Oleh Ali Farkhan Tsani, Direktur Islamic Center Ma’had Tahfiz Daarut Tarbiyah Indonesia (DTI Foundation) Bekasi Jabar
Pada saat-saat genting dan darurat, seperti ketika orang terjebak di sebuah kapal laut yang terbakar dan perlahan akan tenggelam. Maka, ia tidak lagi membutuhkan makanan enak, uang yang banyak atau apapun.
Tapi yang paling diperlukan adalah penolong, seperti baju pelampung tau datangnya datangnya tim atau kapal penolong.
Baca Juga: Amalan Sunnah pada Hari Jumat
Saat misalnya ketika kita naik motor, salah satu ban kempes terkena paku. Maka kita tidak segera mencari rumah makan walau pas sedang lapar, saat tak puasa. Juga tidak mencari ATM atau apapun.
Namun yang paling dibutuhkan adalah mencari bengkel motor atau tambal ban.
Demikian pula ketika kita kelak di Yaumul Akhirat, saat mempertanggungjawabkan amal kita di dunia. Kita sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi, selain menunggu pertolongan dari Allah. Dan Allah pun akan berkenan menolong kita sebagai hamba-Nya, berdasarkan amal-amal selama hidup di dunia, yang dipersembahkan ikhlas kepada-Nya.
Di antara perantaraan pertolongan itu atau syafa’at, adalah amal kita berupa puasa dan Al-Quran.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-8] Mengajak Kepada Kalimat Syahadat
Keduanya kelak dapat memintakan pertimbangan kepada Allah agar Allah menolong kita dari siksa api neraka.
Ini seperti disebutkan di dalam hdits:
الصِّيَامُ وَالْقُرْآنُ يَشْفَعَانِ لِلْعَبْدِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَقُولُ الصِّيَامُ أَيْ رَبِّ مَنَعْتُهُ الطَّعَامَ وَالشَّهَوَاتِ بِالنَّهَارِ فَشَفِّعْنِي فِيهِ وَيَقُولُ الْقُرْآنُ مَنَعْتُهُ النَّوْمَ بِاللَّيْلِ فَشَفِّعْنِي فِيهِ قَالَ فَيُشَفَّعَانِ
Artinya : “Puasa dan Al-Quran itu memintakan syafa’at untuk seseorang dpada Hari Kiamat nanti. Puasa berkata : Wahai Tuhanku, aku telah mencegah dia memakan makanan dan menyalurkan syahwatnya pada siang hari. Maka berilah aku hak untuk memintakan syafa’at baginya. Dan berkata pula Al-Quran : Wahai Tuhanku aku telah mencegah dia tidur pada malam hari (karena membacaku). Maka berilah aku hak untuk memintakan syafaat baginya. Maka keduanya diberi hak untuk memintakan syafaat.” (HR Ahmad dari Abdullah bin Amr Radhiyallahu ‘Anhu).
Baca Juga: Tertib dan Terpimpin
Begitu istimewanya amaliyah puasa, wabil khusus puasa Ramadhan, serta membaca Al-Quran. Sehingga keduanya memiliki hak untuk mengajukan syafaat kepada Allah, untuk kita.
Puasa, karena waktu-waktu kita sepanjang sejak sahur hingga berbuka. Rela menahan makan dan minum, serta menahan menyalurkan syahwat yang sah. Itu semata karena mematuhi perintah Allah.
Demikian pula Al-Quran. Banyak waktu-waktu kita, terutama pada malam hari, digunakan untuk membacanya.
Karena itu, jika kita berpuasa sementara tidak pandai menahan diri dari amarah, perbuatan dosa dan maksiat, serta tidak mengiringi dengan amal-amal kebajikan. Maka, sulit rasanya menjadikan puasa itu sebagai sarana mendapatkan syafaat Allah.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-7] Agama itu Nasihat
Demikian halnya, jika malam-malam hari pada bulan Ramadhan tidak kita gunakan untuk banyak membaa Al-Quran. Rasanya pun jangan banyak berharap mendapat jatah syafaat Allah dari rekomendasi Al-Quran.
Beruntung kita mendapatkan kesempatan dan peluang emas pada bulan Ramadhan ini. Ketika pada siang harinya kita berpuasa, dan pada malam harinya banyak membaca Al-Quran.
Semoga Allah senantiasa memberikan petunjuk dan bimbingan-Nya kepada kita untuk menjadi hamba yang mampu menjalankan puasa dengan baik. Serta semoga pul kita mampu membaca Al-Quran sampai khatam pada bulan Ramadhan ini. Aamiin. (A/RS2/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Pentingnya Memahami Fiqih Jual Beli dalam Berdagang