Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rektor UIN Ar-Raniry: Integrasi Ilmu untuk Kemajuan Muslim Aceh

Rana Setiawan - Sabtu, 29 Oktober 2016 - 23:56 WIB

Sabtu, 29 Oktober 2016 - 23:56 WIB

359 Views

(KWPSI)

Banda Aceh, 28 Muharram 1438/29 Oktober 2016 (MINA) – Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry, Farid Wajdi Ibrahim mengatakan, Islam adalah agama yang mengajarkan ilmu pengetahuan dan agama merupakan sesuatu yang saling berkaitan dan melengkapi.

“Saat ini, yang menjadi salah satu penyebab kemunduran peradaban umat, khususnya umat Islam adalah adanya pemisahan (dikotomi) antara ilmu agama dengan ilmu umum, padahal jika dikaji secara historis dari sejarah peradaban Islam, ilmuwan-ilmuwan muslim zaman dulu seperti Ibnu Sina dan Ibnu Rusd‎ di samping ahli pada bidang ilmu pengetahuan umum, juga ahli ilmu agama,” katanya saat mengisi pengajian rutin Kaukus Wartawan Peduli Syariat Islam (KWPSI) dengan tema “Integrasi Ilmu dalam Islam” di Rumoh Aceh Kupi Luwak Jeulingke, Rabu (26/10) malam.

“Ajaran Islam tidak pernah melakukan dikotomi antar ilmu satu dengan yang lain. Karena dalam pandangan Islam, ilmu agama dan umum sama saja berasal dari Allah. Islam juga menganjurkan umatnya bersungguh-sungguh mempelajari setiap ilmu pengetahuan.

Menurutnya, pemisah kedua ilmu tersebut awalnya hanya sekedar spesifikasi, agar terjadi penggalian ilmu secara mendalam yang profesional dan mampu mengaktualisasikan untuk kemajuan peradaban, hanya saja belakangan telah terjadi stigma (anggapan) yang sangat jauh, sehingga timbul kesan ilmu agama hanya mengarah pada pembentukan spiritual saja dan tidak menganggap menyentuh pergaulan sosial sehingga menjadi pemicu kemunduran peradaban Islam.

Baca Juga: Menag RI dan Dubes Sudan Bahas Kerja Sama Pendidikan

Sebaliknya dengan pemahaman yang berbeda di tengah masyarakat kita yang sudah terlena dan terlarut pada pandangan skeptis di mana ilmu dunia banyak mengiring kepada sikap liberalisasi umat, mendekati umat pada kesesatan bahkan dipandangnya ilmu itu hanya sebatas di dunia yang dapat menyesatkan dan menjauhkan diri dari hukum-hukum Islam.

“Karenanya agar tidak terlena dengan berlarutnya kedua pandangan tersebut maka perlu menjadi perhatian serius supaya tidak menimbulkan stigma negatif bagi kelangsungan hidup dan kemajuan peradaban umat. Sehingga hubungan antara sains dengan agama perlu, karena ilmu pengetahuan tanpa agama buta, dan agama tanpa ilmu pengetahuan pincang,” jelasnya.

Prof Farid lalu memberi contoh upaya pihaknya dalam memajukan UIN Ar-Raniry, sekaligus melakukan upaya-upaya untuk mengintegrasikan Islam dalam ilmu pengetahuan yang dikembangkan dengan sejumlah tantangan yang dihadapi UIN Ar-Raniry

 

Baca Juga: Mendikti Sampaikan Tiga Arah Kebijakan Pendidikan Tinggi Indonesia

Pada pengajian KWPSI tersebut, Farid Wajdi yang juga Ketua PW Al-Washliyah Aceh menyebutkan, saat ini Aceh sangat membutuhkan seorang figur pemimpin yang bisa membawa Aceh meraih kejayaan. Sebab, persyaratan lain telah dipenuhi, tinggal lagi figur pemimpin yang belum dimiliki. (T/R05/R03)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Kedutaan Besar Sudan Sediakan Pengajar Bahasa Arab untuk Pondok Pesantren

Rekomendasi untuk Anda

MINA Preneur
Kolom