Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Renungan Ramadhan H5 : Uji Kesabaran

Ali Farkhan Tsani - Selasa, 28 April 2020 - 15:26 WIB

Selasa, 28 April 2020 - 15:26 WIB

11 Views

Oleh Ali Farkhan Tsani, Direktur Islamic Center Ma’had Tahfiz Daarut Tarbiyah Indonesia (DTI Foundation) Bekasi Jabar

 

Bulan Ramadhan dikatakan sebagai bulan penuh berkah. Juga disebut bulan Al-Quran. Bulannya kebaikan-kebaikan. Serta bulan uji kesabaran.

Kalau pada siang hari kita sabar untuk tidak makan dan tidak minum. Itu biasa. Kalau bangun untuk sahur, sabar sejenak menahan kantuk. Ternyata pada bulan Ramadhan mampu.

Baca Juga: 10 Karakter Seorang Mujahid Sejati dalam Islam

Namun, mencoba menahan amarah ketika pasangan hidup kita berbuat sesuatu yang tidak sesuai kita. Bagaimana? Mencoba tidak membentak anak ketika dia melakukan sedikit kekeliruan. Masih bisa?

Itulah hakikat berpuasa Ramadhan. Menahan amarah, menahan hawa nafsu yang mengajak pada dosa.

Pada masa pembatasan saat ini, ketika banyak waktu di rumah. Apakah kita bisa juga bersabar untuk tidak menonton televisi berjam-jam, yang isinya hanya candaan, nyanyian, ngerumpi dan buka-buka aurat.

Masihkah nafsu kita bersabar untuk tidak menggunakan medsos dengan kata-kata yang sia-sia. Kata-kata yang tidak mengajak pada pendekatan diri kepada Allah. Sabarkah juga untuk tidak membuka situs-situs maksiat yang hanya akan meruntuhkan pahala puasa kita?

Baca Juga: Khutbah Idul Fitri Puitis: Melanjutkan Ibadah, Melestarikan Sunnah  

Maka, sungguh hanya akan sia-sia belaka, jika perut kita berpuasa dari makan dan minum. Namun lisan kita, telinga kita, mata kita, anggota badan kita, tidak juga berpuasa dari hal-hal yang tidak Allah ridhai. Padahal, puasa itu menahan diri. Puasa itu sebagian dari sabar.

Dalam hal ini, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda :

سُبْحَانَ اللَّهِ نِصْفُ الاْيمَانِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ يَمْلاُ الْمِيزَانَ وَاللَّهُ أَكْبَرُ يَمْلاُ مَا بَيْنَ السَّمَاءِ وَاْلاَرْضِ وَالْوُضُوءُ نِصْفُ الاْيمَانِ وَالصَّوْمُ نِصْفُ الصَّبْرِ

Artinya : “Subhanallah sebagian dari iman, alhamdulillah memperberat timbangan, Allahu Akbar memenuhi langit dan bumi, wudhu sebagian dari iman, shaum sebagian dari shabar”. (HR Ad-Darimi).

Baca Juga: Makna Sejati Idul Fitri: Kembali ke Fitrah dengan Hati yang Suci

Itulah kalimat-kalimat dzikir yang perlu kita lazimkan mengiringi ibadah puasa kita. Kalimat tasbih, tahmid dan takbir. Juga ada istighfar dan shalawat. Ada tadarus Quran dan shalat-shalat sunah.

Semua amalan ini akan semakin menyempurnakan ibadah kita pada bulan suci Ramadhan. Kalau bukan sekarang kapan lagi? Kalau bukan kita sendiri, siapa lagi?

Semoga Allah kuatkan kesabaran kita untuk menjalankan peritah-perintah-Nya dan untuk meninggalkan segala larangan-Nya. Aamiin. (A/RS2/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Al-Jama’ah: Pilar Kebangkitan Umat Islam

Rekomendasi untuk Anda

Ramadhan
girl's hand holding
Khadijah
Kolom
Ramadhan
Ramadhan