Sabratha, 20 Syawwal 1437/25 Juli 2016 (MINA) – Relawan dalam satu hari menemukan 41 mayat diduga migran berkebangsaan Libya yang terdampar di pantai Libya di kota pesisir Sabratha.
Seorang pejabat lokal mengatakan, mayat ditemukan pada Sabtu dan kemudian dibawa ke kamar mayat untuk tes DNA sebelum dimakamkan.
“Kami berpikir bahwa ini adalah orang-orang yang tenggelam lima atau enam hari yang lalu,” kata pejabat yang berbicara dengan status anonim, demikian Nahar Net memberitakan yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Dia mengatakan, biasanya sehari hanya ditemukan satu atau dua tubuh. Jumlah 41 hanya dalam satu hari adalah “jumlah yang sangat tinggi”.
Baca Juga: Trump Terkejut Atas Penolakan Mesir dan Yordania Soal Relokasi Warga Gaza
Kelompok relawan yang menemukan mayat itu adalah kelompok yang dilatih oleh dewan kota Sabratha pada pertengahan Juli untuk mencari korban penyelundup manusia.
Migrasi ilegal sedang marak Libya, terutama pada bulan-bulan musim panas ketika Laut Mediterania umumnya tenang.
Penyelundup manusia telah mengambil keuntungan dari kekacauan yang mencengkeram Libya sejak pemberontakan 2011.
Mereka sering menjejalkan para migran ke perahu yang kecil dan tidak aman untuk melakukan perjalanan berbahaya ke Italia yang hanya berjarak 300 kilometer (190 mil) dari pantai Libya.
Baca Juga: Lavrov: G20 Sambut Baik Perundingan Rusia-AS di Riyadh
Setiap tahun, ribuan migran mencoba menyeberangi Laut Mediterania, tetapi banyak yang tenggelam.
Menurut Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi, lebih dari 10.000 migran yang menuju Eropa, sebagian besar dari sub-Sahara Afrika, telah meninggal atau hilang di Mediterania sejak 2014. (P001/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Rusia Soroti Perlunya Palestina Merdeka untuk Selesaikan Krisis Gaza