Aleppo, 5 Muharram 1438/6 Oktober 2016 (MINA) – Anggota unit Pertahanan Sipil Suriah atau White Helmets telah menolak klaim yang menuding kelompoknya dipengaruhi oleh asing yang bertujuan menggulingkan pemerintah Suriah.
Dalam sebuah artikel yang diterbitkan di situs AlterNet di Amerka Serikat AS) pada Senin, wartawan Max Blumenthal menuduh kelompok kemanusiaan White Helmets telah merusak bantuan PBB di Suriah.
Artikel itu secara luas dikutuk oleh wartawan dan aktivis anti-Assad di media twitter ribuan kali.
Kelompok White Helm tampil menonjol untuk pekerjaan menyelamatkan korban yang terjebak di reruntuhan setelah serangan udara dilakukan oleh pemerintah Suriah dan pesawat tempur Rusia.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
White Helmets tampil sebagai orang-orang yang mempertaruhkan nyawa untuk menyelamatkan sesama warga Suriah.
Blumenthal berpendapat, ketidakberpihakan yang diklaim kelompok itu telah disusupi oleh penerimaan dana dari lembaga federal AS, yang diduga telah mempromosikan subversi politik di Kuba dan Venezuela di masa lalu.
Penulis juga mengkritik kelompok itu karena menyerukan pasukan Barat untuk melakukan intervensi militer di Suriah dan membentuk zona larangan terbang.
“Kepemimpinan White Helmets didorong oleh agenda pro-intervensionis yang dikandung oleh pemerintah Barat dan kelompok hubungan masyarakat yang mendukung mereka,” tulis Blumenthal.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Berbicara kepada Al Jazeera pada Selasa yang dikutip MINA pada Kamis (6/10), anggota White Helmets di Aleppo mengatakan, mereka menolak klaim bahwa mereka dipengaruhi oleh pemerintah asing.
“Kami menerima dana untuk membeli peralatan sehingga kami dapat melakukan pekerjaan kemanusiaan kami. Kita perlu uang untuk mengatasi kebutuhan mendesak kami karena kami telah kehilangan banyak ambulans,” kata Najeb Fakoure, seorang anggota senior White Helmets.
Fakoure membantah uang itu datang dengan pamrih dan mengatakan tujuan kelompoknya apolitis.
“Kami tidak mengikuti agenda apa pun. Apakah itu AS atau Eropa, tidak ada yang menempatkan kondisi pada dukungan mereka. Saya tidak tahu bagaimana para pekerja kemanusiaan dapat mengikuti agenda. Jika kami pesta politik, itu akan masuk akal, tapi kita tidak.”
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata
“Ini (tuduhan) semua ditujukan untuk merusak reputasi kami. Saya dimamfaatkan untuk menjadi seorang mekanik, teman-teman saya – seperti saya – memiliki pekerjaan sipil biasa tetapi ketika keadaan memburuk, kami mengambil pekerjaan kemanusiaan,” kata relawan White Helmets lainnya bernama Ahmad.
Ia menambahkan bahwa dirinya tidak tergabung dalam faksi militer atau politik apa pun.
Warga Aleppo yang berada di wilayah oposisi yang dikepung, juga berbicara membela White Helmets.
Malek Al-Hammo, penduduk di daerah Salahuddin, Aleppo, mengatakan bahwa ada upaya untuk “mengurangi nilai” pekerjaan White Helmets oleh pemerintah.
Baca Juga: Agresi Israel Hantam Pusat Ibu Kota Lebanon
“Mereka (White Helm) bekerja sangat keras dalam situasi yang sangat berbahaya, melakukan sesuatu yang beberapa orang lain tidak bisa lakukan. Mereka bahkan bekerja ketika pesawat dan helikopter masih menembaki,” kata Hammo.
Pekerjaan White Helmets telah menerima pengakuan kelompok internasional dengan nominasi hadiah Nobel perdamaian. (T/P001/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Perdana Menteri Malaysia Serukan Pengusiran Israel dari PBB