AKHIR zaman adalah masa penuh fitnah yang bisa mengguncang keimanan manusia. Rasulullah SAW telah mengingatkan bahwa umat akan menghadapi ujian yang datang silih berganti, hingga seseorang bisa terjatuh dari keimanan hanya karena godaan dunia. Dalam kondisi seperti ini, Allah memberikan pedoman yang sangat jelas melalui QS. Al-Ahzab ayat 35, yang menegaskan sifat-sifat mukmin sejati, baik laki-laki maupun perempuan.
Ayat ini menjadi cahaya dan peta jalan keselamatan agar umat tetap istiqamah, terutama bila dijalankan dalam bingkai kehidupan berjamaah dan berimamah yang menjaga arah umat menuju ridha Allah. Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّ الْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْقَانِتِينَ وَالْقَانِتَاتِ وَالصَّادِقِينَ وَالصَّادِقَاتِ وَالصَّابِرِينَ وَالصَّابِرَاتِ وَالْخَاشِعِينَ وَالْخَاشِعَاتِ وَالْمُتَصَدِّقِينَ وَالْمُتَصَدِّقَاتِ وَالصَّائِمِينَ وَالصَّائِمَاتِ وَالْحَافِظِينَ فُرُوجَهُمْ وَالْحَافِظَاتِ وَالذَّاكِرِينَ اللَّهَ كَثِيرًا وَالذَّاكِرَاتِ أَعَدَّ اللَّهُ لَهُم مَّغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا
“Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.”
Sekali lagi, akhir zaman adalah fase kehidupan umat manusia yang penuh dengan fitnah besar. Rasulullah SAW telah mengingatkan bahwa fitnah di masa itu akan datang laksana potongan malam yang gelap, begitu cepat dan menyesakkan, hingga orang beriman bisa tergelincir dalam kekufuran hanya karena godaan dunia.
Baca Juga: Zionis Israel, Wajah Busuk Peradaban Modern
Di tengah kondisi ini, Allah menurunkan petunjuk yang sangat jelas dalam QS. Al-Ahzab ayat 35, di atas yang menyebut sifat-sifat orang beriman baik laki-laki maupun perempuan: beriman, taat, jujur, sabar, khusyuk, dermawan, berpuasa, menjaga kehormatan, dan berdzikir. Ayat ini adalah peta jalan keselamatan, kompas agar umat tidak tersesat di tengah derasnya fitnah.
Pertama, fitnah iman di akhir zaman muncul melalui ideologi sesat, sekularisme, dan atheisme. Pemikiran ini menjauhkan manusia dari Allah dan meruntuhkan akidah secara perlahan. Jalan selamatnya adalah memperkuat iman melalui dzikir, kajian, dan kesabaran. Namun, iman tidak cukup dipelihara sendirian. Dalam kehidupan berjamaah, iman saling dikuatkan, karena jamaah dengan imamnya menjadi benteng yang menjaga umat dari gempuran ideologi sesat.
Kedua, krisis moral kian merajalela. Zina, pornografi, hingga gaya hidup bebas dianggap biasa bahkan dilindungi atas nama kebebasan. Islam mengajarkan menjaga kehormatan diri dengan berpuasa sebagai benteng nafsu, sekaligus menutup pintu maksiat. Dalam kehidupan berjamaah, amar ma’ruf nahi munkar ditegakkan, sehingga umat tidak dibiarkan hanyut sendiri dalam derasnya arus maksiat. Imam berperan sebagai pengarah dan pengingat, agar jamaah konsisten menjaga kesucian akhlak.
Ketiga, kesalahpahaman gender sering dijadikan alat mengguncang tatanan masyarakat. Dunia memaksakan penyamaan peran laki-laki dan perempuan, padahal keduanya berbeda fitrah namun sama mulianya di hadapan Allah. QS. Al-Ahzab 35 menegaskan bahwa pahala dan derajat mulia ditentukan oleh iman dan amal, bukan keserupaan peran. Dalam jamaah berimamah, laki-laki dan perempuan diarahkan sesuai fitrahnya, bekerja sama membangun masyarakat Islam tanpa saling menyalahi kodrat.
Baca Juga: Peringatan Rasulullah tentang Fitnah Akhir Zaman
Keempat, kehidupan materialistik membuat manusia sibuk mengejar harta, pangkat, dan kenikmatan dunia, sementara akhirat terlupakan. Islam mengajarkan keseimbangan dengan sedekah, sabar, dan khusyuk. Dalam jamaah, imam menegaskan bahwa dunia hanyalah sarana, bukan tujuan. Dengan arahan ini, umat diajak menata orientasi agar hidup berpusat pada Allah, bukan terjebak dalam perlombaan duniawi yang tidak berujung.
Kelima, isu kesetaraan gender sering dipelintir untuk melemahkan Islam. Padahal, Islam justru memuliakan perempuan dengan memberi peran mulia sebagai pendidik generasi dan penopang perjuangan umat. QS. Al-Ahzab 35 menjanjikan pahala dan surga yang sama bagi laki-laki dan perempuan yang beriman, sabar, dan berdzikir. Dalam jamaah, perempuan diberi ruang untuk berperan sesuai fitrah, sehingga mereka menjadi pilar tegaknya peradaban Islam.
Keenam, krisis moral global melanda masyarakat modern. Nilai iman, kejujuran, kesabaran, menjaga kehormatan, dan dzikir kepada Allah semakin langka. Inilah yang ditegaskan dalam QS. Al-Ahzab 35 sebagai sifat mukmin sejati. Dalam kehidupan berjamaah, nilai-nilai ini diperkuat secara kolektif dengan imam sebagai teladan. Dengan begitu, jamaah menjadi benteng moral yang melindungi umat dari arus relativisme moral yang menyesatkan.
Ketujuh, godaan dunia dan fitnah media menjadi ujian besar di akhir zaman. Hedonisme, konsumerisme, bahkan atheisme dipromosikan melalui media dengan begitu meyakinkan. QS. Al-Ahzab 35 mengajarkan agar mukmin sejati bersifat jujur, sabar, khusyuk, menjaga kehormatan, dan berdzikir. Sifat-sifat ini akan menjadi benteng menghadapi godaan besar. Dalam jamaah berimamah, umat saling mengingatkan dan menjaga agar tidak tergelincir dalam jebakan media.
Baca Juga: Mengapa AS dan Israel Wajib Kuasai TikTok?
Kedelapan, kehidupan modern yang serba cepat membuat manusia sibuk dan kehilangan arah. Kesibukan kerja, bisnis, dan hiburan dunia seringkali membuat manusia lupa tujuan akhir hidupnya. QS. Al-Ahzab 35 menekankan dzikir, sabar, dan khusyuk sebagai penyeimbang yang membuat hati tetap tenang. Jamaah berimamah memberi ritme hidup yang teratur, mengingatkan waktu ibadah, dan memastikan arah hidup tetap tertuju pada ridha Allah.
Keseluruhan sifat yang disebut dalam QS. Al-Ahzab 35 adalah fondasi utama untuk bertahan di akhir zaman. Ayat ini menegaskan bahwa laki-laki dan perempuan sama-sama bisa meraih kemuliaan di sisi Allah dengan syarat menjaga iman, amal, dan akhlak. Jalan selamat itu bukanlah jalan individual semata, melainkan jalan kolektif yang terjaga dalam jamaah berimamah. Sebab, hanya dengan jamaah dan imam yang membimbing, umat bisa saling menguatkan, saling menasihati, dan tetap teguh menghadapi badai fitnah akhir zaman.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Pembatalan Kontrak Senjata Spanyol, Tandai Runtuhnya Industri Israel