London, 20 Rabi’ul Awwal 1438/20 Desember 2016 (MINA) – Kelompok hak asasi manusia Reprieve yang mengumpulkan data statistik mengatakan bahwa Arab Saudi telah mengeksekusi mati 150 orang atau lebih di tahun ini.
Tahun sebelumnya, Arab Saudi mengeksekusi mati 158 orang terpidana, naik dari 87 orang pada tahun 2014.
Selain itu, menurut Reprieve yang berbasis di Inggris itu, persentase yang tinggi dari mereka yang dieksekusi mati adalah para pembangkang politik, dan individu yang diproses melalui “keamanan negara” dengan kasus disidang di pengadilan rahasia.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Pada bulan Januari saja, Arab Saudi mengeksekusi 47 orang, di antaranya yang menonjol adalah ulama Syiah Sheikh Nimr Al-Nimr, yang memicu pembekuan hubungan diplomatik dengan Iran yang mengakibatkan dilarangnya warga Iran berhaji di Makkah dan Madinah tahun ini.
Reprieve juga menyatakan keprihatinannya tentang praktik Pemerintah Riyadh yang terus memenjarakan dan meratakan hukuman mati bagi remaja.
Salah satu contohnya adalah kasus Ali Al-Nimr, keponakan tereksekusi Sheikh Nimr Al-Nimr.
Ali Al-Nimr berusia 17 tahun ketika ia ditangkap pada 2012 atas tuduhan berpartisipasi dalam demonstrasi ilegal.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Menurut Reprieve, dia dijatuhi hukuman mati penyaliban dan bisa menghadapi hukumannya setiap saat.
Mantan Perdana Menteri Inggris tahun lalu David Cameron menyerukan Arab Saudi untuk menghentikan eksekusi yang direncanakan kepada Ali Al-Nimr dan sejumlah remaja lainnya yang divonis hukuman mati di Arab Saudi.
Reprieve telah meminta Pemerintah Inggris untuk tidak hanya mencari jaminan agar hukuman mati tidak dilakukan, tetapi juga meminta vonis dibatalkan dan tahanan remaja dibebaskan. (T/P001/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata