Raja Ampat, 28 Sya’ban 1438/25 Mei 2017 (MINA) – Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin meresmikan proses renovasi pembangunan Masjid Raya Raja Ampat. Peresmian ini ditandai dengan peletakan batu pertama pembangunan bersama Bupati Raja Ampat Abdul Faris Umiati.
Lokasi Masjid Raya Raja Ampat berada di sebelah Masjid Raya Waisai yang fungsinya akan dialihkan menjadi gedung pertemuan, demikian keterangan pers Kemenag.
Ikut mendampingi Menag, Direktur KSKK Madrasah M Nur Kholis Setiawan, Karo Humasdatin Mastuki, dan Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Papua Barat Urbanus Rahangmeten.
Menag mengatakan, masjid bukan hanya sebagai tempat bersujud saja, tapi juga harus menjadi ruang merefleksikan sisi-sisi sosial. Masjid juga harus menjadi media pengembangan sosial kemasyarakatan.
Baca Juga: Dr. Nurokhim Ajak Pemuda Bangkit untuk Pembebasan Al-Aqsa Lewat Game Online
“Sejatinya masjid digunakan berdasarkan praktik lingkungan dan dijadikan sebagai bagian dari fungsi sosial, sehingga lingkungan sosial jugalah yang menentukan bagaimana peradaban agama itu menjadi instrumen yang menggerakkan masyarakat,” ungkap Menag, Rabu (24/5).
Kepada ketua pembangunan Masjid Raya Raja Ampat, Menag berpesan agar dalam pembangunannya diperhatikan dan dibuat ruangan-ruangan khusus di mana masyarakat Raja Ampat dapat melakukan aktifitas sosialnya, selain untuk beribadah mahdlah. Dengan demikian, nilai kemanfaatan masjid bisa dirasakan sebanyak mungkin oleh masyarakat yang ada di Raja Ampat.
Menag juga mengimbau agar umat Islam mau bersama-sama bergotong royong membangun masjid dan menjaganya. Sebab, barangsiapa yang berkontribusi dalam pembangunan masjid maka Allah Swt akan membangunkan rumah di surga kelak.
Menag mengapresiasi pemerintah daerah yang telah menyisihkan APBD nya untuk membangun masjid raya. Menag juga mengingatkan pentingnya kontribusi masyarakat. Atas nama pemerintah pusat, Menag dalam kesempatan itu menyerahkan bantuan untuk masjid yang diterima Bupati Raja Ampat sebesar Rp.250 juta.
Baca Juga: Cinta dan Perjuangan Pembebasan Masjid Al-Aqsa Harus Didasari Keilmuan
Bupati Abdul Faris menyampaikan terimakasih atas kunjungan Menag. Dia menyampaikan bahwa Raja Ampat merupakan titik awal peradaban baru Islam di Raja Ampat. Menurutnya, masjid merupakan simbol Islam masuk ke tanah Papua saat itu.
“Masjid juga memiliki peran strategis dalam pertumbuhan peradaban Islam,” ucapnya.
Masjid bukan hanya tempat sholat namun juga sebagai tempat menanam nilai-nilai kebajikan dan kemaslahatan umat.
Bupati yang baru terpilih ini berharap para kyai, ilama dan cendikiawan muslim dapat memanfaatkan masjid sebagai tempat berdakwah dan menyiarkan nilai-nilai Islam rahmatan lil alamin.
Baca Juga: Lewat Wakaf & Zakat Run 2024, Masyarakat Diajak Berolahraga Sambil Beramal
Sebelumnya, ketua panitia pembangunan Masjid Raya Raja Ampat menyampaikan bahwa masjid yang akan dibangun nanti dengan ukuran 90×70 M terdiri dari 2 lantai dengan luas bangunan 11,178 meter persegi dan di perkirakan akan menampung 8.500 jamaah.
Adapun anggaran yang digunankan untuk pembangunan Masjid Raya Raja Ampat ini diperkirakan sebesar Rp.83.632.000.000 yang berasal dari APBD Pemkab Raja Ampat, Infaq Sadaqah dari kaum muslimin dan muslimat di Raja Ampat. (T/R01/B05)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Prof Abd Fattah: Pembebasan Al-Aqsa Perlu Langkah Jelas