Khartoum, MINA – Setidaknya 40 warga sipil tewas dan puluhan lainnya luka-luka dalam serangan udara tentara di sebuah pasar di Khartoum selatan, kata kelompok sukarelawan lokal dalam sebuah pernyataan hari Ahad (10/9).
Itu adalah jumlah korban tewas terbesar sejak perang di Sudan dimulai pada bulan April. The New Arab melaporkan.
Serangan udara dan artileri di daerah permukiman semakin intensif ketika perang antara tentara Sudan dan Pasukan Dukungan Cepat (RSF) paramiliter mendekati waktu lima bulan. Sejauh ini tidak ada pihak yang menyatakan kemenangan atau menunjukkan tanda-tanda nyata untuk melakukan mediasi.
Drone melancarkan serangkaian serangan udara besar-besaran pada Ahad pagi di selatan Khartoum, sebuah distrik besar di kota yang sebagian besar dihuni oleh RSF, kata seorang saksi mata yang melihat serangan tersebut.
Baca Juga: Kelelahan Meningkat, Banyak Tentara Israel Enggan Bertugas
Gambar-gambar yang dibagikan oleh relawan setempat yang disebut Ruang Gawat Darurat Khartoum Selatan, menunjukkan banyak perempuan dan laki-laki terluka serta mayat-mayat yang ditutupi kain, beberapa di antaranya bertumpuk.
Penduduk di daerah tersebut cenderung pekerja harian yang terputus dari pekerjaan. Mereka terlalu miskin untuk membiaya upaya melarikan diri dari ibu kota.
Mohamed Abdallah, juru bicara Ruang Gawat Darurat, yang mencoba memberikan layanan medis dan lainnya, mengatakan, korban luka harus diangkut dengan becak atau kereta keledai.
Dalam pernyataannya, RSF menuduh tentara Sudan melakukan serangan tersebut, serta serangan lainnya. Namun, tentara Sudan menolak bertanggung jawab dan menyalahkan RSF. (T/RI-1/P2)
Baca Juga: Bahas Krisis Regional, Iran Agendakan Pembicaraan dengan Prancis, Jerman, Inggris
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Serangan Hezbollah Terus Meluas, Permukiman Nahariya di Israel Jadi Kota Hantu