Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rektor MIU Iran Kunjungi Muhammadiyah Bahas Kerja Sama Bangun Peradaban Islam

Rana Setiawan Editor : Rudi Hendrik - 3 jam yang lalu

3 jam yang lalu

7 Views

Jakarta, MINA – Rektor Al-Musthafa International University (MIU) Iran, Prof. Dr. Ali Abbasi, melakukan kunjungan kehormatan ke Kantor Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Jakarta pada Kamis (6/11). Pertemuan tersebut menandai langkah penting dalam memperkuat hubungan antara dua institusi besar dunia Islam yang berpengaruh dalam pendidikan, dialog antarperadaban, dan pembangunan masyarakat Muslim modern.

Dalam suasana penuh keakraban, Prof. Abbasi diterima oleh jajaran pimpinan Pusat Muhammadiyah. Dalam dialog terbuka, kedua pihak menekankan pentingnya kerja sama akademik dan sosial-keumatan untuk memperkuat kontribusi Islam terhadap perdamaian dan kemajuan global.

“Kami sangat menghargai peran Muhammadiyah yang telah lebih dari satu abad memadukan nilai-nilai Islam dengan pembangunan sosial dan pendidikan,” ujar Prof. Abbasi.

“Konsep Islam Berkemajuan yang diusung Muhammadiyah sangat sejalan dengan visi MIU dalam membangun peradaban Islam yang dinamis, rasional, dan berakar pada spiritualitas.”

Baca Juga: Tiga Santri Tahfiz Nurul Bayan Majalengka Lolos Seleksi Penulis Muda Nasional

Didirikan pada 1979, setahun setelah Revolusi Islam Iran, MIU dibentuk atas instruksi langsung Imam Ruhullah Khomeini sebagai pusat pendidikan Islam internasional yang memadukan ilmu, moralitas, dan spiritualitas.

Kini, MIU telah berkembang menjadi universitas global di bawah arahan Pemimpin Tertinggi Republik Islam Iran, Ayatullah Sayyid Ali Khamenei.

Lembaga tersebut menampung puluhan ribu mahasiswa dari lebih 130 negara dan memiliki cabang di berbagai kawasan dunia, termasuk Asia Tenggara, Afrika, Eropa, dan Amerika Latin.

Posisi rektor yang diangkat langsung oleh Pemimpin Tertinggi menegaskan status MIU sebagai representasi intelektual dan spiritual Iran di kancah internasional.

Baca Juga: Prof Heri Kuswanto: Indonesia Butuh Lonjakan Talenta Kreatif dan Digital

Prof. Abbasi menjelaskan bahwa MIU mengembangkan sistem pendidikan terpadu yang menggabungkan studi klasik berbasis turats (warisan intelektual Islam) dengan riset modern di bidang sosial, politik, dan hubungan internasional.

“Konsep Islam yang maju bukan berarti meninggalkan tradisi,” jelasnya, “melainkan menjadikan tradisi sebagai fondasi moral dan spiritual dalam menghadapi tantangan modernitas.”

Didirikan pada 1912, Muhammadiyah dikenal sebagai organisasi Islam modern terbesar di Indonesia yang berfokus pada amal nyata di bidang pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan sosial. Gerakan ini mengelola ribuan sekolah, universitas, rumah sakit, dan lembaga sosial di seluruh Indonesia, menjadikannya salah satu aktor utama dalam kebangkitan Islam di Asia Tenggara.

Bagi para pengamat dunia Islam, keberhasilan Muhammadiyah menunjukkan bahwa kebangkitan Islam di era modern bukan hanya ditentukan oleh wacana teologis, tetapi juga oleh penguatan kelembagaan dan etos kerja sosial.

Baca Juga: Bahasa Indonesia Resmi Digunakan sebagai Bahasa Kerja di Sidang Umum UNESCO

“Kami melihat MIU dan Muhammadiyah memiliki semangat yang sama,” ujar salah satu pimpinan Pusat Muhammadiyah dalam pertemuan tersebut. “Keduanya menempatkan pendidikan sebagai kunci membangun manusia berkarakter dan peradaban yang berkeadilan.”

Dalam pembicaraan tersebut, kedua pihak membahas sejumlah peluang kerja sama, termasuk pertukaran dosen dan mahasiswa, penelitian bersama, pengembangan kurikulum Islam kontemporer, serta forum dialog antarperadaban.

Prof. Abbasi menyampaikan harapan agar kolaborasi ini dapat menjadi jembatan ilmu dan persaudaraan antara dua bangsa besar dunia Islam, Iran dan Indonesia.

“Kerja sama ini bukan hanya akademik, tetapi juga moral dan spiritual,” ujarnya. “Kami ingin memperkuat jaringan keilmuan dan kemanusiaan antar umat Islam di seluruh dunia.”

Baca Juga: Pemerintah Perkuat Program Beasiswa Seni dan Budaya Indonesia

Pertemuan ditutup dengan pertukaran cenderamata dan sesi foto bersama, disertai komitmen untuk menindaklanjuti pembentukan tim kerja bilateral guna merumuskan langkah konkret kolaborasi lintas lembaga.[]

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: SMA Alfa Centauri Isi Bulan Bahasa dengan Pelatihan Menulis

Rekomendasi untuk Anda