Jakarta, MINA – Laboratory of Indonesian and Global Studies (LIGS) Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) bersama dengan Asia Middle East Center for Research and Dialogue (AMEC) yang berbasis di Kuala Lumpur, Malaysia, menyelenggarakan seminar internasional bertajuk “Rekonstruksi Pascakonflik di Gaza: Tantangan dan Jalan Menuju Perdamaian Berkelanjutan”, Rabu (12/3).
Para pembicara yang memberikan presentasi materinya antara lain: Direktur Asia Middle East Center for Research and Dialogue (AMEC) Dr. Muslim Imran, Head of Political Science Program UMJ, Miftahul Ulum, Ph.D, dosen Ilmu politik FISIP UMJ, Hamka, M.Si, dimoderatori oleh Dr. Asep Setiawan, M.A.
Acara itu dihadiri oleh sekitar 60 peserta dari berbagai negara, termasuk Indonesia.
Seminar membahas dua isu utama terkait rekonstruksi Gaza. Pertama, fokus pada pemulihan kehidupan warga Gaza yang sebagian besar rumahnya hancur akibat serangan udara Israel dalam lebih dari satu tahun terakhir. Kondisi ini menuntut perhatian besar terhadap pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat, mulai dari pangan hingga kesehatan.
Baca Juga: Kemenhub Gratiskan 2400 Tiket Kapal Mudik di Sultra
Kedua, rekonstruksi jangka panjang yang harus mencakup penegakan keadilan, terutama dalam mengadili pemimpin Israel yang telah dinyatakan sebagai penjahat perang oleh Mahkamah Internasional.
Direktur Eksekutif AMEC, Dr. Muslim Imran menjelaskan bahwa saat ini lebih dari satu juta warga Gaza kehilangan tempat tinggal akibat pemboman yang menghancurkan hampir seluruh infrastruktur di wilayah tersebut.
Selain itu, lebih dari dua juta orang di Gaza terpaksa bergantung pada kemanusiaan/">bantuan kemanusiaan karena kehilangan penghasilan dan tempat tinggal mereka. Di tengah gencatan senjata sementara, kebutuhan mendesak mereka meliputi makanan, air bersih, dan obat-obatan yang sangat sulit diperoleh.
Partisipasi masyarakat sipil dunia, termasuk Indonesia, menjadi harapan besar dalam pemenuhan kebutuhan dasar warga Gaza. Dr. Muslim Imran menekankan bahwa bantuan dari masyarakat sipil bisa lebih cepat bergerak dibandingkan dengan kebijakan pemerintah yang cenderung lambat.
Baca Juga: ICMI Terus Fokus Peningkatan Kualitas SDM Bangsa
“Masyarakat sipil dapat segera bergerak sesuai kapasitas mereka untuk membantu rakyat Palestina yang saat ini sangat membutuhkan bantuan,” ujar Imran dalam sesi seminar.
Data terbaru menunjukkan bahwa lebih dari 48.000 warga Palestina telah kehilangan nyawa dalam konflik ini, dengan lebih dari 111.000 orang terluka hingga 11 Maret 2025. Selain itu, 90% dari populasi Gaza, sekitar 2,3 juta orang, terpaksa mengungsi, dan 292.000 rumah telah rusak atau hancur.
Kerusakan infrastruktur lainnya juga mencakup 62% dari total jaringan jalan yang hancur, sementara 95% rumah sakit di Gaza tidak lagi berfungsi. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Cuaca Jakarta Kamis Ini Cerah dan Sebagian Hujan Ringan