Texas, 19 Sya’ban 1435/16 Juni 2014 (MINA) – Reporter muda Muslimah Amerika diejek dan dijuluki Islamis oleh delegasi karena mengenakan jilbab saat melakukan liputan khusus konvensi tahunan Partai Republik Texas (GPO).
“Saya menghadiri konvensi sebagai reporter berharap bisa memberitahu pembaca tentang diskusi panel yang saya hadiri. Namun, saya diejek oleh mereka,” kata seorang senior di Universitas Texas dan editor koran sekolah Shorthorn, Heba. On Islam melaporkan seperti dikutp Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Wartawan Muslim yang berusia 22 tahun ini mengatakan, ia menjadi sasaran ejekan dan diskriminasi karena menggunakan pakaian Islam dalam konvensi GOP di Texas.
Harapannya untuk menghadiri konvensi yang bertujuan memberitahu pembaca tentang pengalaman duduk selama diskusi panel dengan delegasi hancur, berubah menjadi mimpi buruk dengan pelecehan rasial.
Baca Juga: Trump Tarik AS dari Perjanjian Iklim Paris
“Saat saya berjalan melalui lorong-lorong, orang-orang berhenti di jejak mereka sambil mengerutkan kening dan menggelengkan kepala kepada saya,” tutur Heba.
“Para peserta dalam diskusi menyebut saya Islamis. Bagian terburuk adalah cara delegasi menatap saya, mereka pikir saya akan takut ketika mendekati mereka,” tambahnya.
Keluhan reporter Muslim ini ditolak oleh ketua GOP Texas.
“Saya tidak melihat semua ini. Saya tidak pernah mendengar pernyataan anti-Muslim dan saya tidak pernah melihat aktivis anti-Muslim,” kata ketua GOP Texas, Steve Munisteri.
Baca Juga: Pemerintahan Trump Tunda Penerbangan Pengungsi Afghanistan, Buat Ribuan Orang dalam Ketidakpastian
Ketua GOP mengatakan, pertemuan ini mendatangkan 10.000 peserta dan semua orang diharapkan dengan hormat untuk berperilaku sopan.
“Apakah mungkin orang-orang bodoh mengatakan sesuatu yang kejam kepada seseorang? Tentu saja,” katanya.
“Apakah pihak negara pernah memaafkan itu? Tentu saja tidak,” tegasnya.
Merasa didiskriminasikan, reporter muda Muslim ini menyatakan antusiasnya untuk mengejar cita-cita menjadi wartawan yang sukses dan ia optimis untuk itu.
Baca Juga: Donald Trump Resmi Dilantik, Jabat Presiden ke-47
“Karena ini terjadi, berarti diskriminasi juga terjadi di luar sana. Hal ini menjadi motivasi saya,” kata Heba.
Mahasiswa Muslim yang akan lulus tahun depan dengan gelar dalam ilmu politik dan minor dalam bahasa Arab ini, Heba ingin mengikuti pendidikan hukum untuk menjadi koresponden politik. (T/Fauziah/R2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Ribuan Warga AS Gelar Aksi Demo Jelang Pelantikan Trump