Jakarta, 18 Rajab 1435/17 Mei 2014 (MINA) – Ternyata Allah menghilangkan rasa takut di hati para relawan pembangunan Rumah Sakit (RS) Indonesia ketika mereka pertama kali memasuki Jalur Gaza yang diblokade bertahun lamanya oleh pemerintah Israel.
Kondisi itu disampaikan oleh Bukhari Muslim, salah seorang relawan MER-C (Medical Emergency Rescue Committee) asal Lampung saat bertemu Mi’raj islamic News Agency (MINA), Sabtu (17/5) di Jakarta.
Gaza menjadi penjara terbesar di dunia setelah daerah yang dikuasai oleh Hamas itu diblokade ketat Israel sejak 2007. Apa lagi pada akhir 2008 militer Israel membombardir wilayah kecil itu dengan kekuatan penuh selama 22 hari, membuat wilayah itu semakin berbahaya bagi manusia yang tinggal di sana.
“Rasa syukur bisa memasuki negeri para nabi yang di dalam Al-Quran disebut negeri yang diberkahi. Ternyata Allah memang menghilangkan rasa takut ketika kita berada di medan (Gaza), mungkin siapa pun orangnya,” kata Bukhari kepada MINA.
Baca Juga: Tentara Israel Cemas Jumlah Kematian Prajurit Brigade Golani Terus Meningkat
Selebihnya, Bukhari mengatakan, para relawan memang sudah dibina memiliki akidah bahwa musibah atau apa pun yang terjadi sudah ada catatannya, di mana pun manusia berada pasti maut akan menjemput.
Bukhari mengisahkan, ketika terjadi serangan Israel terhadap Gaza selama delapan hari pada 2012, dalam sehari dia harus keluar tiga kali lebih untuk membeli kebutuhan logistik para relawan, karena pada saat itu dia bertugas di tim logistik.
“Setiap hari saya harus keluar lebih dari tiga kali untuk mencari makanan atau bensin. Saya melihat di jalan itu kosong lengang, tidak ada seorang pun yang terlihat saat perang. Hanya pesawat-pesawat Israel yang berputar-putar di atas,” ujarnya. “Kemudian saya tanya kepada teman yang bersama saya, ‘bagaimana ini?’ Jawabnya, ‘insya Allah syahid’.” Bukhari yang ketika berangkat ke Gaza meninggalkan isteri sedang mengandung tujuh bulan, menambahkan bahwa tidak ada rasa takut di saat masa perang delapan hari itu.
Puluhan relawan yang MER-C berangkatkan dari jaringan Pondok Pesantren Al-Fatah di berbagai wilayah Indonesia, telah selesai membangun RS Indonesia di Gaza yang dibangun dengan dana murni dari rakyat Indonesia yang akan dipersembahkan kepada rakyat Palestina. Kini pembangunan tersebut sudah memasuki tahap ketiga, yaitu pengadaan alat-alat kesehatan dengan dana yang lebih besar dari biaya pembangunan gedungnya.
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya
Melalui Gerakan Rp 50 ribu/orang, MER-C mencoba menggalang dana sebesar RP 65 milyar dengan melibatkan berbagai figur publik dan selebritis dalam kampanye pengggalangan dananya. (L/P09/P01).
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza