Jakarta, 12 Syawwal 1436/27 Juli 2015 (MINA) – Nasib Muslim di Tolikara, Papua merupakan tanggung jawab bersama umat muslim di manapun berada, kata Ir. Nur Ikhwan Abadi, relawan lembaga kemanusiaan Medical Emergency Rescue Committee (MER-C), saat akan diberangkatkan ke daerah itu, Ahad malam (26/7).
“Misi kali ini diperkirakan kurang lebih 10 hari, kita akan mendatangi para tokoh Islam di sana dan warga masyarakat muslim yang pastinya,” ujar Nur Ikhwan, yang berpengalaman dalam empat tahun membangun RS Indonesia di Jalur Gaza itu kepada Mi’raj Islamic News Agency (MINA) sebelum keberangkatannya.
Dalam misi kali ini, MER-C memberangkatkan tiga relawan yaitu: Nur Ikhwan Abadi, Abdullah Ali dan Zaenal.
Nur Ikhwan, yang juga utusan Pesantren Al-Fatah Cileungsi, Bogor mengatakan, misi kali ini lebih pada silaturahmi dengan masyarakat sekitar.
Baca Juga: BKSAP DPR Gelar Kegiatan Solidaritas Parlemen untuk Palestina
“Kita akan melihat situasi di sana, dan juga Insya-Allah kedepan MER-C akan merencanakan program jangka panjang sesuai kebutuhan dan situasi di sana,”ujarnya.
Dijadwalkan, hari ini Senin (20/7), Tim Relawan MER-C tiba di Papua melalui rute Jayapura, Wamena, dan disambung dengan angkutan umum ke Tolikara.
Sebelumnya, Imaam Jama’ah Muslimin (Hizbullah) atas nama umat Muslim mendesak para tokoh organisasi keagamaan dan pemuka agama Kristiani di Papua dan di mana saja berada, bertanggung jawab membina umat Kristiani agar tidak masuk pada ranah yang mengakibatkan munculnya konflik, apalagi menyebabkan penyerangan kepada kaum Muslimin minoritas.
“Penyerangan terhadap Muslimin di Tolikara sejatinya merupakan penyerangan terhadap kaum Muslimin di seluruh dunia. Demikian juga pengrusakan terhadap sebuah masjid adalah pengrusakan bagi seluruh masjid di muka bumi dan merupakan perbuatan biadab yang dikecam dalam Al-Quran,” ujar Imaam Yakhsyallah Mansur. (L/P007/P4)
Baca Juga: Warga Israel Pindah ke Luar Negeri Tiga Kali Lipat
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)