Yerusalem, MINA – Otoritas pendudukan Israel, Selasa (3/11), menyetujui pembangunan permukiman ilegal yang akan menjadi pusat riset dan inovasi “Silicon Valley” di lingkungan Wad Al-Joz, Yerusalem Timur.
Langkah ini telah menimbulkan kekhawatiran dan kemarahan para pebisnis Palestina di daerah tersebut. Apalagi mereka telah bermukim di tempat tersebut bahkan sejak sebelum pendudukan Israel tahun 1967.
Pemerintahan kota Israel di Yerusalem Barat telah memajukan rencana pembangunan Silicon Wadi, yang akan mengakibatkan penyitaan 200 hektar tanah milik Palestina, demikian dilansir dari Kantor Berita Palestina WAFA.
Rencana ini juga akan membongkar lebih dari 200 toko, restoran, dan fasilitas bisnis Palestina seperti bengkel mobil dan toko suku cadang. Kemudian mereka akan membangun sekitar 900 kamar hotel di wilayah tersebut.
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza
Silicon Wadi adalah wilayah Israel dengan konsentrasi industri high-tech yang tinggi, mirip dengan Silicon Valley di California, Amerika Serikat.
Silicon Wadi meliputi berbagai wilayah pendudukan Israel, seperti di wilayah sekitar Tel Aviv, Ra’anana, Herzliya, Caesarea, Haifa, Rehovot, Rishon Le Zion, dan Yerusalem.
Otoritas Israel telah memberikan pemberitahuan perintah penggusuran bagi puluhan gedung dan toko Palestina, serta mengizinkan mereka untuk pergi sebelum pembongkaran dilakukan hingga 30 Desember ini.
Namun, warga Palestina memperingatkan resiko proyek selanjutnya akan mengisolasi lingkungan mereka yang memungkinkan pengambilan alih tanah di area sensitif dan pada akhirnya mengubah pemandangan kota juga menghapus karakter Arab, sejarah pasar, dan distrik bisnisnya.
Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon
Salah satu Anggota Komite Eksekutif di Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) mengungkapkan, peningkatan tajam pembongkaran rumah dan perpindahan banyak warga di Yerusalem terjadi selama pandemi COVID-19.
“Pemerintah kota ‘ilegal’ Israel telah mengumumkan rencananya untuk menghancurkan kawasan industri Palestina yang telah berusia puluhan tahun di lingkungan Wad Al-Joz dan menggantinya dengan lingkungan permukiman mewah dengan nama mencolok ‘Silicon Wadi,” ungkapnya.
Bertentangan dengan klaim Israel bahwa proyek tersebut akan melayani warga Palestina dan memperbaiki kondisi mereka, warga justru mengecam proyek tersebut dengan mengatakan bahwa proyek tersebut berfungsi untuk mendukung Yahudisasi kota yang diduduki.
Keputusan ini juga membuka jalan bagi pengambilalihan tanah dan fasilitas bisnis Palestina oleh pemukim Israel.
Baca Juga: Jumlah Syahid di Jalur Gaza Capai 44.056 Jiwa, 104.268 Luka
“Ini adalah rencana yang keterlaluan dan kriminal yang akan menghancurkan 200 fasilitas bisnis Palestina di daerah itu dan menghilangkan sumber mata pencaharian ratusan warga Palestina,” tegas Ashrawi.
“Ini adalah skema besar-besaran yang membuat kebijakan perpindahan dan pergantian Israel terhadap rakyat Palestina menjadi fokus tajam, terutama di Yerusalem,” lanjutnya.(T/RQ/R1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Hamas Sambut Baik Surat Perintah Penangkapan ICC untuk Netanyahu dan Gallant