Bogor, 14 Shafar 1435/27 November 2015 (MINA) – Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Herry Suhardiyanto mengatakan, buah nusantara lebih unggul dibandingkan buah impor.
“Buah nusantara ada sepanjang tahun, silih berganti, rasa lebih enak dan beraneka ragam,” katanya dalam pembukaan Festival Bunga dan Buah Nusantara 2015 di Gedung Internasional Convention Centre IPB, Bogor, Jumat (27/11).
Herry mengatakan, seluruh jenis buah yang dapat tumbuh dan berproduksi optimal di seluruh wilayah Indonesia baik yang berasal asli dari Indonesia maupun negara lain.
“Bahkan beberapa buah-buahan produksi Indonesia memiliki potensi ekspor yang besar,” kata Herry.
Baca Juga: BKSAP DPR Gelar Kegiatan Solidaritas Parlemen untuk Palestina
Menurutnya, berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS) dari tahun 2009–2013 menyebutkan, beberapa jenis buah yang memiliki produktivitas tinggi antara lain: pertumbuhan manggis meningkat sebesar 26.76% per tahun, melon 13.58 % per tahun, duku/langsat 10.77% per tahun, belimbing 8.90% per tahun, salak 8.30% per tahun, pepaya 5.76% per tahun, nenas 4.79% per tahun, alpukat 4.73% per tahun, markisa 3.79% per tahun dan durian 3.77 per tahun.
Di sisi lain, walaupun nilai dan volume ekspor masih relatif sangat rendah, hanya sekitar 1.39% dari produksi buah nasional, Indonesia telah mampu mengekspor buah nusantara dalam bentuk buah segar, buah kering dan buah olahan.
Pada tahun 2013 Indonesia telah mampu mengekspor buah segar dan kering sebesar 37.8 ribu ton dengan nilai USD 22.5 juta dan buah olahan sebesar 187.9 ribu ton dengan nilai USD 172.7 juta.
Nilai ekspor buah segar dan/kering tersebut didominasi oleh kontribusi asam jawa (30.9%), manggis (25.5%), pisang (13.2%), salak (7.6%), mangga (6.3%), semangka (2.1%), jeruk lemon/nipis (2%), rambutan (1.8%), alpukat (1.2%), melon (0.8%) dan jambu biji (0.5%). Total nilai ekspor ke sepuluh komoditas tersebut mencapai 91.9% dari total nilai ekspor Buah segar dan kering Indonesia.
Baca Juga: Warga Israel Pindah ke Luar Negeri Tiga Kali Lipat
Sementara itu, nilai ekspor buah olahan tahun 2013 hanya didominasi oleh kontribusi satu komoditas, yakni nenas. Total nilai ekspor nenas olahan mencapai 91.1% dari total nilai ekpor buah olahan Indonesia.
Adapun impor buah Indonesia tahun 2013 mencapai 502.3 ribu ton dengan nilai USD 647.3 juta untuk buah segar dan kering dan 27.7 ribu ton dengan nilai USD 46.9 juta untuk buah olahan. Walaupun volumenya relatif besar, total impor Buah Indonesia dibandingkan dengan total volume produksi 2013 masih dikategorikan relatif kecil, hanya sekitar 3.26%.
Impor buah segar dan kering Indonesia didominasi oleh kontribusi apel, jeruk, peer, anggur, kelengkeng, kurma, Buah naga, kiwi dan durian masing-masing 27.1%, 18.2%, 16.9%, 16.3%, 10.3%, 5.8%, 1.7%, 1.4% dan 1.1%.
Total nilai impor ke sembilan komoditas tersebut mencapai 98.8% dari total nilai impor buah segar dan kering Indonesia tahun 2013. Sedangkan impor Buah olahan Indonesia didominasi oleh kontribusi jeruk, anggur, apel, leci/kelengkeng, ceri dan peach masing-masing 52.8%, 10.5%, 7.4%, 3.5%, 2.5% dan 1.9%. Total nilai impor buah olahan keenam komoditas tersebut mencapai 78.6% dari total nilai impor Buah olahan Indonesia tahun 2013.
Baca Juga: Timnas Indonesia Matangkan Persiapan Hadapi Bahrain
“Ke depan kita harus terus berusaha meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi buah dalam negeri,” kata Rektor IPB itu. (L/P010/P4)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Timnas Indonesia Matangkan Persiapan Hadapi Bahrain