Paris, MINA – Lembaga pengamat media Reporters Without Borders (RSF) pada Sabtu (12/11) menyuarakan “kemarahan” atas eksekusi mati terhadap jurnalis Ruhollah Zam, yang juga mantan tokoh oposisi yang terlibat dalam protes anti-pemerintah Iran.
Organisasi itu mengatakan telah mengingatkan Kepala Hak Asasi PBB Michelle Bachelet dan Javaid Rehman, pelapor khusus PBB untuk HAM di Iran, sejak 23 Oktober tentang “kemungkinan eksekusi” Zam, demikian Asharq Al-Awsat melaporkan.
Televisi pemerintah Iran mengatakan pada Sabtu pagi bahwa “kontra-revolusioner” Zam telah digantung setelah Mahkamah Agung menguatkan hukumannya karena “beratnya kejahatan” yang dilakukannya terhadap negara.
“RSF marah atas kejahatan baru keadilan Iran ini,” kata organisasi itu di Twitter.
Baca Juga: [POPULER MINA] Kunjungan Trump ke Timteng dan Kelaparan di Gaza
Pengawal Revolusi Iran mengumumkan penangkapan Zam pada Oktober 2019, menuding dia telah “diarahkan oleh dinas intelijen Prancis.”
Televisi pemerintah mengatakan, dia “di bekerja untuk badan intelijen beberapa negara.”
Kelompok hak asasi yang berbasis di London, Amnesty International, dalam sebuah pernyataan setelah putusannya dikonfirmasi, telah menggambarkan Zam sebagai “jurnalis dan pembangkang.”
Dikatakan, hukuman mati itu menandai “peningkatan yang mengejutkan dalam penggunaan hukuman mati sebagai senjata represi.” (T/RI-1/P1)
Baca Juga: Trump Cabut Sanksi Suriah Tanpa Beri Tahu Israel, Tel Aviv Khawatir
Mi’raj News Agency (MINA)