Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Relawan Indonesia Peserta Global Sumud Flotilla Pulang, Tegaskan Tekad Lanjutkan Solidaritas untuk Gaza

Rana Setiawan Editor : Rudi Hendrik - 36 detik yang lalu

36 detik yang lalu

0 Views

Dua relawan Indonesia dalam misi kemanusiaan Global Sumud Flotilla (GSF), Muhammad Fatur Rohman dari Aqsa Working Group (AWG) dan aktivis publik Wanda Hamidah, sedang diwawancarai awak media saat tiba di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Sabtu (4/10/2025) malam.(Foto: Sidik/MINA)

Jakarta, MINA – Dua relawan Indonesia, Muhammad Fatur Rohman dari Aqsa Working Group (AWG) dan aktivis publik Wanda Hamidah, telah kembali ke Tanah Air setelah mengikuti misi kemanusiaan Global Sumud Flotilla (GSF) yang berupaya menembus blokade penjajah Zionis Israel terhadap Gaza.

Keduanya tiba di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Sabtu (4/10) malam, dan kemudian berbagi kisah perjuangan mereka kepada media di Jakarta Selatan.

Fatur, pemuda asal Jawa Barat yang juga anggota Ukhuwah Al Fatah Rescue (UAR), menjadi satu-satunya delegasi Indonesia di kapal Kamr, sebuah kapal layar kecil berisi enam orang: satu dari Indonesia, empat dari Mauritania, dan satu dari Aljazair.

“Kita akan buat lagi gelombang-gelombang berikutnya yang jauh lebih besar, yang jauh lebih kuat, untuk menembus blokade Gaza,” tegasnya.

Baca Juga: Kapolres Yahukimo Imbau Warga Hindari Pendulangan Emas Ilegal karena Ancaman Teroris KKB

Sementara itu, Wanda Hamidah berangkat bersama rombongan Indonesian Global Peace Convoy (IGPC) dan menumpang kapal Kaiser. Dalam perjalanan, ia sempat bertemu Fatur di Pelabuhan Sidi Bou Said, Tunisia, sebelum masing-masing ditempatkan di kapal yang berbeda.

“Kami pasrah jika ditangkap dan dipenjara, karena yang kami perjuangkan adalah hak rakyat Palestina untuk hidup,” ujar Wanda.

Namun, perjalanan armada tak luput dari tantangan teknis. Sejumlah kapal seperti Kaiserdan kapal Observer Nusantara mengalami kerusakan saat tiba di Sisilia, Italia. Akibatnya, delegasi Indonesia dan puluhan relawan dari berbagai negara terpaksa tertahan selama dua pekan, menunggu peluang menumpang kapal lain yang akan bergabung ke Gaza.

Sayangnya, harapan itu pupus. Kapal Nusantara, yang sedianya menjadi andalan terakhir, tidak diizinkan berlayar karena pertimbangan keselamatan.

Baca Juga: AWG Sambut Kepulangan Dua Aktivis Global Sumud Flotilla

“Sampai hari terakhir, kami masih berkumpul di kapal Nusantara. Tapi akhirnya, kami harus menerima kenyataan, tidak ada lagi kapal yang bisa melanjutkan perjalanan,” kata Fatur.

Meski misi kali ini terhenti sebelum mencapai Gaza, baik Wanda maupun Fatur menegaskan tekad mereka untuk terus mendukung perjuangan rakyat Palestina.

“Kami tidak berhenti di sini. Misi ini akan terus berlanjut sampai blokade keji Israel benar-benar runtuh,” ujar Fatur.

Menurut laporan Al Jazeera, seluruh armada Global Sumud Flotilla yang terdiri dari 44 kapal dengan lebih dari 500 aktivis internasional telah dicegat oleh militer Israel. Kapal berbendera Polandia, Marinette, menjadi yang terakhir dicegat dan dibajak serta diculik aktivisnya pada Jumat (3/10) pagi.

Baca Juga: 33 Kereta Api Jarak Jauh Akan Berhenti Luar Biasa di Stasiun Jatinegara Saat HUT ke-80 TNI

Misi GSF yang didukung aktivis dari lebih 50 negara ini dipandang sebagai aksi solidaritas global terbesar untuk menentang blokade Gaza dalam beberapa tahun terakhir. Meski dihadang, misi ini telah menggugah perhatian dunia internasional dan memperkuat desakan agar blokade Israel segera dihentikan.[]

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Kemkomdigi Cabut Pembekuan Sementara TikTok

Rekomendasi untuk Anda