Yogyakarta, MINA – Rentetan gempa susulan terus mengguncang wilayah Yogyakarta setelah gempa utama berkekuatan magnitudo 5,8 terjadi pada Senin (26/8) pukul 19.57 WIB.
Menurut data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) hingga Selasa (27/8) pukul 08.35 WIB, lebih dari 76 kali gempa susulan tercatat di perairan selatan Yogyakarta.
Gempa susulan tersebut bervariasi dalam kekuatan, dengan gempa terkuat mencapai magnitudo 4,0 dan yang terlemah magnitudo 2,3.
BMKG menyarankan agar masyarakat tetap berhati-hati dan mewaspadai gempa susulan yang mungkin masih terjadi dalam beberapa waktu ke depan.
Baca Juga: Indonesia Sesalkan Kegagalan DK PBB Adopsi Resolusi Gencatan Senjata di Gaza
Gempa Akibat Lempeng Megathrust
Daryono, Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG menjelaskan, gempa utama yang terjadi di Samudera Hindia Selatan Yogyakarta tersebut diakibatkan oleh pergerakan lempeng megathrust.
“Gempa ini termasuk gempa megathrust, namun dengan kekuatan yang relatif kecil,” kata Daryono dalam siaran pers tertulis.
Pusat gempa atau episenter terletak pada koordinat 8,85° LS dan 110,17° BT, atau berlokasi di laut sekitar 107 kilometer barat daya Gunungkidul, pada kedalaman 42 kilometer.
Baca Juga: Lomba Cerdas Cermat dan Pidato tentang Palestina Jadi Puncak Festival Baitul Maqdis Samarinda
“Gempa ini tergolong dangkal dan terjadi akibat deformasi batuan di kontak antar lempeng,” jelas Daryono. Analisis BMKG menunjukkan bahwa mekanisme gempa ini berupa pergerakan naik atau thrust.
Kerusakan Bangunan
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) melaporkan adanya kerusakan bangunan akibat gempa tersebut. Hingga Senin malam, sedikitnya 10 rumah warga dan satu pasar dilaporkan mengalami kerusakan.
Kerusakan terparah terjadi di wilayah Nglipar dan Semanu, Gunungkidul, di mana delapan rumah warga mengalami kerusakan. Satu rumah di Sentolo, Kulon Progo, serta satu rumah di Pandak, Bantul, juga dilaporkan rusak.
Baca Juga: Selamat dari Longsor Maut, Subur Kehilangan Keluarga
Selain itu, kerusakan juga dilaporkan di Pasar Prambanan, Sleman, di mana genting di lantai empat jatuh berserakan ke lantai-lantai bawah.
“Tidak ada korban jiwa karena kondisi pasar sedang sepi,” kata Kepala BPBD Sleman, Makwan.
BPBD DIY terus berkoordinasi dengan BPBD kabupaten/kota untuk memperbarui data kerusakan yang diakibatkan oleh gempa.
Baca Juga: Terakreditas A, MER-C Training Center Komitmen Gelar Pelatihan Berkualitas
“Kami masih dalam proses pengumpulan data untuk wilayah Kota Yogyakarta,” kata Kabid PD dan Damkarmat BPBD DIY, Edhy Hartana.
BMKG dan BPBD Sleman mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak panik. Mereka diminta tidak mempercayai informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, serta mengakses informasi resmi melalui aplikasi InfoBMKG atau media sosial resmi BMKG.
Gempa susulan kemungkinan masih akan terjadi, namun situasi di lapangan saat ini dilaporkan kondusif. BMKG dan BPBD terus memantau perkembangan kondisi dan akan memberikan informasi lebih lanjut jika diperlukan. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Tiba di Inggris, Presiden Prabowo Hadiri Undangan Raja Charles III