Makkah, 15 Dzulhijjah 1436/29 September 2015 (MINA) – Muhammad Aslam Nalakath, 17 tahun, seorang mahasiswa muslim asal Kerala, India, masih dalam suasana hati yang galau, karena kekurangmampuannya sebagai relawan haji, untuk menyelamatkan lebih banyak nyawa jamaah pada insiden di Mina, Kamis (24/9).
Dia sudah berhasil menarik dua korban dari tumpukan mayat korban insiden, tapi ia tak dapat berbuat lebih banyak lagi karena kakinya tersandung tumpukan mayat, sehingga ia terjatuh, luka, kaki kirinya patah.
“Aslam galau karena tak dapat berbuat lebih banyak lagi menolong korban yang ratusan jumlahnya,” demikian IINA News yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency, Selasa.Relawan
Relawan haji, Aslam, yang ayah dan kakeknya adalah profesor, ditakdirkan berada di lokasi kejadian dan ia langsung aktif dalam operasi penyelamatan beberapa menit setelah tragedi itu terjadi.
Baca Juga: Jumlah Korban Tewas Kebakaran Los Angeles Meningkat Jadi 24 Orang
“Saya bersyukur bisa ambil bagian dalam menyelamatkan setidaknya dua jemaah setelah menarik mereka keluar dari tumpukan mayat. Usaha saya untuk menyelamatkan jemaah ketiga gagal karena saya tersandung setelah beberapa mayat jatuh pada saya, ” kata Aslam.
Ia menjadi relawan membantu jemaah haji dari Jazan untuk bergabung dengan kontingen 1.700-anggota relawan, yang dikerahkan oleh organisasi ekspatriat India terbesar di Kawasan Teluk, terdiri dari mahasiswa India yang belajar di Kawasan Teluk maupun yang datang langsung dari India.
Tugas pokok Aslam di Mina sejatinya adalah mengantar jamaah yang sakit, terutama asal India, ke rumah sakit, dengan ambulans yang sudah tersedia.
Segera setelah insiden di Mina itu, pihak berwenang Saudi memerintahkan semua ambulans yang berada di kawasan itu untuk bergegas ke lokasi kejadian.
Baca Juga: Demonstrasi di Libya Tolak Normalisasi dengan Israel
“Kepanikan terjadi saat ambulans kami berada dekat Al-Jadeed, sementara untuk kembali ke kemah jemaah India di India, sudah tak mungkin,” katanya.
“Meskipun terganggu oleh kejadian mengerikan, saya segera putuskan bergabung dengan pasukan keamanan dalam menyelamatkan para jemaah yang terluka. “Setelah menghimpun semua keberanian, saya menutup mata saya berdoa, lalu langsung naik pada beberapa tubuh untuk menyelamatkan mereka yang terluka yang mengerang kesakitan,” katanya.
Anak muda 17 itu kembali ke pemondokan tim-bna setelah ia tak berdaya lagi memberi pertolongan.
Aslam mengucapkan terima kasih kepada otoritas keamanan Arab Saudi yang memberi kesempatan pada relawan asing bagian dalam operasi penyelamatan.
Baca Juga: Menteri Luar Negeri Italia Kunjungi Suriah, Hidupkan Kembali Hubungan
Ribuan relawan di antaranya berasal dari India, di mana pemeluk Islam adalah minoritas, yang berasal dari organisasi warga India di negara-negara Teluk maupun dari India sendiri,
Aslam, kelas 12 siswa dari sekolah India, berasal dari Perinthalmanna di distrik Malappuram Kerala. Dia adalah anak tertua dari Firos Mansour, profesor ilmu komputer dari Universitas Jazan, dan Ayisha Jasni.
Aslam adalah cucu dari seorang mantan Menteri Pendidikan Kerala, negara bagian di India.
Ia mengambil kesempatan untuk menjadi sukarelawan menggantikan ayahnya, Mansor, yang sakit sebelum musim haji tiba.
Baca Juga: Warga Siprus Protes Kunjungan Presiden Israel
Mansour, yang dua tahun terakhir menjadi relawan haji, mengatakan, anaknya Aslam selalu ingin mengambil bagian dalam misi relawan dan ia telah menunjukkankan keberanian yang luar biasa saat melaksanakan tugasnya di Mina baru-baru ini. (T/AE/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)