Jakarta, MINA – Rencana aksi kerjasama Indonesia – Tiongkok di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (IPTEKIN) resmi diluncurkan pada Forum Kerjasama bidang IPTEKIN Indonesia- Tiongkok di Gedung Kemristekdikti, Jakarta, Senin (27/11).
Peluncuran disaksikan langsung oleh Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) RI, Mohamad Nasir bersama Wakil Perdana Menteri RRT, Liu Yandong serta Deputi Bidang Koordinasi Pendidikan dan Agama Kemenko PMK RI, Agus Sartono.
Rencana aksi kerjasama bidang IPTEKIN yang akan dijalankan selama tiga tahun (2018-2020) itu ditandatangani Mensistekdikti RI dan Menteri Ilmu Pengetahuan dan Teknologi RRT, Wang Zhigang.
Menristekdikti Mohamad Nasir meyakini dengan memperkuat kolaborasi dalam bidang IPTEKIN dan Dikti antara Indonesia dan Tiongkok, sebagai Negara dengan jumlah penduduk terbesar pertama dan keempat di dunia, kedua Negara akan dapat menjadi pionir dalam pengembangan iptek dan inovasi dunia.
Baca Juga: Program 100 Hari Kerja, Menteri Abdul Mu’ti Prioritaskan Kenaikan Gaji, Kesejahteraan Guru
“Saya meyakini kontribusi kerjasama IPTEKIN Indonesia dan Tiongkok ini akan membawa manfaat bagi peningkatan pembangunan maupun kehidupan kualitas masyarakat tidak hanya bagi kedua Negara, tetapi juga untuk dunia,” jelas Natsir.
Wakil Perdana Menteri RRT, Liu Yandong pun menyatakan sepenuhnya mendukung inisiatif baru yang akan dilakukan, yaitu Science Techno Park, Pengembangan Konstruksi Pelabuhan, serta Laboratorium Bersama untuk Pencegahan dan Mitigasi Bencana.
“Saya sangat mengapresiasi atas Rencana Aksi 2018-2020 tentang Kerjasama Sains, Teknologi dan Inovasi antara Indonesia dan Tiongkok ini,” katanya.
Wakil Perdana Menteri RRT, Liu Yandong pun turut mengharapkan kerja sama di bidang STI ini akan bermanfaat bagi kedua negara dan juga dunia.
Baca Juga: Delegasi Indonesia Raih Peringkat III MTQ Internasional di Malaysia
Sementara itu, Agus Sartono mewakili Menko PMK Puan Maharani mengatakan, era globalisasi saat ini, negara yang didukung oleh kemajuan sains, teknologi, dan inovasi, akan memiliki kekuatan perekonomian nasional yang berdaya saing tinggi.
Oleh karena itu, pengembangan sumber daya manusia, merupakan langkah strategis yang diperlukan guna memberikan kemajuan sains, teknologi dan inovasi pada sebuah negara.
“Indonesia mengundang mitra internasional, termasuk RRT sebagai mitra strategis dalam bekerja sama untuk meningkatkan kapasitas sains, teknologi, dan inovasi,” jelasnya.
Menurutnya, melalui forum kerjasama bidang IPTEKIN Indonesia dan Tiongkok ini, para ilmuwan Indonesia dan Tiongkok harus dapat meningkatkan kerja sama di masa depan, mengingat kedua negara diuntungkan dengan pesatnya pertumbuhan populasi muda di negara masing-masing.
Baca Juga: Matahari Tepat di Katulistiwa 22 September
Untuk itu, diharapkan forum ini dapat dilaksanakan dua tahun sekali sebagai sarana untuk menampilkan kemajuan dan keberhasilan yang dicapai dari kerjasama bilateral.
Agus juga menilai, kerjasama Indonesia-Tiongkok merupakan suatu kolaborasi strategis. Kolaborasi ini tentunya dapat diprioritaskan pada penggunaan sains dan teknologi terapan di bidang pertanian, perikanan, industri pengolahan, energi, teknologi informasi dan komunikasi, dan lain sebagainya.
“Kerjasama Indonesia-Tiongkok, diharapkan dapat memberikan nilai tambah pada kedua Negara, dalam bidang sains, teknologi, dan inovasi,” ujarnya.
Beberapa contoh Kerjasama Indonesia-Tiongkok dalam bidang sains, teknologi, dan inovasi yang telah dan sedang dilakukan saat ini, diantaranya adalah laboratorium bersama bio-teknologi, laboratorium bersama Reaktor Gas Temperatur Tinggi, dan pusat transfer teknologi Indonesia-Tiongkok.
Baca Juga: Roma Sitio Raih Gelar Doktor dari Riset Jeruk Nipis
Acara dilanjutkan dengan pelaksanaan forum kerjasama bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan inovasi Indonesia Tiongkok pada tingkat eselon I.
Forum yang akan berlangsung selama dua sesi ini menghadirkan beberapa narasumber ahli di bidangnya masing-masing yang terkait ilmu pengetahuan, teknologi dan inovasi.
Hadir pada acara ini Menteri dan anggota Delegasi RRT; Kepala LPNK, beberapa Rektor Perguruan Tinggi, Kepala Science Techno Parks (STP), Kepala Pusat Unggulan Iptek (PUI) serta lembaga riset dan pendanaan riset. (L/R01/RS3)
Baca Juga: Universitas Lampung Sepakati MoU dengan Chosun University of Korea
Mi’raj News Agency (MINA)