Jakarta, 18 Jumadi Awwal 1435/18 April 2014 (MINA) – Beberapa relawan pembangunan Rumah Sakit (RS) Indonesia di Gaza, mengungkapkan keinginan mereka untuk kembali ke tanah Gaza yang menurut Islam adalah bagian dari Bumi Syam yang diberkahi.
Keinginan itu terucap oleh dua relawan yang ditemui MINA di kantor MER-C (Medical Emergency Rescue Committe) di Jakarta, Kamis (17/4).
Abdul Aziz, relawan dari jaringan Pondok Pesantren Al-Fatah asal Jambi mengatakan, setelah pulang dari Gaza, dirinya bercita-cita mengumpulkan uang agar bisa membeli tanah dan tinggal di Gaza.
Baca Juga: Tumbangnya Rezim Asaad, Afta: Rakyat Ingin Perubahan
“Namun ada perasaan yang membuat saya merasa lebih enak hidup di sana, walaupun daerah konflik dan perang. Jadi ingin kembali lagi,” kata pemuda yang sebelumnya berprofesi sebagai sopir truk antar pulau di Indonesia. “Jika punya modal, ingin beli tanah di sana dan menjadi warga negara di sana.”
Menurut Aziz, dia pernah mendengar sebuah hadits, di mana sahabat Nabi Muhammad meminta supaya dipilihkan tempat tinggal yang baik. Rasulullah menjawabnya di Syam.
Senada dengan itu, Mulkan, relawan asal Sumatera Utara mengatakan, jika ada kesempatan, dia pun ingin kembali ke Gaza.
“Ketika keluar dari Gaza, saya dan para relawan yang lain merasakan ada yang hilang. Saat itu juga kami merasakan kerinduan untuk kembali lagi ke Gaza,” kata Mulkan.
Baca Juga: Resmikan Terowongan Silaturahim, Prabowo: Simbol Kerukunan Antarumat Beragama
Mulkan mengaku pernah berkata kepada para relawan yang lain ketika dalam perjalanan pulang ke tanah air, bahwa kepulangan mereka adalah “silaturahim” kepada keluarga yang ada di Indonesia.
“Dan ternyata benar, MER-C akan memberangkatkan kembali belasan para relawan ke Gaza,” kata lelaki beranak enam yang berangkat ke Gaza tanpa keahlian Bahasa Arab dan ilmu bangunan itu.
Keberkahan Gaza sebagai bagian dari Bumi Syam, pernah pula diungkapkan oleh Ir. Abu Fikri sebagai Pimpinan Project Pembangunan RS Indonesia di Gaza.
Abu Fikri menceritakan, meskipun Gaza diblokade, tetapi ternyata buah-buahan di sana lebih lengkap dan berkualitas dibandingkan yang ada di Indonesia.
Baca Juga: Konflik Suriah, Presidium AWG: Jangan Buru-Buru Berpihak
“Jika Anda semua ke Gaza, mungkin akan terkejut, bahwa semua buah-buahan di sana jauh lebih lengkap dengan yang ada di Indonesia dan bukan hanya jenis, tapi juga kwalitasnya, meskipun diblokade,” kata Abu Fikri, relawan yang berasal dari Ponpes Al-Fatah Cileungsi, Bogor.
Selain itu, para relawan juga mengungkapkan bahwa keramahan masyarakat Gaza terhadap tamu negara asing, khususnya dengan mereka yang bekerja membangun rumah sakit untuk penduduk Gaza, memberi kesan yang begitu mendalam dan membuat para relawan betah hidup di Gaza. (L/P09/R2).
Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Baca Juga: Krisis Suriah, Rifa Berliana: Al-Julani tidak Bicarakan Palestina
Baca Juga: AWG Selenggarakan Webinar “Krisis Suriah dan Dampaknya bagi Palestina”