Jakarta, 2 Rajab 1435/1 Mei 2014 (MINA) – Rampungnya pembangunan Rumah Sakit Indonesia di Gaza, tidak lepas dari peran para relawan Ponpes Al-Fatah yang diakui sebagai “kunci” dalam pembangunan yang selesai akhir tahun lalu.
Anggota Presidium MER-C, dr Joserizal Jurnalis mengatakan kepada MINA, Rabu (30/4) di Jakarta, tenaga para relawan yang berjumlah hampir 30 orang, menjadi kunci selesainya pembangunan fisik rumah sakit milik rakyat Indonesia itu.
“Ini adalah mission imposible, karena Gaza adalah daerah terisolasi, masuknya susah, keluarnya pun susah, tapi buktinya kami bisa menyelesaikan. Karena izin Allah, didukung oleh teman-teman dari segala bidang, terutama teman-teman Al-Fatah yang menjadi kunci pembangunan,” kata Joserizal di sela-sela acara “Peluncuran Video Campaign Rumah Sakit Indonesia di Gaza – Palestina”.
Baca Juga: Pasangan Ridwan Kamil-Suswono dan Dharma-Kun tak jadi Gugat ke MK
Dokter pakar bedah itu menekankan bahwa para pekerja pembangunan RS Indonesia sifatnya adalah “relawan”, bukan tenaga kerja.
“Kami banyak bekerjasama denggan Al-Fatah. Hari ini adalah spirit bahwa pesan telah sampai ke akar rumput, bukan sekedar orang berpendidikan yang tahu, buktinya sumbangan kepada RS Indonesia kebanyakan dari masyarakat kalangan menegah ke bawah. Justeru orang-orang yang kaya sekali, agak takut menyumbang pada kami (MER-C),” ujar pria kelahiran Padang, Sumatera Barat itu.
Dokter yang kenyang pengalaman kemanusiaan di berbagai daerah konflik itu mengisahkan, ketika tanah RS itu diuruk dan diratakan, ia dan relawan lainnya menangis semua. Karena mereka sudah lama menunggu sejak 2009, baru terlaksana dua tahun kemudian.
Joserizal kembali menegaskan bahwa rumah sakit yang mereka bangun di Gaza itu bukanlah rumah sakit MER-C, tapi rumah sakit milik rakyat Indonesia yang nanti akan dihadiahkan kepada rakyat Palestina.
Baca Juga: Cuaca Jakarta Berpotensi Hujan Kamis Ini, Sebagian Berawan Tebal
“Kami hanya penjalan amanah. Ini rumah sakit masyarakat indonesia. Kita akan mempersembahkan rumah sakit itu sebagai hadiah pada rakyat Gaza,” katanya.
Joserizal menjelaskan, ke depannya MER-C akan menyerahkan RS Indonesia secara “bulat-bulat” kepada rakyat Gaza, tapi presentasinya melalui pemerintah.
“Kita bertujuan merekatkan faksi-faksi yang ada di Palestina. Saya selalu tekankan kepada teman-teman Al-Fatah di Gaza agar selalu berdiri di tengah, netral. Jangan terlalu dekat kepada salah satu kelompok, harus menjadi penengah,” tambahnya.
Sejak awal pembangunan RS Indonesia, lembaga kemanusian bidang medis MER-C menggunakan tenaga relawan dari jaringan Pondok Pesantren Al-Fatah berasal dari berbagai wilayah di Indonesia. Mereka bekerja membangun di Gaza selama satu hingga hampir dua tahun tanpa pernah pulang, selama tugasnya belum selesai.
Baca Juga: Workshop Kemandirian untuk Penyandang Disabilitas Dorong Ciptakan Peluang Usaha Mandiri
Awalnya, tidak semua tenaga relawan ahli di bidang bangunan, bahkan ada relawan yang hanya bermodal semangat untuk membantu saudara seakidahnya di Gaza. (L/P09/P04/EO2).
Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Baca Juga: Update Bencana Sukabumi: Pemerintah Siapkan Pos Pengungsian