Reformis dan Moderat Pimpin Suara Pemilu Parlemen Iran

Spanduk kampanye pemilu parlemen Iran. (Foto; dok. Al Jazeera)
Spanduk kampanye pemilu parlemen . (Foto: dok. Al Jazeera)

Teheran, 19 Jumadil Awwal 1437/27 Februari 2016 (MINA) – Kelompok reformis dan memimpin di pemilihan parlemen Iran, menurut hasil penghitungan awal pada Sabtu (27/2).

Hasil ini memberi indikasi, Presiden mungkin akan mendapat dukungan yang lebih ramah untuk mengejar agenda dalam negerinya.

Hasil awal dari pemilu itu menunjukkan bahwa tidak satu pun dari tiga faksi politik yang bersaing akan menang menjadi mayoritas di parlemen 290 kursi. Tapi kelompok reformis mencari perubahan demokratis yang lebih besar dengan kehadiran mereka yang kuat sejak 2004 dengan menggeser jumlah kelompok garis keras.

Para pejabat belum merilis hasil awal, tapi laporan di kantor berita Fars dan Mehr, termasuk penghitungan yang dilakukan oleh kantor berita Associated Press (AP) menunjukkan bahwa kelompok garis keras mendapat hasil yang menurun, demikian Al-Jazeera memberitakan yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Pemilihan parlemen dan Majelis Ahli Iran pada Jumat adalah yang pertama sejak kesepakatan nuklir Iran dengan kekuatan dunia tahun lalu.

Hampir 55 juta dari 80 juta warga Iran yang berhak memilih.

Pada Sabtu, hasil parsial muncul dari sekitar 50 kota-kota kecil di seluruh Iran yang menunjukkan kubu reformis dan sekutunya yang moderat memimpin perolehan suara.

Namun dukungan bagi konservatif garis keras yang menentang kesepakatan nuklir, tetap kuat di beberapa daerah.

Kubu konservatif garis keras sebagian besar terdiri dari loyalis mantan Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad, yang selama dua periode jabatannya memicu ketegangan dengan Amerika Serikat dan menindak para pembangkang internal.

Reformis menyerbu kursi kekuasaan dengan Pemilu 1997, tapi kalah di pemilu berikutnya pada 2004, ketika calon reformis sebagian besar dilarang berpartisipasi.

Kemenangan Ahmadinejad pada pemilu 2005 membuat kaum reformis jatuh. Mereka menutup gerakan politiknya hampir satu dekade, sampai akhirnya Rouhani terpilih sebagai presiden. (T/P001/R05)

 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Wartawan: Rudi Hendrik

Editor: Rana Setiawan

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.