Oleh Ali Farkhan Tsani, Direktur Islamic Center Ma’had Tahfiz Daarut Tarbiyah Indonesia (DTI Foundation) Bekasi Jabar
Kalau seseorang ditanya, “Apa hobimu?” Umumnya dia menjawab: olahraga, nyanyi, denger musik, mancing, ngegame.
Ada yang lebih ke keilmuan, misalnya : hobi membaca, menulis, dll.
Ada pula yang hobi ekstrem seperti panjat gunung, panjat gedung, ngetrek balapan motor, terjun payung dan hal-hal unik lainnya.
Baca Juga: Tertib dan Terpimpin
Ada juga yang hobinya bersedekah. Tiada hari tanpa bersedekah. Hampa rasanya jika hari berlalu tanpa sedekah. Seperti hampanya tanpa mendengarkan musik bagi yang hobinya itu. Bak sehari tak mancing bagi yang kegemarannya itu.
Ya, hobi adalah kegemaran, kesenangan, yang menuntut waktu dan kadang pengorbanan.
Terlebih hobi bersedekah. Apalagi ini bulan Ramadhan. Bulan penuh berkah. Bulan gemar bersedekah.
Inilah bulan Ramadhan yang dikenal dengan bulan bersedekah. Bulan terbaik menumbuhkan hobi bersedekah. Ini seperti dicontohkan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, figur makhluk termulia, manusia paling dermawan, paling pemaaf, murah senyum, dan penuh kasih sayang terhadap umatnya.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-7] Agama itu Nasihat
Telapak tangannya nan suci dipenuhi curahan kebaikan. Air kedermawanan mengalir dari puncak bukit keshalihannya. Rasul suka memberi dan tak harap kembali, sosok insan yang gemar bersedekah tanpa pernah takut akan kefakiran dan kemiskinan menimpa dirinya.
Apalagi, ketika bulan suci Ramadhan tiba. Kecepatan Nabi dalam bersedekah melebihi kecepatan hembusan angin. Begitu cepatnya, segera, seolah tak terasa, dan begitu seketika tanpa perhitungan lagi, tanpa ditunda-tunda lagi, tanpa menunggu-nunggu masa berlalu.
Bagaimana ditunda? Begitu banyak berlipat ganda pahala yang Allah sediakan pada bulan Ramadhan ini. Begitu ada yang minta, dikasih. Begitu ada yang memerlukan, beliau beri. Dan, begitu ada yang perlu pertolongan, beliau bantu.
Bahkan, sebelum orang meminta pun Nabi begitu perhatian dan penuh kepedulian. Hingga, sahabat Jabir bin Abdullah pun berujar, “Sekali saja tidak pernah Rasulullah mengatakan tidak untuk menolak permintaan orang.” (HR Bukhari Muslim).
Baca Juga: Pentingnya Memahami Fiqih Jual Beli dalam Berdagang
Begitulah, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam adalah pemimpin rumah tangga yang senantiasa menyediakan hidangan di rumahnya untuk kaum dhuafa, tetangga, dan tetamu.
Beliau pulalah yang mengajari kita memperbanyak kuah sayur untuk berbagi dengan sesama tetangga. Agar tidak terjerat dosa, manakala seseorang kekenyangan, sementara tetangganya kelaparan. Manakala di negerinya berlimpahan, sementara ada tetangganya, para pengungsi, para kaum terjajah, kesulitan memperoleh sekedar sesuap makanan.
Bulan Ramadhan sungguh menjadi bulan semangat dan giat bersedekah untuk orang-orang beriman.
Kedermawanan Ashshooimuun (orang-orang yang berpuasa), bagaikan angin yang tak kelihatan, tapi terasa hembusannya. Naiknya bisa membuat pohon-pohon bergoyang, mampu menerbangkan layang-layang hingga menggerakkan awan hitam.
Baca Juga: Selesaikan Masalahmu dengan Sabar dan Shalat
Membalas angin juga begitu cepat, lembut dan melepaskan tak terdengar. Begitulah pada bulan Ramadhan ini orang-orang beriman begitu cepat dalam bersedekah. Jarang orang tahu sebegitu rahasianya jika ia bersedekah. Tapi terasa bagi yang memintanya.
Maka, orang yang berpuasa, ia akan dengan mudah mengeluarkan hartanya di jalan Allah, gemar membantu untuk mereka yang meminta, memberi untuk yang dikenal atau tidak.
Ia juga sangat mudah memaafkan, sangat senang meminta maaf, sangat gemar menyediakan dan melapangkan kesempitan saudaranya, aman bersih tanpa syirik, ria, iri, dengki, sangka buruk dan amarah.
Hingga orang-orangpun merasakan sejuknya angin sedekahnya, walau tak melihat orangnya.
Baca Juga: Cinta Dunia dan Takut Mati
Ini seperti disebutkan dalam shahih Bukhari dan Muslim, dari Ibnu Abbas radiyallahu anhuma:
كَانَ النَّبِيُّ أَجْوَدَ النَّاسِ وَكَانَ أَجْوَدَ مَا يَكُوْنُ فِيْ رَمَضَانَ، حِيْنَ يَلْقَاهُ جِبْرِيْلُ فَيُدَارِسُهُ القُرْآنَ وَكَانَ جِبْرِيْلُ يَلْقَاهُ كُلَّ لَيْلَةٍ مِنْ شَهْرِ رَمَضَانَ، فَيُدَارِسُهُ القُرْآنَ، فَكَانَ رَسُوْلُ الله حِيْنَ يَلْقَاهُ أَجْوَدَ بِالخَيْرِ مِن الرِّيْحِ المُرْسَلَةِ
Artinya: “Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam adalah orang yang amat dermawan, dan beliau lebih dermawan pada bulan Ramadhan, saat beliau ditemui Jibril untuk membacakan padanya Al-Qur’an. Jibril menemui beliau setiap malam pada bulan Ramadhan, lalu membacakan padanya Al-Qur’an. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam ketika ditemui jibril lebih dermawan dalam kebaikan daripada angin yang berhembus.”
Semoga Allah membimbing jiwa kita menjadi hamba Allah yang gemar bersedekah, terutama pada bulan suci Ramadhan ini. Amiin. (A/RS2/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: [Hadist Arbain ke-5] Tentang Perkara Bid’ah