartisipasi.

Kemenangan Ahmadinejad pada pemilu 2005 membuat kaum reformis jatuh. Mereka menutup gerakan politiknya hampir satu dekade, sampai akhirnya Rouhani terpilih sebagai presiden. (T/P001/R05)

 

Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Palestina
Internasional
Internasional
Dunia Islam